Minggu, 06 Desember 2009

QIRA’AH SAB’AH

عَنْ حَدِيثِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُمَا سَمِعَا عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ.(رواه البخاري : 4653- صحيح البخاري- بَاب مَنْ لَمْ يَرَ بَأْسًا أَنْ يَقُولَ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَسُورَةُ كَذَا وَكَذَا- الجزء : 15 – صفحة : 459)

Dari hadis Miswar bin Makhramah dan Abdurrahman bin Abdilqari’, bahwa mereka berdua mendengar Umar bin Khaththab berkata : Saya mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al-Furqan pada masa hidupnya Rasulullah saw, kemudian Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Al-Qura’n ini diturunkan atas tujuh huruf, maka bacalah kamu mana yang mudah daripadanya. (HR.Bukhari : 4653, Shahih bukhari, Bab Man lam yara ba’san an yaqula surah Al-Baqarah wa surah- kadza wa kadza, juz 15, hal.459)

Menurut istilah Qira’ah berarti madzhab dalam membaca Al-Quran dari para imam Qurra’ yang masing-masing memiliki perbedaan dalam pengucapan ayat-ayat Al-Quranul Karim, namun semuanya bersandar kepada sanad-sanad yang sampai kepada Rasulullah Saw.

Qira’ah yang mutawatir adalah Qira’ah Sab’ah (Tujuh), yang disampaikan kepada kita oleh para Qurra’ yang huffadz. Mereka menukil qira’at para sahabat yang mendengarkan langsung ayat-ayat Al-Quran dari Rasulullah saw. Imam-imam Qira’ah Sab’ah (Tujuh Qurra’) yang termasyhur adalah :

1. Ibnu Amir (21 – 118 Hijriyah)

2. Ibnu Katsir (45 – 120 Hijriyah)

3. ‘Ashim (… – 128 Hijriyah)

4. Abu ‘Amr (68 – 154 Hijriyah)

5. Nafi’ (70 – 169 Hijriyah)

6. Hamzah (80 – 156 Hijriyah)

7. Al-Kisa’i (119 – 189 Hijriyah)

Adapun qira’ah yang lazim digunakan oleh mayoritas ummat islam (terutama di Indonesia) adalah qira’ah yang diriwayatkan oleh Imam Hafash dari ‘Ashim, yaitu salah seorang dari imam Qira’ah Sab’ah. Hafash adalah Abu Umar Hafsh bin Sulaiman bin Al-Mughirah Al-Bazzaz. Lahir tahun 90 Hijriyah dan wafat tahun 180 Hijriyah. Beliau adalah seorang yang ‘alim dan yang paling tahu tentang qira’at ‘Ashim. Beliau belajar Al-Quran dari ‘Ashim lima ayat-lima ayat seperti cara belajarnya anak kecil.

Cara yang baik mempelajari “Qira’ah sab’ah” adalah dengan cara “TALAQQI MUSYAFAHAH” yaitu langsung kepada seorang guru ahli dengan memperhatikan teori dan praktek melafazkan ayat-ayat Al-Qur’an.

KEPUSTAKAAN

1. Al-Syafi’i, Jalaluddin Al-Syuyuthi, Al-Itqan fi Ulumi Al-Qur’an, Dar Al-Fikr, tanpa tahun.

2. Abdu Al-Fattah Al-Qadhi, Al-Burhan fi Al-Tajwid Al-Qur’an, Kairo, 1375 H/19656 M.,-

3. Alwi Murtadha Muhammad Bashari Mabadi’ Ilmi Al-Tajwid, Ma’had Al-Dirasah Al-Qur’aniah, Malang, cet. Ke-13, 1411H / 1990M.

4. Abu Muhammad Qasim bin Fairah bin Abi Al-Qasim Khalaf bin Ahmad Ar-Ra’ini Asy-syathiby, Sirajul Qari, Mathba’ah At-Taufiq Al-Adabiyah, Mesir, tanpa tahun,-

5. Sa’id, H.A. Hannan, Taisiru Al-Musykilati Fi Qiraati Al-Ayati, Jakarta, 1982,-

6. Sirajuddin. SA. Drs. Ilmu Al-Tajwid (Kaifiyatu Qiraati Al-Qur’anu Al-Karim), Ikhwan, Jakarta, 1994,-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar