Sabtu, 21 Agustus 2010

RENUNGAN RAMADHAN (9) (HAMBA DIBERI NIKMAT DAN DIMURKAI)

Assww. Saudaraku, begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya, maka hamba itu tidak akan pernah sanggup menghitungnya. Renungkan firman Allah :

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Annahl [16] : 18)

Allah memberikan berbagai macam nikmat kepada hamba-Nya yang taat dan durhaka, hamba yang iman dan kafir. Hamba yang beriman dan taat menjalankan ajaran-Nya diberi karunia karena rahmah kasih sayanga-Nya. Sementara hamba yang kafir dan durhaka diberi dan dimurkai. Pemberikan kepada kelompok yang kedua ini disebut istilah “ISTIDARAJ”.

Istidraj berasal dari bahasa Arab yang serumpun dengan kata “derajat” yang berarti naik secara berangsung-angsur, sedikit demi sedikit hingga sampai ke puncak. Atau turun secara berangsung-angsur sedikit demi sedikit hingga sampai ke alas yang paling bawah.

Menurut istilah, istidraj adalah kelebihan-kelebihan yang diraih dan dimiliki oleh pelaku dosa, termasuk kelebihan dalam bidang rejeki, kedudukan dan ilmu. Pelakunya dibiarkan oleh Allah untuk melakukan apa saja menurut kehendaknya, sehingga dosanya dengan berangsur naik sedikit demi sedikit hingga sampai ke puncak dosa yang tertinggi. Semakin banyak kelebihan, semakin banyak pula dosanya. Mereka akan ditarik oleh Allah dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dari suatu arah dan dengan cara yang tidak mereka ketahui. Renungkan sabda Nabi :

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ. (رواه احمد : 16673 –باب حديث عقبه بن عامر الجهني – الجزء : 35 – صفحة : 183)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, diterima dari Nabi saw, beliau beraabda : Apabila engkau melihat Allah memberikan kehebatan dunia kepada seorang hamba, sementara ia tetap bermaksiat kepada-Nya seperti yang ia sukai, maka sesunggunya ia adalah istidraj. Kemudian Rasulullah saw sebuah ayat Al-Qur’an yang artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS.Al-An’am :44). (HR.Ahmad : 16673, bab Hadits ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhany, juz : 35, hal. 183)

Renungkan firman Allah :

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. (QS. Al-A’raf [7] : 182)

فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44)

Maka serahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan Ini (Al-Quran), nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. (QS. Al-Qalam [68] : 44)

Salah satu contoh hamba yang diberi kekayaan yang amat banyak, namun dimurkai Allah adalah Qarun seperti yang diabadikan dalam kitab suci Al-Qur’an :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآَتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ (76)

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa. Maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya : Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.(QS. Al-Qashash [28] : 76)

Maha benar Allah Yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga kita senantiasa dalam keadaan sehat wal ‘afiat serta mendapatkan rahmah, maghfirah dan rido-Nya. Wasslm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar