Minggu, 09 Mei 2010

SESUDAH IBADAH TETAP INGAT ALLAH

Berbahagialah orang-orang yang selalu ingat Allah dalam semua keadaannya, baik pada waktu beribadah maupun seusai melaksanakan ibadah. Allah mengingatkan hamba-Nya yang bersifat alfa dan lupa, agar selesai ibadah tetaplah ingat kepada-Nya sebagaimana tergambar dalam rekaman firman-Nya :

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آَبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ (200)

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu[1] atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendo’a : "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. (QS.Al-Baqarah : 200)

ASBABUNNUZUL

Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa "Orang-orang jahiliah sewaktu berwukuf di musim haji, masing-masing mereka menggembar-gemborkan (dengan kalimat) : "bapak sayalah yang memberi makan, membawa barang-barang dan hewan kurban". (Singkatnya), tak ada yang menjadi sebutan mereka kecuali karya nenek moyangnya, lalu Allah menurunkan ayat yang artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, sebutlah nama Allah......” (Q.S. Al-Baqarah 200). (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain dikemukakan, bahwa "Orang-orang jahiliah apabila telah menyelesaikan upacara haji, mereka berwukuf dekat jumrah, lalu membangga-banggakan nenek moyang mereka di masa jahiliah dan juga membangga-banggakan hasil-hasil karya nenek moyangnya. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, maka turunlah Q.S. Al-Baqarah 200. (Diketengahkan pula oleh Ibnu Jarir dari Mujahid)

Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa "Suatu golongan dari kalangan Arab biasa datang ke tempat berwukuf lalu berdo’a : “Ya Allah! Jadikanlah tahunku ini tahun hujan dan tahun kesuburan, serta tahun kasih sayang dan kebaikan”. Namun mereka tidak menyebut-nyebut soal akhirat sedikitpun. Lalu Allah menurunkan firman-Nya yang artinya : "Di antara manusia ada yang mengatakan : Ya Tuhan kami! berilah kami (kebaikan) di dunia, tetapi tiadalah bagian di akhirat. (Q.S. Al-Baqarah 200). (Diketengahkan pula oleh Ibnu Abu Hatim dari Ibnu Abbas)

Setelah itu datanglah golongan lain yakni orang-orang beriman yang memohon :

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201) أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (202)

Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"[2]. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS.Al-Baqarah : 201-202)

(Dikutip dari kitab Asbabunnuzul oleh Imam As-Suyuthy, Dirasah wa tahqiq oleh Hamid Ahmad Thahir, Dar Al-Fajr Lit-Yurasts, Kaero, 2002, hal. 58-59)

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (البقرة: 151)

Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS.Al-Baqarah [2] : 152)



[1]. Adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. setelah ayat ini diturunkan maka memegah-megahkan nenek moyangnya itu diganti dengan dzikir kepada Allah.

[2]. Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar