Sabtu, 14 Agustus 2010

RENUNGAN RAMADHAN (6) (LATIHAN BERSABAR)

Assww. Saudaraku, ibadah puasa merupakan sarana latihan bersabar dengan menahan diri dari lapar, haus, hubungan suami isteri secar lahiriah dan secara batiniah menahan diri dari hal-hal yang dapat menodai kesucian hati. Renungkan sabda Nabi :

قال النبي صلى الله عليه وسلم: الصوم نصف الصبر.(تفسير ابن ابي حاتم – باب قوله تعالى : اصبروا وصابروا- الجزء : 30 – صفحة : 239)

Nabi saw bersabda : Puasa adalah separoh dari sabar. (Tafsir Ibnu Abi Hatim, Bab Qaululhuu Ta’aala : Ishbiruu Wa Shaabiruu, juz : 30, hal.239)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ.رواه البخاري : 1761– صحيح البخاري-بَاب فَضْلِ الصَّوْمِ- الجزء : 6- صفحة : 457)

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Dan jika ada seseorang menyerangny atau mencercanya, katakanlah dua kali : “Aku berpuasa - Aku berpuasa”. (HR.Bukhari : 1761, Shahih Bukhari, Bab Fadhlushshaum, juz 6, hal.457)

Sabar bagaikan jamu yang sangat pahit rasanya, namun efeknya akan lebih manis dari madu, yaitu sehat. Untuk itu, Allah swt menyeru hamba-Nya yang beriman yang ingin meraih sukses agar memantapkan kesabara. Renungkan firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(QS.Ali ‘Imran [3] : 200)

إنَّمَا يُوَفَّى الصَّابرُونَ أجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Az-Zumar : 10)

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إنَّ ذلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ

Dan untuk orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS.Asysyura : 43)

Banyak hal yang mesti kita pahami terkait dengan perintah bersabar, antara lain adalah sebagai berikut : antara lain :

1. Sabar menerima ujian dengan sesuatu yang kurang menyenangkan, atau bahkan sangat tidak menyenangkan secara lahiriah. Namun, secara batiniah, pasti mendatangkan kebaikan yang sangat besar. Boleh jadi sesuatu yang tidak kita sukai, justru mendatangkan kebaikan yang amat banyak, dan boleh jadi sesuatu yang sangat kita cintai, justru mendatangkan keburukan. (Baca : QS. Al-Baqarah [2] : 216)

2. Sabar menjalankan perintah Allah. Firman Allah “Dan suruhlah keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Thaha [20] : 132)

3. Sabar berarti menahan diri dari keinginan hawa nafsu yang mendorong melakukan dosa dan maksiat. Kepada orang yang sabar dalam pengertian ini, Allah berjanji akan memberikan kenikmatan dengan surga sebagai tempat tinggalnya, Firman Allah : “Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya” (QS. An-Nazi’at [79] : 40-41)

4. Sabar adalah kemampuan bersikap lapang dada ketika diperlakukan kurang enak oleh orang lain. Janganlah ejekan dibalas dengan ejekan pula, karena hanya akan dapat memutuskan hubungan persaudaraan (Qatha’ shilah Al-Rahim). Sedangkan memutuskan shilatur rahim sangat dibenci Allah. Jadilah seorang hamba Allah yang pema’af. Itulah yang akan mengantarkan kita menuju sukses meraih predikat takwa dalam naungan rido-Nya. Firman Allah : “Dan kalau kamu mema’afkan, ma’af itulah yang lebih dekat kepada takwa”. (QS. Al-Baqarah [2] : 237) “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa yang suka mema’afkan dan mengusahakan perbaikan, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah”. (QS. Al-Syuuraa [42] : 40)

5. Sabar adalah keteguhan hati dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan dengan sikap menerima ketentuan yang telah ditetapkan Allah kepada kita. Kemudian, segala permasalahan dikembalikan kepada-Nya, karena Dia-lah pemilik yang sebenarnya. Firman Allah : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuranga harta, jiwa dan buah-buahan. Dan kemudian disampaikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : Sesungguhnya kami kepunyaan Allah, dan kepada-Nya kami kembali (Inna lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uuna)”. (QS. Al-Baqarah [2] : 155 – 156)

6. Sabar adalah kemampuan menghadapi tantangan dengan sikap optimisme, pantang berputus asa menghadapi hambatan, rintangan dan ancaman, karena putus asa itu termasuk larangan Allah yang diindikasikan sebagai sifat orang-orang kafir. Firman Allah : “Dan janganlah kamu berputus asa terhadap rahmat Allah, sesungguhnya tidak akan mudah berputus asa terhadap rahmat Allah kecuali orang-orang kafir (orang yang menolak kebenaran)”. (QS. Yusuf [12] : 87)

7. Sabar adalah kemampuan menahan diri agar tidak kufur nikamt, atau dengan kata lain, selalu bersyukur atas nikmat Allah. Dengan pemahaman bahwa karunia Allah itu sebagai ujian yang harus direspon dengan ketaatan sebagai wujud syukur. Hal ini sesuai dengan sikap Nabi Sulaiman yang diabadikan dalam Al-Qur’an ketika singgasana ratu Balqis telah tampak di hadapannya : “Sulaiman berkata : Ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku pandai bersyukur atau kufur (mengingkari nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (ingkar), maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.(QS. Al-Naml [27] : 40)

8. Sabar adalah bersikap tenang dan tidak tergesa-gesa menghadapi persoalan. Salah satu kelemahan manusia adalah menyukai hal-hal yang serba cepat – serba instan dalam istilah sekarang – yang seringkali menimbulkan malapetaka dalam kehidupan karena lalai memikirkan akibat nigatif yang akan timbul dari perbuatannya. Oleh karena itu, Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an: “Manusia telah diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa, kelak akan Aku perlihatkan kepadamu azab-Ku.(QS. Al-Anbiya’ [21] : 37). Manusia suka potong kompas karena ingin meraih kenikmatan jangka pendek, dan kurang mampu melihat jangka panjang, atau dengan kata lain, manusia sering kali melakukan sesuatu tanpa bersabar sedikit untuk memikirkan akibat dari perbuatannya, sehingga gampang tergelincir ke lembah nista dan dosa. Sabda Rasulullah : “Sikap tenang dan perlahan-lahan itu datangnya dari Allah, sedangkan sikap tergesa-gsa itu datangnya dari setan”. (HR. Tirmizi : 2012).

9. Sabar adalah mampu mencegah diri agar tidak berbuat semena-mena terhadap orang lain, atau dengan kata lain, mampu menempatkan diri sendiri dan orang lain pada tempat yang benar sebagai makhluk yang mempunyai harkat dan martabat yang dimuliakan Allah. Rasulullah bersabda : “Tempatkanlah manusia itu sesuai dengan kedudukannya”.(HR. Abu Daud : 4842)

10. Sabar adalah kemampuan mengendalikan emosi sehingga tidak mudah melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan keresahan dan kegelisahan. Rasulullah memberikan nasehat :“Jangan marah, beliau mengulang berkali-kalii, jangan marah”. (HR.Bukhari hal. 45 – 46). Nasehat pendek itu diulangi berkali-kali mengandung petunjuk betapa pentinnya nasehat itu. Suatu ketika Abu Dzar bercerita, bahwa Rasulullah saw memberikan bimbingan cara mengatasi emosi :“Apabila kamu marah sedang kamu dalam keadaan berdiri, maka duduklah, dan jika marahmu hilang dengan duduk itu, cukuplah itu. Namun, jika marahmu tidak hilang dengan cara duduk, maka berbaringlah”. (HR. Abu Daud : 4782). Dalam kesempatan lain Rasulullah memberikan bimbingannya :“Marah itu berasal dari syetan, dan syetan itu diciptakan dari api, dan api itu dapat dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, apabila kamu marah, maka berwudhu’lah”. (HR. Abu Daud : 4784).

Akhirnya kita berdo’a kepada Allah :

رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

Ya Tuhan kami, tuangklanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah [2] : 250).

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah Allah. Aamiin. Wasslm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar