Selasa, 31 Januari 2012
DOA TIDAK DIKABULKAN KARENA HATI MATI
Kamis, 26 Januari 2012
HAK-HAK ALLAH DAN HAK HAMBA
Saudaraku, apabila seorang hamba menjaga Hak-hak Allah, yaitu beribadah hanya kepada-Nya, taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka Allah akan menjaga hamba itu, dengan memberikan hak-haknya, yaitu dijauhkan dari azab, diberikan ampunan, dikucurkan rahmat dan diberi pertolongan dalam menghadapi berbagai masalah di dunia untuk meraih kebahagian jangka panjang yang abadi. Demikianlah “Al-Jaza’ Min Jinsil ‘Amal”, yaitu balasan sesuai dengan amal perbuatan. Renungkan firman Allah dan hadits berikut ini :
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ سَمِعَ يَحْيَى بْنَ آدَمَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَالَ يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ - قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ - قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا - فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا. (رواه البخاري : 2644 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب اسْمِ الْفَرَسِ وَالْحِمَارِ- الجزء : 9 – صفحة : 459)
Dari sahabat Muadz ra, aku membonceng di belakang Rasulullah saw di atas seekor keledai yang diberi nama ‘Ufair, lalu Rasulullah bertanya : Wahai Muadz, tahukah engkau apa hak Allah terhadap hamba-Nya, dan apa hak hamba terhadap Allah? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda : Sesungguhnya hak Allah atas hamba-Nya, yaitu agar mereka beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan hak hamba atas Allah yaitu Allah tidak akan mengadzab mereka selama tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Kemudian aku (Muadz) : Wahai Rasulullah, Apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia ? Rasulullah menjawab : Jangan engkau kabarkan kepada mereka, karena mereka nanti akan berpasrah saja. (tidak akan berlomba-lomba memperbanyak amalan). (HR.Buklhari : 2644, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babusmil faras wal-Himar, juz : 9, hal. 459)
حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَجَّاجِ عَنْ حَنَشٍ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ رَكِبَ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ إِنِّي مُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ وَإِذَا سَأَلْتَ فَلْتَسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ. (رواه احمد : 2537 – مسند احمد : المكتبة الشاملة – باب بداية مسند عبد الله بن عباس – الجزء : 6 – صفحة : 69)
Dari Abdullah bin Abbas bahwa ia menceritakan kepadanya, pada suatu hari ia membonceng di belakang Rasulullah saw, lal beliau bersabda kepadanya : Wahai anakku, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah niscaya DIA akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Seandainya umat ini bersatu untuk member manfaat kepadamu niscaya mereka tidak akan mampu member manfaat kepada kecualu yang telah ditetapkan oleh Allah. Dan Seandainya umat ini bersatu untuk mencelakakan kamu niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakan kamu kecuali yang telah ditetapkan oleh Allah kepadamu. Pena telah dianglkat dan lembaran telah kering. (HR.Ahmad : 2537, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab bidayah Musnad Abdullah bin Abbas, juz : 6, hal. 69)
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (40)
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu, dan PENUHILAH JANJIMU KEPADA-KU[42], NISCAYA AKU PENUHI JANJI-KU KEPADAMU; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (QS.Al-Baqarah : 40)
[42] Janji Bani Israil kepada Tuhan Ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada rasul-rasul-Nya di antaranya Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana yang tersebut di dalam Taurat.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ (152)
152. KARENA ITU, INGATLAH KAMU KEPADA-KU NISCAYA AKU INGAT (PULA) KEPADAMU[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS.Al-Baqarah : 152)
[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7)
7. Hai orang-orang mukmin, JIKA KAMU MENOLONG (AGAMA) ALLAH, NISCAYA DIA AKAN MENOLONGMU dan meneguhkan kedudukanmu. (QS.Muhammad : 7)
Rabu, 25 Januari 2012
SUAMI ISTERI TELADAN
Gembaran keharmonisan kehidupan Rasulullah saw beserta sang isteri ‘AISYAH ra, dapat kit baca antara lain dalam hadits berikut :
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كُنْتُ أَتَعَرَّقُ الْعَرْقَ فَيَضَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاهُ حَيْثُ وَضَعْتُ وَأَنَا حَائِضٌ وَكُنْتُ أَشْرَبُ مِنْ الْإِنَاءِ فَيَضَعُ فَاهُ حَيْثُ وَضَعْتُ وَأَنَا حَائِضٌ. (رواه النسائي : 69 – سنن النسائي – المكتبة الشاملة - بَاب سُؤْرِ الْحَائِضِ – الجزء : 1- صفحة : 126)
Dari Aisyah ra, ia berkata : Aku pernah mengigit sepotong daging yang bertulang, lalu Rasulullah saw meletakkan mulutnya ditempat bekas mulutku, padahal aku sedang haidl.aku juga pernah minum dari suatu wadah, lalu beliau meletakkan mulutnya di tempat bekas mulutku. (HR. An-Nasi : 69, Sunan A-Nasai, Al-Maktabah Asy-SAyamilah, bab su’ril haidl, juz :1, hal. 126)
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كُنْتُ أُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا حَائِضٌ. (رواه النسائي : 276 -سنن النسائي – المكتبة الشاملة -بَاب غَسْلِ الْحَائِضِ رَأْسَ زَوْجِهَا – الجزء : 1- صفحة : 454)
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : AKU PERNAH MENYISIR RAMBUT RASULULLAH SAW, PADAHAL AKU SEDANG HADI. (HR. An-Nasi : 276, Sunan A-Nasai, Al-Maktabah Asy-SAyamilah, bab ghaslil haaidl ra’sa zaujihaa, juz :1, hal. 454)
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنِي سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنِي مَنْصُورٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْنِي إِلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ فَأَغْسِلُهُ وَأَنَا حَائِضٌ. (رواه النسائي : 384-سنن النسائي – المكتبة الشاملة -بَاب غَسْلِ الْحَائِضِ رَأْسَ زَوْجِهَا – الجزء : 2- صفحة : 127)
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : Rasulullah saw pernah mendekatkan kepalanya kepadaku, padahal ia sedang I’tikaf di masjid, maka aku membasuhnya sedangkan aku dalam keadaan haid. (HR. An-Nasi : 384, Sunan A-Nasai, Al-Maktabah Asy-SAyamilah, bab ghaslil haaidl ra’sa zaujihaa, juz :2, hal. 127)
MENJAGA KEBERSIHAN
Saudaraku, salah satu ukuran keimanan seseorang adalah “KEBERSIHAN”. Tambah tinggi perhatiannya terhadap kebersihan, berarti tambah tinggi pula kadar keimanan sesorang. Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Bersih hati, perbuatan dan perkataan dari noda/kotoran dan dosa. Kebersihan rohani semestinya selalu dipersandingkan dengan kebersihan jasmani, yaitu bersih badan, pakaian, kamar mandi, tempat tidur, ruang tamu, halaman rumah dan pekarangan sekeliling rumah tempat tinggal. Renungkan hadits berikut :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ إِلْيَاسَ عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي حَسَّانَ قَال سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أُرَاهُ قَالَ أَفْنِيَتَكُمْ وَلَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ.(رواه الترمذي : 2723 – سنن الترمذي _ المكتبة الشاملة - بَاب مَا جَاءَ فِي النَّظَافَةِ – الجزء : 9 – صفحة : 488)
Dari Shalih bin Abi Hassan, ia berklata :Aku pernah mendengar Sa’id bin Al-Musaayyab berkata : Sesungguhnya Allah itu Maha baik suka kepada kebaikan, Maha bersih suka kepada kebersihan, Maha mulia suka kepada kemuliaan, Maha pemurah suka kepada kemurahan dan; untuk itu BERSIHKANLAH DIRI KALIAN. Aku mengira, dia berkata : “BERSIHKANLAH PEKARANGAN KALIAN”, dan janganlah kalian menyerupai orang yahudi. (HR.Tirmidzi : 2723, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz : 9, hal. 488)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرِ بْنِ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ فِرَاشَهُ فَلْيَنْزِعْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ ثُمَّ لِيَنْفُضْ بِهَا فِرَاشَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا حَدَثَ عَلَيْهِ بَعْدَهُ ثُمَّ لِيَضْطَجِعْ عَلَى جَنْبِهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ لِيَقُلْ بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا حَفِظْتَ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ. (رواه احمد : 9091 - مسند احمد – المكتبة الشاملة – حديث مسند ابي هريرة رضي الله عنه – الجزء : 19 – صفحة : 134)
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang dari kalian ingin tidur, hendaklah ia melepas sarungnya, LALU DENGANNYA IA KIBAS-KIBASKAN KE TEMPAT PERADUANNYA (kasurnya), karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalannya, setelah itu hendaklah ia rebahkan tubuhnya di atas rusuk sebelah kanan dengan membaca doa :
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا حَفِظْتَ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.
(dengan menyebut nama-Mu wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan menyebut nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan ruhku (mewafatkannya), maka kucurkanlah rahmat baginya. Dan apabila Engkau melepasnya, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihari hamba-hamba-Mu yang shalih). (HR.Ahmad : 9091, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab hadits musnad Abu Hurairah, juz : 19, hal. 134)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ قَالَا أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْتِيَ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ.(رواه مسلم : 1393- صحيح مسلم- المكتبة الشاملة - الجزء : 4- صفحة : 304)
Dari [Abdullah], ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah aw bersabda : Jika seorang dari kalian ingin mendatangi (shalat) Jum’at, MAKA HENDAKLAH DIA MANDI. (HR Muslim : 1393, Shahih Muslim Al-Maktabah Asy-Syamilah, babush-shalati, juz 4, ha, 304)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بن يَحْيَى الْحُلْوَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَتِيقُ بن يَعْقُوبَ الزُّبَيْرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بن قُدَامَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الأَغَرِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ، ويَقُصُّ شَارِبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، قَبْلَ أَنْ يَرُوحَ إِلَى الصَّلاةِ.(رواه الطبراني : 333 - المعجم الكبير للطبراني – المكتبة الشاملة – باب قطعة من المفقود - الجزء : 19 – صفحة : 140)
Dari [Abu Hurairah] BAHWA RASULULLAH SAW MEMOTONG KUKU DAN MENGGUNTING KUMIS PADA HARI JUM’AT SEBELUM BERANGKAT SHALAT. (HR.Thabrani : 333, Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thabrani, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qith’atun minal Mafqud, juz :19, hal. 14
ISIM FA'IL - الإسم الفاعل
Wazan isim fa’il terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Fi’il sulatsi mujarrad hanya satu wazan saja, yaitu فَاعِلٌ, contoh : طَاهِرٌ “yang suci”, صَائِمٌ “yang berpuasa”.
2. Fi’il ghairu tsulatsi mujarrad ada 14 macam, mencakup fi’il tsulatsi mazid, fi’il Ruba’i dan fi’il Ruba’i mazid
No. | Wazan | Mawzun | Arti |
1 | مُفَعِّلٌ | مُطَهِّرٌ | Yang mensucikan |
2 | مُفَاعِلٌ | مُقَاتِلٌ | Yang berperang |
3 | مُفْعِلٌ | مُكْرِمٌ | Yang memuliakan |
4 | مُتَفَعِّلٌ | مُتَقَدِّمٌ | Yang mendahului |
5 | مُتَفَاعِلٌ | مُتَبَاعِدٌ | Yang menjauhkan |
6 | مُنْفَعِلٌ | مُنْكَسِرٌ | Yang pecah |
7 | مُفتَعِلٌ | مُجْتَمِعٌ | Yang berkumpul |
8 | مُفعَلٌّ | مُحْمَرٌّ | Yang kemerahan |
9 | مُسْتَفْعِلٌ | مُسْتَغْفِرٌ | Yang memohon ampun |
10 | مُفْعَوْعَلٌ | مُحْدَوْدَبٌ | Yang bongkok |
11 | مُفَعلِْلٌ | مُطَأطِئٌ | Yang menunduk |
12 | مُتَفَعْلِلٌ | مُتَلَأْلِئٌ | Yang mengkilat |
13 | مُفْعَنْلِلٌ | مُحْرَنْجِمٌ | Yang berkumpul |
14 | مُفْعَلِلٌّ | مُطْمَإِنٌّ | Yang amat tenang |