Saudaraku, salah satu ukuran keimanan seseorang adalah “KEBERSIHAN”. Tambah tinggi perhatiannya terhadap kebersihan, berarti tambah tinggi pula kadar keimanan sesorang. Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Bersih hati, perbuatan dan perkataan dari noda/kotoran dan dosa. Kebersihan rohani semestinya selalu dipersandingkan dengan kebersihan jasmani, yaitu bersih badan, pakaian, kamar mandi, tempat tidur, ruang tamu, halaman rumah dan pekarangan sekeliling rumah tempat tinggal. Renungkan hadits berikut :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ إِلْيَاسَ عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي حَسَّانَ قَال سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أُرَاهُ قَالَ أَفْنِيَتَكُمْ وَلَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ.(رواه الترمذي : 2723 – سنن الترمذي _ المكتبة الشاملة - بَاب مَا جَاءَ فِي النَّظَافَةِ – الجزء : 9 – صفحة : 488)
Dari Shalih bin Abi Hassan, ia berklata :Aku pernah mendengar Sa’id bin Al-Musaayyab berkata : Sesungguhnya Allah itu Maha baik suka kepada kebaikan, Maha bersih suka kepada kebersihan, Maha mulia suka kepada kemuliaan, Maha pemurah suka kepada kemurahan dan; untuk itu BERSIHKANLAH DIRI KALIAN. Aku mengira, dia berkata : “BERSIHKANLAH PEKARANGAN KALIAN”, dan janganlah kalian menyerupai orang yahudi. (HR.Tirmidzi : 2723, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz : 9, hal. 488)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرِ بْنِ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ فِرَاشَهُ فَلْيَنْزِعْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ ثُمَّ لِيَنْفُضْ بِهَا فِرَاشَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا حَدَثَ عَلَيْهِ بَعْدَهُ ثُمَّ لِيَضْطَجِعْ عَلَى جَنْبِهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ لِيَقُلْ بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا حَفِظْتَ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ. (رواه احمد : 9091 - مسند احمد – المكتبة الشاملة – حديث مسند ابي هريرة رضي الله عنه – الجزء : 19 – صفحة : 134)
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang dari kalian ingin tidur, hendaklah ia melepas sarungnya, LALU DENGANNYA IA KIBAS-KIBASKAN KE TEMPAT PERADUANNYA (kasurnya), karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalannya, setelah itu hendaklah ia rebahkan tubuhnya di atas rusuk sebelah kanan dengan membaca doa :
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا حَفِظْتَ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.
(dengan menyebut nama-Mu wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan menyebut nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan ruhku (mewafatkannya), maka kucurkanlah rahmat baginya. Dan apabila Engkau melepasnya, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihari hamba-hamba-Mu yang shalih). (HR.Ahmad : 9091, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab hadits musnad Abu Hurairah, juz : 19, hal. 134)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ قَالَا أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْتِيَ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ.(رواه مسلم : 1393- صحيح مسلم- المكتبة الشاملة - الجزء : 4- صفحة : 304)
Dari [Abdullah], ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah aw bersabda : Jika seorang dari kalian ingin mendatangi (shalat) Jum’at, MAKA HENDAKLAH DIA MANDI. (HR Muslim : 1393, Shahih Muslim Al-Maktabah Asy-Syamilah, babush-shalati, juz 4, ha, 304)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بن يَحْيَى الْحُلْوَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَتِيقُ بن يَعْقُوبَ الزُّبَيْرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بن قُدَامَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الأَغَرِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ، ويَقُصُّ شَارِبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، قَبْلَ أَنْ يَرُوحَ إِلَى الصَّلاةِ.(رواه الطبراني : 333 - المعجم الكبير للطبراني – المكتبة الشاملة – باب قطعة من المفقود - الجزء : 19 – صفحة : 140)
Dari [Abu Hurairah] BAHWA RASULULLAH SAW MEMOTONG KUKU DAN MENGGUNTING KUMIS PADA HARI JUM’AT SEBELUM BERANGKAT SHALAT. (HR.Thabrani : 333, Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thabrani, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qith’atun minal Mafqud, juz :19, hal. 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar