Sabtu, 22 Mei 2010

PANDAI BERSYUKUR

-->
Pada suatu hari Rasulullah saw sewaktu di Madinah dikunjungi seorang wanita tua. Beliau menyambut dan menjamu si wanita dengan penuh hormat dan dengan sikap riang gembira. Lalu beliau menggelar mantelnya di tanah untuk tempat duduk wanita itu sebagai penghormatan. Setelah wanita itu pulang, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw : Rahasia apakah gerangan yang terdapat pada wanita itu sehingga Rasulullah memberikan penghormatan yang luar biasa. Beliau menjawab : “Dia pernah berkunjung kepada kami ketika Khadijah masih hidup”.[1]
Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar pandai membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan yang lebih tinggi nilainya dari apa yang diterima, paling tidak, balasan itu sebanding dengan apa yang diterima. Allah telah memberikan petunjuk dalam firman-Nya :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍحَسِيبًا
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QS.An-Nisa’ [4] : 86)
Sekecil apapun kebaikan seseorang kepada kita, semestinya disikapi dengan syukur. Demikianlah pesan Rasulullah saw buat kita sebagaimana terekam dalam sabdanya :
حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي مُزَاحِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو وَكِيعٍ الْجَرَّاحُ بْنُ مَلِيحٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنِ الشَّعْبِيِّ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ : مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ - وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ - وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهَا كُفْرٌ وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ.(رواه احمد : 18543 – مسند احمد – باب بقية حديث النعمان بن بشير رضي الله عنه- الجزء : 39 – صفحة : 344)
Manshur bin Abi Muzahim bercerita kepada kami ia berkata : Abu Waki’ Al-Jarrah bin Malih bercerita kepada kami, dari Abdirrahman, dari Asysya’by, dari Annu’man bin Basyir ia berkata : Nabi saw bersabda di atas mimbar : Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang kecil, maka belumlah dia dapat mensyukuri nikmat yang besar. Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka belumlah dia dikatakan bersyukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Menyiarkan nikmat Allah adalah syukur dan meninggalkannya adalah kufur. Hidup berjama’ah adalah rahmat, sedangkan bercerai berai adalah azab. (HR.Ahmad : 18543, Sunan Ahmad, bab Baqiyyah Hadits Annu’man bin Basyir ra, juz : 39, hal.344)
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرُّوَاسِيُّ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ. (رواه الترمذي : 1878 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ فِي الشُّكْرِ لِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْكَ – الجزء : 7 – صفحة : 211)
Hannad bercerita kepada kami, Abu Mu’awiyah bercerita kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, Sufyan bin Waki’ bercerita kepada kami, Humaid bin Abdurrahman Arriwasi bercerita kepada kami, dari Ibnu Abi laila, dari ‘Aithiyyah, dari Abi Sa’id ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka belumlah dia dikatakan bersyukur kepada Allah. (HR.Tirmidzi : 1878, Sunan Tirmidzi, Bab Maa Jaa-a Fisysyukuri Liman Ahsana Ilaik, juz 7, hal.211)
Kalau kita pandai bersyukur, sebenarnya ada manfaat yang pasti akan kembali kepada diri kita sendiri. Firman Allah :
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu : Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS.Luqman [31] :12)
قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Sulaiman berkata : Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.(QS.Annamel [27] : 40)
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim [14] : 7)



[1]. Permadi Alibasyah. Ir. Bahan Renungan Kalbu Penghantar Mencapai Pencerahan Jiwa, Yayasan Mutiara Tauhid, Jakarta, 2003, Hal. 415-416

Tidak ada komentar:

Posting Komentar