Rabu, 07 Oktober 2009

MAD (BACAAN PANJANG)

Mad menurut bahasa adalah tambahan atau panjang. Menurut istilah ahli qiraat adalah memanjangkan suara bacaan huruf Al-Qur’an disebabkan adanya huruf Mad sesuai aturan-aturan yang berlaku. Perlu terlebih dahulu kita mengenal istilah yang terkait dengan ukuran bacaan panjang, yaitu :
1. Harakat artinya gerak, yaitu gerak sedang, seperti gerak jari, angguk atau ketukan dalam irama musik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut ini :
1 harakat = 1 gerak atau 1 ketukan
2 harakat = 2 gerak atau 2 ketukan
3 harakat = 3 gerak atau 3 ketukan
4 harakat = 4 gerak atau 4 ketukan
5 harakat = 5 gerak atau 5 ketukan
6 harakat = 6 gerak atau 6 ketukan
2. Alif adalah salah satu huruf hijaiah yang bersifat netral, tidak masuk dalam kelompok Qamariah maupun Syamsiah, kemudian dijadikan istilah untuk menentukan ukuran bacaan panjang, dengan nilai sebagai berikut :
1 Alif = 2 harakat = 2 gerak atau 2 ketukan
1,5 Alif = 3 harakat = 3 gerak atau 3 ketukan
2 Alif = 4 harakat = 4 gerak atau 4 ketukan
2,5 Alif = 5 harakat = 5 gerak atau 5 ketukan
3 Alif = 6 harakat = 6 gerak atau 6 ketukan
Huruf Mad ada tiga
1. ALIF sebelumnya ada fathah [ ـَ ا ] , dengan kadar panjang dua harakat atau ketukan, seperti :

بَا تَا ثَا جَا حَا خَا دَا ذَا رَا زَا

2. YA’ MATI sebelumnya ada kasrah [ -ِ يْ ] dengan kadar panjang dua harakat atau ketukan, seperti :
سِيْ شِيْ صِيْ ضِيْ طِيْ ظِيْ عِيْ غِيْ فِيْ قِيْ
3. WAW MATI sebelumnya ada dhammah [ -ُ وْ ], dengan kadar panjang dua harakat atau ketukan, seperti :

كُوْ لُوْ مُوْ نُوْ وُوْ هُوْ ئُوْ يُوْ بُوْ تُوْ

Pembagian Mad
Pada garis besarnya, mad terbagi menjadi dua bagian, yaitu Mad Thabi’i (Asli) dan Mad Far’i (cabang) dengan penjelasan sebagai berikut :
A. MAD THABI’I
Mad Thabi’i adalah mad (bacaan panjang) yang terjadi karena adanya salah satu huruf mad seperti tersebut di atas, tanpa adanya sebab lain. Diberi nama mad thabi’i karena madnya berlaku sesuai tabi’at aslinya, sehingga disebut juga dengan “Mad Asli” . Ukuran panjangnya adalah 2 harakat/ketukan. Contoh :
وَمَا لَنَا قِيْلَ قُوْلُوْا فِيْمَا
B. MAD FAR’I
Mad Far’i adalah cabang dari mad thabi’i. Mad ini terjadi karena adanya sebab lain disamping huruf mad yang ada. Pembagian mad far’i secara rinci adalah :
1. مَدْ وَاجِبْ مُتَّصِلْ (MAD WAJIB MUTTASHIL) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya terdapat hamzah dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata “muttashil” yang berarti “bersambung”. Ukuran panjangnya adalah 5 harakat / ketukan atau sama dengan 2,5 Alif. Contoh :
شَاءَ جَاءَ سُوْءَ سِيْئَتْ
2.مَدْ جَائِزْ مُنْفَصِلْ (MAD JAIZ MUNFASHIL ) ) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya terdapat hamzah (Alif berbaris) bukan dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata “munfashil” yang berarti “terpisah”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5 Alif. Contoh :
وَمَا اُنْزِلَ قُوْا اَنْفُسَكُمْ فِيْ اَنْفُسِهِمْ
3. مَدْ عَارِضْ لِلسُّكُوْنْ (MAD ARIDH LISSUKUN) yaitu apabila ada huruf mad yang disambut huruf hidup yang dimatikan karena waqaf. Hal ini sejalan dengan kata “aridh lissukun” berarti “sukun baru datang”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 3 Alif. Contoh :
شَدِيْدُ الْعِقَابْ dibaca شَدِيْدُ الْعِقَابِ ـ نَسْتَعِيْنْ dibaca نَسْتَعِيْنُ يَعلَمُوْنْ dibaca يَعْلَمُوْنَ ـ حَكِيْمْ dibaca حَكِيْمٌ
4. مَدْ بَدَلْ (MAD BADAL) yaitu mad yang terjadi karena ada huruf mad sebagai ganti dari hamzah yang dibuang. Hal ini sejalan dengan kata “badal” yang berarti “ganti” Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1Alif. Contoh :
Asalnya أَأْمَنَ ditulis dan dibaca امَنَ
Asalnya اُأْتُوْا ditulis dan dibaca اُوْتُوْا
Asalnya اِئْمَانٌ ditulis dan dibaca اِيْمَانٌ
5. مَدْ عِوَضْ (MAD ‘IADH) yaitu mad yang terjadi karena waqaf pada alif pengganti dari fathatain [ ـً ]. Fathatain [ ـً ا ] dibaca fathah [ ـَ ا ]selain ta’ marbuthah [ ـة ]. Hal ini sejalan dengan kata “’iwadh” yang berarti “ganti”. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:
مَاءَ ا dibaca مَاءً ـ مُسَمَّى dibaca مُسَمًّى
حَكِيْمَا dibaca حَكِيْمًا ـ هُـدَى dibaca هُـدًى
6. مَدْ لَيِّنْ (MAD LAYYIN) yaitu mad yang terjadi ketika ada huruf Waw atau Ya’ mati sebelumnya berharakat fathah [ ـَ وْ / ـَ يْ ] karena waqaf , sehingga terdengar suara lembut. Sejalan dengan kata “Layyin” yang berarti “lunak atau lembut”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 3 Alif. Contoh :
سَوْفْ dibaca سَوْفَ ـ خَوْفْ dibaca خَوْفٌ بَيْتْ dibaca بَيْتٌ ـ شَيْءْ dibaca شَيْءٍ
7. مَدْ تَمْكِيْنْ (MAD TAMKIN) yaitu mad yang terjadi karena ada dua huruf Ya’ yang berkumpul dalam satu kata[ ـيّـيْـ ] Ya’ yang pertama bertasydid dan berharakat kasrah, sedangkan Ya’ yang keua berfungsi sebagai huruf mad. Disebut “Tamkin” yang berarti “menetapkan” karena harus menetapkan fungsi tasydid dalam bacaan. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:
رَبَّانِيِـّـيْـنَ اُ مِّيِـّـيْـنَ نَبِيِـّـيْـنَ حُـيِـّـيْـتُمْ
Dan juga disebut mad tamkin menurut sebagian ahli qiraat adalah mad yang terjadi karena ada Ya’ mati yang sebelumnya berharakat kasrah disambut oleh Ya' lain pada kata berikutnya. Atau ada Waw mati yang sebelumnya berharakat dhammah disambut oleh Waw lain pada kata berikutnya. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:
اِصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ اَلَّذِيْ يُقْرِضُ فِيْ يَوْمٍ
8. مَدْ صِلَة قَصِيْرَة (MAD SHILAH QASHIRAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki, dengan lambang HI/HU [ هِ / هُ ] yang sebelumnya ada huruf hidup dan sesudahnya tidak terdapata hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Ukuran panjang 2 harakat termasuk "Qashirah" yang berarti "pendek". Contoh:
اِنَّهُ كُتُبِهِ رَسُوْلُهُ رَجْعِهِ مِثْلَهُ كُلُّـهُ
9. مَدْ صِلَة طَوِيْلَة (MAD SHILAH THAWILAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki, dengan lambang HI/HU [ هِ / هُ ] yang sebelumnya ada huruf hidup dan sesudahnya terdapata hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5 Alif. Ukuran panjang lebih dari 2 harakat termasuk "Thawilah" yang berarti " panjang". Contoh :
اِنَّـهُ أَضْحَكَ مِنْ عِلْمِـهِ إِلاَّ لَـهُ أَخْلَدَهُ
CATATAN :
- Apabila sebelum HU / HI terdiri dari huruf mati (bersukun), seperti [ ـْـه ] , maka tidak berlaku mad shilah. Contoh : عَلَيْهِ عَنْهُ فِيْهِ لَدُنْهُ
- HI pada kata [ فِيْهِ ] dalam surat Al-Furqan ayat 69, walaupun sebelumnya terdiri dari huruf yang bersukun, tetap dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif, seperti : وَيَخْلُدْ فِيْـهِ مُهَانًا
- HI / HU [ هُ / هِ ]yang bukan kata ganti, walaupun sebelumnya terdapat huruf hidup, tidak boleh dibaca panjang atau dengan kata lain tidak berlaku mad. Contoh : لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ – Surat Al-Alaq [96] : 15 – Surat Asy-Syu’ara [26] : 116 dan 167 – Surat Maryam [19] : 46 – Surat Al-Ahzab [33] : 60
dan مَا نَفْقَهُ Surat Huud [11] : 91 - dan فَوِاكِهُ Surat Al-Mu’minun [23] : 19 – Surat Ash-Shaffaat [37] : 42 – Surat Al-Mursalaat [77] : 42. Dan juga يَرْضَهُ لَكُمْ Surat Az-Zumar [39] : 7 -
- Sesudah HU / HI terdapat huruf yang bersukun, maka mad tidak berlaku lagi. Contoh : اِنَهُ امْرُؤٌ لَهُ الْمُلْكُ رَبِـّهِ الأَعْلَى
10. مَدْ فَـرْقِيْ (MAD FARQI) yaitu mad yng terjadi karena ada hamzah istifham, yaitu hamzah yang berfungsi sebagai kata tanya [ هَمْـزَة اِسْتِفْهَامْ ] dan sesudahnya ada hamzah yang dibuang yang disambut huruf bertasydid. Disebut ”Farqi” yang berarti “membedakan” adalah untuk membedakan antara kelimat berita dan kalimat tanya. Dan dibaca panjang sebagai isyarat, bahwa ada huruf yang dibuang. . Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Dalam Al-Qur’an hanya terdapat 4 tempat, yaitu :
- Asalnya اَ اَلذَّكَرَيْنِ ditulis dan dibaca Z لذَّكَرَيْنِ(QS.Al-An’am [6] : 143-144)
- Asalnya اَ اَللهُ ditulis dan dibaca Z للهُ(QS.Yunus [10] : 59, An-Naml [27] : 59)
11. مَدْ لاَزِمْ حَرْفِيْ مُخَفَّفْ (MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca menjadi dua huruf, dengan huruf mad Alif sebagai huruf kedua. Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf, karena ringan mengucapkannya. Hurufnya ada lima, yaitu : [حَيٌّ طَهَرَ ] = ح ي ط هـ ر Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh :
Tulisan الـر ـ طه dibaca رَا ـ طَـا ـ هَـا
Tulisan يـس ـ حـم dibaca يَـا ـ حَـا
12. مَدْ لاَزِمْ حَرْفِيْ مُثَقَّلْ (MAD LAZIM HARFI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca menjadi tiga huruf dengan huruf mad sebagai huruf kedua, sedang huruf ketiga mati. Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mutsaqqal, karena berat mengucapkannya. Hurufnya ada delapan, yaitu :
[ نَـقَـصَ عَـسَـلُـكُـمْ ] = ن ق ص ع س ل ك م
Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :
Tulisan الـم dibaca ـ مِـيْـمْ لاَمْ
Tulisan يـس ـ حـم dibaca سِـيْـنْ ـ مِـيْـمْ
Tulisan كـهـيـعـص dibaca كَا فْ ـ عَيْنْ ـ صَـا فْ
Tulisan ن ـ عسق dibaca نُوْنْ ـ عَيْنْ ـ سِـيْـنْ ـ قَافْ
13. مَدْ لاَزِمْ كِلْمِيْ مُخَفَّفْ (MAD LAZIM KILMI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi karena ada hamzah istifham, yaitu hamzah yang berfungsi sebagai kata tanya [ هَمْـزَة اِسْتِفْهَامْ ] dan sesudahnya ada hamzah yang dibuang yang disambut huruf mati (sukun). Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf, karena ringan mengucapkannya. Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :
Asalnya اَ اَلأنَ ditulis dan dibaca Z لأنَ (QS.Yunus [10] : 51 dan 91)
14. مَدْ لاَزِمْ كِلْمِيْ مُثَقَّلْ (MAD LAZIM KILMI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi apabila huruf mad disambut oleh huruf bertasydid dalam satu kata. Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya. Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :
طَـامَّـةٌ صَـاخَّـةٌ دَابَّـةٌ ضَـالِّيْنَ
CATATAN PENTING :
1. Terdapat huruf mad, namun dibaca pendek, yaitu :
QS. Al-Kahfi [18} : 14 - Tulisan لَنْ نَدْعُوَا dibaca لَنْ نَدْعُوَ
QS. Al-Maidah [5] : 29 - Tulisan اَنْ تَبُـوْ ءَ ا dibaca اَنْ تَبُـوْ ءَ
QS. Ar-Ruum [30] : 39 - Tulisan لِـيَرْبُوَا dibaca لِـيَرْبُوَ
QS. Ar-Ra’du [13] : 30 - Tulisan لِتَـتْـلُوَا dibaca لِتَـتْـلُوَ
QS.Muhammad [47] : 4 - Tulisan لِيَـبْـلُوَا dibaca لِيَـبْـلُوَ
QS. Muhammad [47] : 31 - Tulisan وَنَـبْـلُوَا dibaca وَنَـبْـلُوَ
QS. Al-Kahfi [18}: 23 - Tulisan لِشَـايْءٍ dibaca لِشَيْءٍ
QS. Yusuf [12] : 78 Tulisan لاَ تَايْـئَـسُوْا dibaca لاَ تَـيْـئَـسُوْا
QS.Dahr [76] : 4 - Tulisan سَـلاَسِلاَ dibaca سَلاَسِلَ
QS.Hud [11] : 68 dll. Tulisan ثَمُوْدَا dibaca ثَمُوْدَ
QS.Al-Baqarah [2] : 5 dll.- Tulisan اُولئِكdibaca اُلئِكَ
QS.Al-A’raf [7] : 103 dll. - Tulisan وَمَلاَ ئِهِdibaca وَمَلَـئِـهِ
QS.Al-Isra’ [17] : 5 dll.- Tulisan اُولِيْ dibaca اُلِيْ
QS.Al-An’am {6} : 34.- Tulisan نَـبَـاءِ dibaca نَـبَـاِ
QS. Al-An’am {6} : 39- Tulisan يَشَـاءِ dibaca يَشَـاِ
2. Terdapat huruf Alif yang di atasnya ada bulatan panjang [ صَفَرْ مُسْتَطِيْلْ ] bila terus (washal) dibaca pendek, bila (waqaf) dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif.
QS.Al-Ahzab [33]:10 اَلظُّنُوْنَا = Waqaf الظُّنُوْنَا - Washal اَلظُّنُوْنَ
QS.Al-Ahzab [33]:66 اَلرَّسُوْلاَ = Waqaf اَلرَّسُوْلاَ - Washal اَلرَّسُوْلَ
QS.Al-Ahzab[33] :67 اَلسٍّبِيْلاَ = Waqaf اَلسَّبِيْلاَ - Washal اَلسَّبِيْلَ
QS. Al-Kahfi [18}: 38 لكِنَّـا = WaqafZ لكِنَّـا - Washal لكِنَّ
QS. Ali-Imran [3] : 81 dll. اَنَا = Waqaf اَنَـا - Washal اَنَ
3. Dalam surat Ad-Dahr [76] akhir ayat 15 dan awal ayat 16 terdiri dari dua kata yang sama, yaitu قَـوَارِيْرَا… …قَـوَارِيْرَا
- Bila waqaf pada kata …قَـوَارِيْرَا pertama, maka Ra’ akhir suku kata dibaca panjang 2 harakat / ketukan. Dan Ra’ pada akhir suku kata kedua dibaca washal dan pendek. Contoh :
Tulisan قَـوَارِيْرَا… …قَـوَارِيْرَاdibaca قَـوَارِيْرَمِنْ… …قَـوَارِيْرَا
- Bila waqaf pada kata قَـوَارِيْرَا… kedua, maka Ra’ akhir suku kata itu dimatikan, dan Ra’ pada akhir suku kata pertama dibaca pendek. Contoh :
Tulisan قَـوَارِيْرَا… …قَـوَارِيْرَا dibaca قَـوَارِيْرْ… …قَـوَارِيْرَ
- Bila Washal , kedua Ra’ itu dibaca pendek. Contoh :
Tulisan قَـوَارِيْرَا… …قَـوَارِيْرَاdibaca قَـوَارِيْرَمِنْ… - …قَـوَارِيْرَ

3 komentar:

  1. makasih udah bantu na buat ujian alquran moga nilai na bagus n blog ini bermanfaat buat yang lainnya

    BalasHapus
  2. Artikel yg sangat bagus dan semoga bisa bermanfaat untuk yg lain nya

    BalasHapus
  3. Mohon maaf ustadz
    Boleh tau Referensi nya

    BalasHapus