Selasa, 13 Maret 2012

MESJID

Masjid ( مَسْجِد ) -dengan harakat kasrah pada huruf jim- dalam bahasa Arab disebut isim makan” (keterangan tempat) yang dikembangkan dari kataسَجَدَ يَسْجُدُ سُجُودًا artinya bersujud. Maka arti kataمَسْجِد adalah tempat bersujud, dan bentuk jamaknya adalah مَسَاجِد . Sabda Nabi :

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا. (رواه احمد : 6968 – مسند احمد – المكتبة الشاملة – باب مسند ابي هريرة رضي الله عنه- الجزء : 15- صفحة : 9)

Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Azzuhri] dari [Abu Hurairah] dan sanadnya sampai kepada nabi saw : Dijadikan bumi bagiku sebagai mesjid (tempat sujud) dan alat bersuci. (HR.Ahmad : 6968, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab musnad Abu Hurairah ra, juz : 15, hal.9)

Menurut istilah, masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat berjama’ah, dzikir, membaca Al-Quran dan ibadah lainnya, baik di dalamnya diadakan shalat jum’at atau tidak.

Keutamaan Mendirikan Mesjid

Keutamaan membangun sebuah mesjid yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah dalam surga. Hadits Nabi :

حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو أَنَّ بُكَيْرًا حَدَّثَهُ أَنَّ عَاصِمَ بْنَ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عُبَيْدَ اللَّهِ الْخَوْلَانِيَّ يَذْكُرُ أَنَّهُ سَمِعَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ عِنْدَ قَوْلِ النَّاسِ فِيهِ حِينَ بَنَى مَسْجِدَ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ قَدْ أَكْثَرْتُمْ وَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ تَعَالَى قَالَ بُكَيْرٌ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ.(رواه مسلم : 828 – صحيح مسلم – المكتبة الشاملة - بَاب فَضْلِ بِنَاءِ الْمَسَاجِدِ وَالْحَثِّ عَلَيْهَا – الجزء : 3- صفحة : 129)

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa’id Al-Aili] dan [Ahmad bin ‘Isa] mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab], telah mengabarkan kepadaku [‘Amr], bahwa Bukair telah menceritakan kepadanya, bahwa Ashim bin Amr bin Qatadah telah menceritakan kepadanya, bahwasanya ia telah mendengar Ubaidillah Al-Khaulani menyebutkan bahwa ia telah mendengar Utsman bin Affan, dia berujar kepada orang banyak ketika membangun mesjid Rasulullah saw, : Kalian sekarang telah banyak, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi saw bersabda : Barangsiapa membangun sebuah mesjid karena Allah Ta’aala -Bukair berkata : Aku mengira bahwa beliau bersabda- : Dengan mengharapkan keridhaan, maka Allah akan membangun pula untuknya sebuah rumah dalam surga. (HR.Muslim : 828, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Fadhli binaail masajid wal Hatstsu ‘alaihaa, juz : 3, hal. 129)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ جَابِرٍ عَنْ عَمَّارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ.(رواه احمد : 2050 – مسند احمد- المكتبة الشاملة- بَاب بداية عبد الله بن عباس– الجزء : 5-صفحة : 82)

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja’far], telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Jabir] dari [Ammar] dari [Sa’id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda : Barangsiapa membangun sebuah mesjid karena Allah, walaupun hanya sebesar sarang burung yang dibuatnya untuk tempat telurnya, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah dalam surga. (HR.Ahmad : 2050, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Bidayah Abdullah bin Abbas, juz : 5, hal. 82)

Memelihara Mesjid

Mesjid-mesjid itu adalah tempat ibadah, sehingga wajib dipelihara dari segala macam kotoran dan bau-bau yang tidak menyenangkan. Hadits Nabi :

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ وَهُوَ عَمُّ إِسْحَقَ.... قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ.(رواه مسلم : 429 - صحيح مسلم – المكتبة الشاملة -بَاب وُجُوبِ غَسْلِ الْبَوْلِ وَغَيْرِهِ مِنْ النَّجَاسَاتِ – الجزء : 2- صفحة : 133)

Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin harb], telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus Al-Hanafi], telah menceritakan kepada kami [‘Ikrimah bin ‘Ammar], telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abu Thalhah], telah menceritakan kepaedaku [Anas bin Malik], yaitu pamannya [Ishaq]….Rasulullah saw bersabda : Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas untuk tempat kencing dan kotoran, karena ia hanya untuk dzikrullah, shalat dan membaca Al-Qur’an.(HR.Muslim : 429, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab wujubu ghaslil bauli wa ghairihii minan najaasaati, juz : 2, hal. 133)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ.(رواه ابو داود : 384 – سنن ابو داود– المكتبة الشاملة -بَاب اتِّخَاذِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ– الجزء : 2- صفحة : 41)

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-‘Ala’], telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Zaid] dari [Hisyam bin Urwah], dari ayahnya, dari ‘Aisayah, ia berkata : Rasulullah saw memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.(HR.Abu Dawud : 384, Sunan Abu Dawud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Ittikhadzul masjidi fidduari, juz : 2, hal. 41)

Menghias Mesjid

حَدَّثَنَا مُعَاذُ بن الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بن سَلَمَةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلابَةَ عَنْ أَنَسٍ وَعَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ بِالْمَسَاجِدِ. .(رواه الطبراني : 751- المعجم الكبير للطبراني– المكتبة الشاملة –باب/ الجزء : 1- صفحة : 315)

Telah menceritakan kepada kami [Muadz bin Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdillah Al-Khuza’i], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dari [Abu Qlabah], dari [Anas], ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidak akan datang hari kiamat, hingga orang-orang berlomba-lomba menghias mesjid. (HR. Thabrani : 751, Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thabrani, Asy-Syamilah, bab/ juz : 1, hal. 315)

حدثنا محمد بن عمرو بن العباس حدثنا سعيد بن عامر ، عن أبي عامر الخزاز قال أبو قلابة الجرمي : انطلقنا مع أنس... قال : إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : يأتي على الناس زمان يتباهون بالمساجد لا يعمرونها إلا قليلا. (رواه ابن خزيمة : 1257- صحيح ابن خزيمة– المكتبة الشاملة- باب كراهة التباهي في بناء المساجد-–– الجزء : 5- صفحة : 125)

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amr bin Abbas], telah menceritakan kepada kami [Sa’id bin Amir] dari [Abu Amir Al-Khaza’i], [Abu Qilabah Al-Jurmi] berkata : Kami pergi bersama [Anas], ia berkata : bahwa Rasulullah saw bersabda : Akan datang suatu masa, dimana orang-orang hanya suka berlomba-lomba menghias mesjid, tetapi tidak memakmurkannya kecuali hanya sedikit. (HR. Ibnu Khuzaimah : 1257, Shahih Ibnu Khuzaimah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Karahiyat Tabaaha fii binais masajid, juz : 5, hal. 125)

Keistimewaan Bagi Umat Nabi Muhammad

Di antara keistimewaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad saw adalah menjadikan “bumi” sebagai alat bersuci dan mesjid. Oleh sebab itu, kaum muslimin yang menemui waktu shalat, dapat langsung mengerjakan shalat pada waktu itu juga dan dimana-pun berada. Hadits Nabi :

حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ ثُمَّ قَالَ حَيْثُمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلِّ وَالْأَرْضُ لَكَ مَسْجِدٌ. .(رواه البخاري : 3172- صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى وَوَهَبْنَا لِدَاوُدَ – الجزء : 11- صفحة : 237)

Telah menceritakan kepadaku [Amr bin Hafash], telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami [Al-A’masy], telah menceritakan kepada kami [Ibrahim At-Taimi], dari ayahnya, dari [Abu Dzar ra], ia berkata : Saya bertanya : Wahai Rasulullah! Mesjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi ini? Beliau menjawab : Mesjidil haram. Saya bertanya lagi : Lalu yang mana? Beliau menjawab : Mesjidil Aqsha. Saya bertanya lagi : Berapa lama jarak antara keduanya itu? Beliau menjawab : Empat puluh tahun. Kemudian beliau bersabda : Di tempat manapun waktu shalat menemui kamu, maka shalatlah disana, karena bumi bagimu adalah mesjid (tempat sujud). (HR. Bukhari : 3172, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babqauluhuu ta’aalaa wawahabnaa Lidaawuuda…., juz : 11, hal. 237)

Mesjid-Mesjid Yang Lebih Utama

حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى.(رواه البخاري : 1115- صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب فَضْلِ الصَّلَاةِ فِي مَسْجِدِ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ – الجزء : 4- صفحة : 376)

Telah menceritakan kepada kami [Ali], telah menceritakan kepada kami [Sufyan], dari [Az-Zuhri] dari [Sa’id] dari [Abu Hurairah] dari Nabi saw, beliau bersabda : Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram, Masjidil Rasul saw, dan Masjidil Aqsha. (HR. Bukhari :1115, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab fadhlish shalaati fii mesjidi Makkah wal-madinati, juz : 4, hal.376)

حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ أَنْبَأَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ. (رواه ابن ماجه : 1396 – سنن ابن ماجه – المكتبة الشاملة - بَاب مَا جَاءَ فِي فَضْلِ الصَّلَاةِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – الجزء : 4- صفحة : 323)

Telah menceritakan kepada kami [Isma’il bin Asad], telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Adi, telah menceritakan kepada kami [Ubaidillah bin Amr] dari [Abdulkarim] dari [‘Atha’] dari [Jabir], bahwa Rasulullah saw bersabda : Shalat di mesjidku (Mesjid Nabawi di Madinah) lebih baik dari 1000 (seribu) kali shalat dibanding dengan shalat dilainnya, kecuali di mesjidil Haram; sedangkan shalat di masjidil Haram adalah lebih baik dari 100.000 (seratus ribu) kali shalat dibanding dengan shalat dilainnya. (HR.Ibnu Majah : 1396, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Maajaa-a fii fadhlish shalati fil-Masjidil haram wa masjidin nabawi saw, juz : 4,hal. 323)

حدثنا عبد الله بن يوسف ، أخبرنا أبو محمد عبد الله بن محمد بن إسحاق الفاكهي ، حدثنا أبو يحيى بن أبي مَسَرَّة ، حدثنا أبي ، حدثنا إبراهيم بن أبي حية ، عن عثمان بن الأسود ، عن مجاهد ، عن جابر بن عبد الله ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : صلاةٌ في المسجد الحرام مِائةُ ألفِ صلاةٍ وصلاة في مسجدي ألفُ صلاةٍ وفي بيت المقدس خمسُمائَةِ صلاةٍ.(رواه البيهقي : 3986 – شعب الإيمان للبيهقي – المكتبة الشاملة – باب صلاة في المسجد الحرام- الجزء : 9 – صفحة : 178)

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf], telah mengabarkan kepada kami [Abu Muhammad, yaitu Abdullah bin Muhammad bin Ishaq Al-faqihi], telah menceritakan kepada kami [Abu Yahya bin Abi Masarrah], telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abi Hayyah] dari [Utsman bin Al-Aswad] dari [Mujahid] dari [Jabir bin Abdillah], ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Shalat di mesjidil Haram sama nilainya dengan seratus ribu (100.000) kali shalat, shalat di mesjidku (mesjid Nabawi di Madinah) sama nilainya dengan seribu (1000) kali shalat, sedangkan shalat di mesjidil Aqsha (di Baitul Maqdis) sama nilainya dengan shalat limaratus (500) kali shalat. (HR.Baihaqi : 3986, Syu’abul iman Lil-Baihaqiy, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab shalat fii masjidil haram, juz : 9, hal. 178)

Keutamaan Pergi Ke Mesjid

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ.(رواه البخاري : 622- صحيح البخاري – المكتبة الشاملة -بَاب فَضْلِ مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَمَنْ رَاحَ – الجزء : 3- صفحة : 54)

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdillah], ia berkata : Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], ia berkata : telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutharraf] dari [Yazid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar], dari [Abu Hurairah], dari Nabi saw bersabda : Barangsiapa yang datang ke mesjid di pagi dan sore hari, maka Allah menyediakan baginya tempat dalam surga setiap kali dia berangkat ke mesjid di pagi dan sore hari. (HR.Bukhari : 622, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab fadhli man Ghadaa ilal masjidi waman raaha, juz : 3, hal.54)

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسَاجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ .الْآيَةَ. (رواه ابن ماجه : 794– سنن ابن ماجه – المكتبة الشاملة -بَاب لُزُومِ الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارِ الصَّلَاةِ– الجزء : 3- صفحة : 25)

Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa’ad] dari [Amr bin Harits] dari [Darraj] dari [Abil Hutsaim] dari [Abu sa’id], dari Rasulullah saw, beliau bersabda : Jika kamu melihat seseorang biasa mendatangi mesjid, maka bersaksilah bahwa ia adalah seorang yang benar-benar beriman. Allah Ta’alaa berfirman : Bahwa yang suka meramaikan mesjid-mesjid Allah itu hanyalah orang yang beriman kepada Allah…. (HR.Ibnu Majah : 794, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Luzuumil masjid wantizhari shalaati, juz : 3,hal.25)

حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ عَدِيٍّ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً.(رواه مسلم : 1070 - صحيح مسلم – المكتبة الشاملة -بَاب الْمَشْيِ إِلَى الصَّلَاةِ تُمْحَى بِهِ الْخَطَايَا وَتُرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتُ– الجزء : 3- صفحة : 418)

Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur], telah mengabarkan kepada kami [Zakaria bin ‘Adi], telah mengabarkan kepada kami [Ubaidillah], yaitu [Ibnu Amr] dari [Zaid bin Abi Unaisah] dari [Adi bin Tsabit, dari [Abu Hazim Al-Asy-ja’i], dari [Abu Hurairah], ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, lalu berjalan ke satu rumah (mesjid) dari rumah-rumah (mesjid-mesjid) Allah, untuk menunaikanm suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang ditetapkan Allah, maka salah satu dari tiap-tiap langkahnya itu akan menghapuskan dosa, serta yang satunya lagi akan mengangkat derajat martabatnya.(HR.Muslim : 1070, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babulmasyyi ilal masjidi tumhaa bihil khathayaa wa turfa’u bihid darajaat, juz : 3, hal. 418)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَلِيِّ بن شُعَيْبٍ السِّمْسَارُ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بن خِدَاشٍ ح، وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بن إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِيُّ، قَالا: حَدَّثَنَا صَالِحٌ الْمُرِّيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مَسْعُودٍ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، قَالَ: كَتَبَ سَلْمَانُ إِلَى أَبِي الدَّرْدَاءِ يَا أَخِي لِيَكُنِ الْمَسْجِدُ بَيْتَكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: الْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ وَقَدْ ضَمِنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَنْ كَانَ الْمَسَاجِدُ بُيُوتَهُ الرَّوْحَ وَالرَّحْمَةَ وَالْجَوَازَ عَلَى الصِّرَاطِ.(رواه الطبراني : 6020- المعجم الكبير للطبراني - المكتبة الشاملة –بَاب /الجزء : 2- صفحة :67)

Telah menceritakan kepada kami [Abu Mas’ud Al-Jurairi] dari [Abu Utsman] ia berkata : Salman mengirim surat kepada [Abu Darda’] : Wahai saudaraku, “Jadikanlah mesjid sebagai rumahmu”, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : Mesjid itu adalah rumah setiap orang yang bertakwa. Allah ‘Azza Wa Jalla memberi jaminan kepada orang yang menganggap mesjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan, rahmat dan kemampuan melintasi jembatan menuju ke surga. (HR. Thabrani : 6020, Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thabrani, Asy-Syamilah, bab/Juz : 2, hal. 67)

Bicara Dalam Mesjid

Boleh bicara dalam mesjid, selama yang dibicarakan itu adalah hal yang dibolehkan oleh agama. Hdits Nabi :

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ قُلْتُ لِجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لَا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.(رواه مسلم : 4286 -صحيح مسلم – المكتبة الشاملة -بَاب تَبَسُّمِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُسْنِ عِشْرَتِهِ – الجزء :11- صفحة : 461)

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin yahya], telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Sammak bin Harb], ia berkata : Aku bertanya kepada [Jabir bin Samurah] : Apakah engkau pernah duduk bersama Rasulullah saw? Jabir menjawab : Ya, sering. Jabir bin Samurah berkata : Rasulullah saw tidak berdiri meninggalkan tempat shalatnya di waktu shalat shubuh hingga matahari terbit. Apabila matahari sudah terbit baru beliau berdiri untuk pulang. Jabir berkata : Sementara orang-orang mempercakapkan peristiwa-peristiwa yang mereka alamai di masa Jahiliyah. Kadang-kadang mereka tertawa, dan Nabi saw-pun ikut tersenyum. (HR.Muslim : 4286, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babu Tabassumihii saw wa Husni ‘Isyratihii, juz : 11, hal. 461)

Tidur dan Makan Dalam Mesjid

حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كُنَّا فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَنَامُ فِي الْمَسْجِدِ نَقِيلُ فِيهِ وَنَحْنُ شَبَابٌ.(رواه احمد : 4378 - مسند احمد- المكتبة الشاملة- بَاب مسندعبد الله بن عمرو– الجزء : 9-صفحة : 414)

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris], telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi’], dari [Ibnu Umar], ia berkata : Kami pada masa Rasulullah saw, biasa tidur dan istirahat di dalam mesjid, pada waktu itu kami masih muda-muda. (HR.Ahmad : 4378, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Musnad Abdullah bin Amr, juz : 9, hal. 414)

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ زِيَادٍ الْحَضْرَمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ الزُّبَيْدِيَّ يَقُولُ :كُنَّا نَأْكُلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ. (رواه ابن ماجه : 3291 - سنن ابن ماجه – المكتبة الشاملة -بَاب الْأَكْلِ فِي الْمَسْجِدِ– الجزء : 10- صفحة : 30)

Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Ziyad Al-Hadhrami], bahwa ia mendengar [Abdullah bin Harits bin Jaz-I Az-Zubaidi] berkata : Kami pada masa Rasulullah saw pernah makan roti dan daging dalam mesjid. (HR.Ibnu Majah : 3291, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babul Akli fil-Masjidi, juz : 10, hal.30)

Jual Beli Dalam Mesjid

Tidak diboleh melakukan jual beli dalam mesjid sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi berikut ini :

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ خُصَيْفَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُولُوا لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَنْشُدُ فِيهِ ضَالَّةً فَقُولُوا لَا رَدَّ اللَّهُ عَلَيْكَ. (رواه الترمذي : 1242- سنن الترمذي– المكتبة الشاملة – بَاب النَّهْيِ عَنْ الْبَيْعِ فِي الْمَسْجِدِ – الجزء : 5- صفحة :151)

Telah menceritakan kepada kami [Al-Hasan bin Ali Al-Khallal], telah menceritakan kepada kiami [‘Arim], telah menceritakan kepada kiami [Abdul Aziz bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Khushaifah] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah saw bersabda : Apabila kalian melihat seorang yang berjual beli di mesjid, maka ucapkanlah : Semoga Allah tidak akan menguntungkan daganganbmu. Dan apabila kalian melihat seorang yang mencari barangnya yang hilang, maka ucapkanlah “ Semoga Allah tidak mengembalikan barangnya itu kepadamu. (HR.Tirmidzi : 1242, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babun Nahyi anil bai’u fil Masjidi, juz : 5, hal. 151)

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الشِّرَاءِ وَالْبَيْعِ فِي الْمَسْجِدِ وَأَنْ تُنْشَدَ فِيهِ ضَالَّةٌ وَأَنْ يُنْشَدَ فِيهِ شِعْرٌ وَنَهَى عَنْ التَّحَلُّقِ قَبْلَ الصَّلَاةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ.(رواه ابو داود : 911– سنن ابو داود– المكتبة الشاملة -بَاب التَّحَلُّقِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ – الجزء : 3- صفحة :280)

Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu ‘Ajlan] dari [ASmr bin Syua’aib] dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw melarang jual beli dalam mesjid, mencari barang hilang, dan membacakan syair. Dan beliau juga melarang berkerumun sebelum shalat pada hari jum’at.(HR.Abu Dawud : 911, Sunan Abu Dawud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babut Tahalluq yaumal jum’ati qablashshalati, juz : 3, hal. 280)

Dalam kitab Faydhul Qadir ditegaskan, bahwa larangan jual beli di dalam mesjid hukumnya adalah makruh tanzih[1]

Membacakan Syair

Membacakan syair yang dilarang di dalam mesjid adalah syair yang mengandung ejekan terhadap orang islam, sanjungan terhadap orang zalim atau syair yang terdapat kata-kata cabul. Tetapi syair yang mengandung kata-kata hikmah, pujian-pujian atau anjuran berbuat baik, maka dibolehkan berdasarkan hadits berikut :

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ مَرَّ عُمَرُ فِي الْمَسْجِدِ وَحَسَّانُ يُنْشِدُ فَقَالَ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيهِ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ قَالَ نَعَمْ.(رواه البخاري : 2973 - صحيح البخاري – المكتبة الشاملة -بَاب ذِكْرِ الْمَلَائِكَةِ – الجزء : 10- صفحة : 489)

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdillah], telah menceritakan [Sufyan], telah menceritakan kepada kami [Az-Zuhri] dari [Sa’id bin Al-Musayyab], ia berkata : [Umar] berjalan di dalam mesjid, sedangkan [Hassan] sedang bersyair. (Umar mencelanya), maka Hassan-pun berkata : Aku pernah bersyair di dalam mesjid, dan saat itu di dalamnya ada orang yang lebih baik dari engkau (Maksudnya adalah Nabi Muhammad saw). Kemudian Hassan menoleh kepada [Abu Hurairah] seraya berkata : Aku bertanya kepadamu dengan bersumpah atas nama Allah, apakah engkau pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : Kabulkanlah doaku ini ya Allah, kuatkanlah dia (Hassan) dengan bantuan ruhul Qudus (malaikat Jibril). Abu Hurairah-pun menjawab : Ya, benar. (HR.Bukhari : 2973, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babu dzikril Malaikah, juz : 10, hal.489)

Mengeraskan Suara Dalam Mesjid

Mengeraskan suara yang dapat mengganggu orang-orang yang sedang shalat di dalam mesjid adalah haram, berdasarkan hadits Nabi :

قَالَ قَرَأْتُ عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ : مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ التَّمَّارِّ عَنِ الْبَيَاضِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى النَّاسِ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَقَدْ عَلَتْ أَصْوَاتُهُمْ بِالْقِرَاءَةِ فَقَالَ إِنَّ الْمُصَلِّي يُنَاجِي رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَلْيَنْظُرْ مَا يُنَاجِيهِ وَلَا يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ بِالْقُرْآنِ.(رواه احمد : 18249 - مسند احمد- المكتبة الشاملة- بَاب حديث الْبَيَاضِيِّ رضي الله عنه- الجزء : 39-صفحة : 19)

(Imam Ahmad) berkata : Aku telah membacakan kepada [Abdurrahman bin Mahdi] : [Malik] dari [Yahya bin Sa’id], dari [Muhammad bin Ibrahim At-Taimi] dari [Abu Hazim At-Tammar] dari [Al-Bayaadhiy], bahwa Rasulullah saw menemui para sahabatnya, dan saat itu mereka sedang menunaikan shalat, sedangkan suara bacaan mereka meraung tinggi/keras. Maka beliau-pun bersabda : Seorang yang menunaikan shalat pada hakekatnya sedang bermunajat kepada Tuhyannya ‘Azza Wa Jalla. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang mencermati sesuatu (doa) yang dibacanya, dan janganlah seseorang diantara kalian mengeraskan bacaan terhadap saudaranya yang lain. (HR.Ahmad : 18249, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Hadits Al-Bayaadhi ra, juz : 39, hal. 19)

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ اعْتَكَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَسَمِعَهُمْ يَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ فَكَشَفَ السِّتْرَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ قَالَ فِي الصَّلَاةِ.(رواه ابو داود : 1135 - سنن ابو داود– المكتبة الشاملة -بَاب فِي رَفْعِ الصَّوْتِ بِالْقِرَاءَةِ – الجزء : 4- صفحة :102)

Telah menceritakan kepada kami [Al-hasan bin Ali], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq], telah menmgabarkan kepada kami [Ma’mar] dari [Ismai’l bin Umayyah] dari [Abu Salamah] dari [Abi Sa’id], ia berkata : Rasulullah saw beriktikaf di mesjid, lalu beliau mendengar suara bacaan mereka (para sahabat) mengeraskan bacaan (Al-quran) mereka, kemudian beliau membuka tirai seraya bersabda : Ketahuilah, sesungguhnya kalian tengah berdialog dengan Tuhannya, oleh karena itu, janganlah sebagian yang satu mengganggu sebagian yang lain, dan janganlah pula sebagian yang satu mengeraskan terhadap sebagian yang lain dalam membaca (Al-Quran) atau dalam shalatnya.(HR.Abu Dawud : 1135, Sunan Abu Dawud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab fii raf’sh shawti bil-Qiraa-ati, juz : 4, hal. 102)



[1] . فيض القدير شرح الجامع الصغير المناوي من أحاديث البشير النذير للعلامة محمد عبد الرؤوف المناوي ضبطه وصححه احمد عبد السلام الجزء الاول حرف الهمزة جميع الحقوق محفوظة لدار الكتب العلمية بيروت - لبنان الطبعة الاولى 1415 ه - 1994 م

DOA RASULULLAH SAW

اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا

Ya Allah, berilah cahaya dalam hatiku, cahaya di lidahku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, berilah aku cahaya. Aamiin