Rabu, 18 Agustus 2010

RENUNGAN RAMADHAN (8) (LATIHAN BERSYUKUR)

Assww. Saudaraku, ibadah puasa merupakan sarana latihan mensyukuri karunia Allah dengan mengendalikan diri dari dorongan hawa nafsu, banyak dzikir, baca Al-Qur’an, dan amalan ibadah lainnya seperti kepedulaian terhadap kaum dhua’afa’. Melaksanakan amalan-amalan yang baik seperti tersebut dapat terwujud semata-mata hanya karena rahmat Allah jua. Dan bagi hamba yang bersyukur pasti akan mendapatkan keuntungan yang amat besar yang akan kembali kepada dirinya sendiri, yaitu berupa kebahagian jangka panjang yang abadi. Ayo sejenak kita renungkan cara Rasulullah bersyukur :

Suatu ketika Ibnu Umar meminta kepada ‘Aisyah agar berkisah sesuatu yang sangat mengagumkan dari sikap Rasulullah. Mendengar permintaan itu, Aisyah menangis, lalu berkata : Semua sikap beliau itu mengagumkan. Pada suatu malam beliau mendatangi-ku tepat pada malam yang menjadi giliranku. Beliau masuk dalam selimutku, hingga kulitnya menempel dengan kulitku, lalu beliau bertanya kepadaku : Wahai Aisyah, apakah malam ini engkau berkenan memberikan izin kepadaku untuk beribadah kepada Tuhanku?. Aku (Aisyah) menjawab : Ya Rasulullah, sebenarnya aku sangat senang berada di dekatmu, namun aku juga sangat senang akan keinginanmu untuk beribadah. Oleh sebab itu, aku memberikan izin kepadamu ya Rasulullah. Mendengar jawaban sang isteri tersayang, beliau sepontan bangun menuju tempat air wudu’ di rumahnya dengan sikap hemat tanpa banyak menuangkan air. Kemudian beliau mengerjakan salat sampai menangis hingga cucuran air matanya membasaahi jenggotnya. Beliau bersujud dengan tangis terus berlanjut hingga air matanya membasahi tanah. Setelah selesai salat beliau berbaring dengan tangis yang belum dapat juga berakhir. Lalu sahabat Bilal mendatanginya seraya mengumandangkan suara adzan shalat subuh. Selanjutnya dia berkata : Waktu shalat telah tiba wahai Rasulullah, Sementara beliau masih dalam keadaan terus menangis, lalu Bilal berkata : Engkau menangis wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Beliau bersabda : Wahai Bilal, tidakkah seharusnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?[i]

Tangis syukur Rasulullah yang memilukan itu berlangsung dikala beliau beraudensi dengan sang Mahapencipta, yang diawali dengan sikap mulia dan agung berupa akhlak karimah kepada sang isteri, serta sikap hemat __ tidak menghambur-hamburkan air ketika wudu’ __ merupakan bimbingan kepada kita tentang cara bersyukur. Syukur nikmat harus dibuktikan dengan meningkatkan ketaatan dan kepatuhan __ salah satu arti ibadah __ kepada Allah swt. baik ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah (ibadah mahdhah) maupun ibadah sosial (ghairu mahdhah) yang pasti akan memberikan manfaat, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga buat orang lain.

Bersyukur merupakan perwujudan keyakinan kepada Allah, bahwa kesuksesan yang diperolehnya bukan karena usahanya, tetapi karena adanya pertolongan Allah. Itulah sebabnya, mengapa kita wajib bersyukur apabila mendapatkan kesuksesan. Dengan syukur, kita akan dapat bersikap rendah hati, tidak terjerumus dalam sikap sombong dan tidak akan jatuh tenggelam dalam sikap riya (ingin disanjung dan dipuji). Hal itu terjadi akibat dari adanya keimanan yang mendalam bahwa semua yang kita raih adalah anugerah Allah sebagai amanah yang harus dipertanggung jawabkan..

Begitu banyak dan luasnya karunia Allah, sehingga seandainya kita mau mencoba menghitungnya, pastilah kita tidak akan pernah sanggup. Ren ungkan friman Allah :

وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu memohon kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. (QS.Ibrahim [14] : 34)

Sebagai hamba yang menyadari adanya nikmat karunia Allah yang sangat besar yang sengaja dibuat oleh-Nya untuk memenuhi hajat kebutuhan manusia, seharusnya selalu dihadapi dengan sikap syukur yang diwujudkan dalam bentuk ibadah __ patuh dan tunduk kepada-Nya __ dalam mengarungi kehidupan di alam fana ini. Dan beribadah kepada-Nya seharusnya dilaksanakan atas dasar kesadaran untuk bersyukur kepada Allah, dengan niat ikhlas semata-mata untuk meraih ridha-Nya.

Dalam perjalanan hidup tidak sedikit yang belum menyadari, bahwa hidup itu sendiri adalah rahmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memantapkan ibadah. Tidak menjalankan ibadah, berarti telah kufur nikmat __ mengingkari nikmat __ yang diancam dengan azab yang sangat pedih. Renungkan friman Allah :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan ingatlah ketika Tuhanmu mempermaklumkan : Sesungguhnya jka kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS.Ibrahim [14] : 7)

Dari sisi lain, ayat tersebut dapat dipahami bahwa bersyukur itu akan dapat melahirkan sikap produktif sebagai pancaran dari sikap optimistis, bahwa Allah Yang Mahakaya dengan rahmat-Nya akan selalu memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang berharap kepada-Nya dengan keyakinan yang mantap. Dan sebaliknya, sikap enggan bersyukur atau kufur nikmat, justru akan menjadikan dirinya pesimistis, tidak percaya diri, dan tidak produktif atau kita katakan counter productive. Sikap enggan bersyukur karena dalam benaknya ada asumsi bahwa Allah tidak mampu menjamin hidupnya. Padahal, dirinya diciptakan oleh Allah dari tiada menjadi ada, dari mati menjadi hidup. Dengan demikian, tentu menjamin hidupnya bagi Allah merupakan pekerjaan ringan dan sangat lebih mudah.

Rasulullah saw melakukan sujud syukur ketika mendapatkan kesenangan atau berita gembira sebagai salah satu bentuk syukur kepada Allah. Renungkan sabda Nabi :

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ بَكَّارِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَخْبَرَنِي أَبِي عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.(رواه ابو داود : 2393 – سنن ابو داود- بَاب فِي سُجُودِ الشُّكْرِ- الجزء : 7 – صفحة : 425)

Dari Abu Bakrah, yaitu Bakkar bin Abdul Aziz, Abi Abdul Aziz bercerita kepadaku, diterima dari bnakrah yang berseumber dari Nabi saw : Bahwasanya apabila beliau mendapatkan kesenangan atau berita gembira, beliau menyungkur bersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Allah. (HR. Abu Daud : 2393, Sunan Abu Daud, Bab Fii Sujuudisysyukri, juz : 7, hal. 425)

عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ نُرِيدُ الْمَدِينَةَ فَلَمَّا كُنَّا قَرِيبًا مِنْ عَزْوَرَا نَزَلَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَدَعَا اللَّهَ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ سَاجِدًا فَمَكَثَ طَوِيلًا ثُمَّ قَامَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ فَدَعَا اللَّهَ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ سَاجِدًا فَمَكَثَ طَوِيلًا ثُمَّ قَامَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ سَاجِدًا - قَالَ إِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي وَشَفَعْتُ لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِي فَخَرَرْتُ سَاجِدًا شُكْرًا لِرَبِّي ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِي فَسَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِي فَخَرَرْتُ سَاجِدًا لِرَبِّي شُكْرًا ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِي فَسَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي الثُّلُثَ الْآخِرَ فَخَرَرْتُ سَاجِدًا لِرَبِّي(رواه ابو داود : 2394– سنن ابو داود- بَاب فِي سُجُودِ الشُّكْرِ- الجزء : 7 – صفحة : 426)

Dari ‘Amir bin Sa’id dari ayahnya, ia berkata : kami keluar dari kota Makkah hendak ke kota Madinah; setalah kami dekat ‘Azwar beliau turun lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdo’a sesaat, kemudian menyungkur bersujud dengan masa diam yang lama; kemudian berdiri dan mengangkat kedua tangannya seraya berdo’a sesaat, kemudian menyungkur bersujud dengan masa diam yang lama; kemudian mengangkat kedua tangannya lagi seraya berdo’a sesaat, lalu menyungkur bersujud. Beliau berdo’a : Aku memohon kepada Tuhan-Ku agar dapat memberikan syafaat (pertongan) untuk umatku, ternyata Tuhanku memberikan kepada-ku untuk sepertiga umatku, lalu aku menyungkur bersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Tuhanku. Kemudian aku mengangkat kepalaku dan memohon lagi kepada Tuhan-Ku agara dapat memberikan syafaat (pertolongan) untuk umatku, ternyata Tuhanku memberikan kepada-ku untuk sepertiga umatku, lalu aku menyungkur bersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Tuhanku. Kemudian aku mengangkat kepalaku dan memohon lagi kepada Tuhan-Ku agar dapat memberikan syafaat (pertolongan) untuk umatku, ternyata Tuhanku memberikan kepada-ku untuk sepertiga umatku, lalu aku menyungkur bersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Tuhanku. (HR. Abu Daud : 2394, Sunan Abu Daud, Bab Fii Sujuudisysyukri, juz : 7, hal. 426)

Renungkan firman Allah :

وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu : Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Q.,Luqman [31] : 12)

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

"Allah tidak akan menurunkan azab kepadamu, jika kamu bersyukur dan beriman". dan Allah adalah Maha Mensyukuri [ii]lagi Maha mengetahui. (QS.Annisa’ [4]: 147)

اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Ya Allah! berilah pertolongan kepada kami untuk selalu menyebut nama-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamaba Allah yang pandai bersyukur. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin. Wasslm



[i] □ Al-Fakhru Al-Razi, Al-Tafsir Al-Kabir, jilid 3, Dar Ihya Al-Tourats Al-‘Arabi, Beirut, Lebanon, Cetakan ke 4, 2001 M / 1422 H . Hal.458

Imadu Al-din Abu Al-FidaIsmail bin Ktsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1, Syirkah Al-Nur, Asia, tanpa tahun, hal. 440 - 441

[ii] Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya : memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar