Huruf-huruf yang dipergunakan dalam Al-Qur’an disebut ‘huruf Hijaiyah’ yang berjumlah 29 huruf. Yaitu :
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و هـ ء ي
Huruf-huruf Hijaiyah yang berjumlah 29 itu terbagi menjadi dua, yaitu huruf “Qamariyah” dan huruf “Syamsiyah”.
HURUF QAMARIYAH
Huruf Qamariyah ada 14 huruf, yaitu :
ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و هـ ء ي
AL-QAMARIYAH
Apabila Huruf Qamariyah dimasuki AL [ اَلْ ] (huruf Alif dan Lam), maka AL tersebut dikenal dengan nama AL-QAMARIYAH. Ciri-cirinya adalah huruf Lam mati yang berada sesudah huruf Alif dibaca jelas, sedangkan huruf Qamariyah sesudah Lam tidak bertasydid. Contoh :
اَلْبَيْتُ – اَلْجُوْعُ – اَلْحَكِيْمُ – اَلْخَيْرُ – اَلْعَلِيْمُ – اَلْغُرُوْرُ – اَلْفَقِيْرُ – اَلْكَرِيْمُ – اَلْمَجِيْدُ – اَلْوَدُوْدُ – اَلْهَادِي – اَلأُمُوْرِ - اَلْيَقِيْنِ
Apabila AL-Qamariyah itu didahului huruf hidup atau ada di tengah-tengah kalimat, maka huruf Alif yang ada sebelum huruf Lam tidak dibaca (huruf Alif seolah-olah tidak ada dalam bacaan, namun tetap ada dalam tulisan), sedangkan huruf Lam mati tetap dibaca dengan jelas, sehinga disebut juga dengan “IZHAR QAMARIYAH.
Qamarun artinya “Bulan”. Orang yang melihat bulan matanya tidak silau, sehingga apa yang ada didepan matanya tetap terlihat (nampak jelas). Demikian pula huruh LAM mati yang jatuh sesudah huruf ALIF ketika masuk kepada huruf Qamairiyah tetap terbaca dengan jelas, sehingga disebut “IZHAR QAMARIYAH
Contoh :
هَذَا الْبَيْتِ - لِبَاسَ الْجُوْعِ - وَالْحَكِيْمُ – يَمِيْزَالْخَبِيْثُ - مَتَاعُ الْغُرُوْرِ - وَهُوَ الْفَضْلُ - يَوْمَ الْقِيَامَةِ - اِلَى الْكَعْبَيْنِ - ذَائِقَةُ الْمَوْتِ - تَرَكَ الْوَالِدَيْنِ - اَرَى الْهُدْهُدَ - عَزْمِ الأُمُوْرِ - عِلْمَ الْيَقِيْنِ
Tempo membacanya adalah satu harakat (ketukan).
HURUF SYAMSIYAH
Huruf Syamsiyah ada 14 huruf, yaitu :
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
AL- SYAMSIYAH
Apabila Huruf syamsiyah dimasuki AL [ اَلْ ] (huruf Alif dan Lam), maka AL tersebut dikenal dengan nama AL-SYAMSIYAH. Ciri-cirinya adalah huruf Lam yang berada sesudah huruf Alif tidak dibaca (huruf LAM seolah-olah tidak ada dalam bacaan, namun tetap ada dalam tulisan), sedangkan huruf Syamsiyah yang berada sesudah Lam bertasydid. Contoh :
اَلتَّوْبَةُ – اَلثَّاقِبُ – اَلدَّمْع – اَلذَّكَرَ – اَلرَّحِيْمُ – اَلزَّكَاةُ – اَلسَّمَاء - اَلشَّمْسُ – اَلصَّلاَةُ – اَلضَّلاَلَةُ – اَلطَّارِقُ – اَلظَّاهِرُ - اَللَّيْلُ - اَلنَّعِيْمُ
Apabila AL-Syamsiyah itu didahului huruf hidup atau ada di tengah-tengah kalimat, maka dua huruf, yaitu Alif dan Lam (AL) tidak dibaca (huruf Alif dan Lam seolah-olah tidak ada dalam bacaan, namun tetap ada dalam tulisan), sehingga disebut juga dengan “IDGHAM SYAMSIYAH”
Syamsun artinya “Matahari”. Orang yang melihat matahari matanya silau, sehingga apa yang ada didepan matanya tidak terlihat. Demikian pula huruh LAM dan ALIF yang masuk kepada huruf Syamsiyah ketika didahului huruf hidup atau ada di tengah-tengah kalimat tidak terbaca. Contoh :
اِنَّمَا التَّوْبَةُ - اَلنَّجْمُ الثَّاقِبُ - مِنَ الدَّمْعِ - خَلَقَ الذَّكَرَ - هُوَ الرَّحِيْمُ – وَالزَّكَاةُ - وَ السَّمَاءُ - وَالشَّمْسُ - اَقِمِ الصًّلاَةَ - وَالضَّلاَلَةُ - مَا الطَّارِقُ - وَالظَّاهِر - وَاللَّيْلُ - عَنِ النَّعِيْمِ
Tempo membacanya adalah satu harakat (ketukan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar