Kata “Marhaban” berarti “selamat datang”. Lazim digunakan untuk menyambut atau menghormati tamu. Ini sama dengan “Ahlan wa sahlan” yang juga diartikan dengan “selamat datang”. Dalam menyambut Ramadhan digunakan kata “Marhaban” dan bukan “Ahlan wa sahlan”, karena mempunyai arti yang berbeda.
Kata “Ahlan” terambil dari kata “ahl” yang berarti “keluarga”, sedangkan “Sahlan” dari kata “sahl” yang berarti “mudah” , dan juga bararti “dataran rendah” karena mudah dilalui oleh pejalan kaki. “Ahlan wa sahlan” adalah ucapan selamat datang, yang di dalamnya tersirat makna : “Anda berada di tengah keluarga dan melangkahkan kaki di dataran rendah yang mudah”
“Marhaban” diambil dari kata “Rahb” yang berarti “luas atau lapang”, sehingga mengandung makna bahwa tamu yang datang disambut dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruangan yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Dari kata “Rahb” terbentuk pula kata “Rahbah”[i] yang antara lain berarti “ruangan luas untuk mobil, disana diadakan perbaikan dan dipersiapkan kebutuhan yang diperlukan seperti minyak dan lainnya”.
Marhaban Ya Ramadhan, makna hafiahnya adalah “Selamat datang wahai Ramadhan”. Dalam kalimat itu terdapat makna yang tersirat, yaitu : Wahai Ramadhan, kami menyambutmu dengan hati yang lapang dan penuh kegembiraan dan kami persiapkan tempat yang luas untukmu agar engkau leluasa melakukan apa saja yang berkaitan dengan perjuangan membersihkan hati kami.
Marhaban Ya Ramadhan. Kami gembira dengan kedatanganmu, karena engkau membawa kebaikan-kebaikan yang amat banyak. Rasulullah saw telah memberikan informasi kepada kami dalam sabdanya : Seandainya umatku mengetahui kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam bulan suci Ramadhan, niscaya mereka mengharap agar tahun itu sepenuhnya menjadi Ramadhan, karena di dalamnya terhimpun kebaikan-kebaikan, semua ketaatan diterima, do’a dikabulkan, dosa-dosa diampuni dan surga merindukan mereka.[ii] Di bulan Ramadhan diturunkan kitab suci Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia agar meraih kebahagian.
Di bulan Ramadhan terdapat malam Al-Qadar, yaitu malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan, yang akan diperoleh oleh setiap orang yang mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sejak dini dengan taqarrub kepada Allah, antara lain melalui qiyamu ramadhan, tilawatil-Qur’an, zikir, dan ibadah social dengan asaz hidup memberikan manfaat bagi manusia lainnya serta memerangi hawa nafsu dengan tekad yang membaja
[i]. Al-Munjid, Dar Al-Masyriq, Beirut, Lebanon, 1973, hal. 252
رحبة : فسحة واسعة توقف فيها السيارات وتصلح وتجهز بما يحتاج اليه من زيوت وغيرها
[ii]. Durratun Nashihin, alih bahasa : Drs. Rosihin Abd. Gani, Wicaksana, Semarang, 1985, halaman 9
لو تعلم امتي ما في رمضانَ لَتَمَنَّوْا أن تكونَ السنةُ كلُّهارمضانَ ِلأَنَّ الحسنةَ فيه مُجْتَمِعَةٌ والطاعةَ مقبولةٌ والذنوبَ مغفورةٌ والجنةَ مُشتاقةٌ لَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar