Bismillaahirrahmaanirrahiim. Saudaraku, ibadah puasa merupakan sarana latihan mensyukuri karunia
Allah dengan mengendalikan diri dari dorongan hawa nafsu, banyak dzikir,
baca Al-Qur'an, dan amalan ibadah lainnya seperti kepedulaian
terhadapkaum dhua'afa'. Melaksanakan amalan-amalan yang baik seperti
tersebut dapat terwujud semata-mata hanya karena rahmat Allah jua. Dan
bagi hamba yang bersyukur pasti akan mendapatkan keuntungan yang amat
besar yang akan kembali kepada dirinya sendiri, yaitu berupa
kebahagian jangka panjang yang abadi. Ayo sejenak kita renungkan cara
Rasulullah bersyukur:
Suatu ketika Ibnu Umar meminta
kepada 'Aisyahagar berkisah sesuatu yang sangat mengagumkan dari sikap
Rasulullah. Mendengar permintaan itu, Aisyah menangis, lalu berkata :
Semua sikap beliau itu mengagumkan. pada suatu malam beliau mendatangi-ku
tepat pada malam yang menjadi giliranku.Beliau masuk dalam selimutku,
hingga kulitnya menempel dengan kulitku, lalu beliau bertanya kepadaku :
Wahai Aisyah, apakah malam ini engkau berkenanmemberikan izin kepadaku
untuk beribadah kepada Tuhanku?. Aku (Aisyah)menjawab : Ya Rasulullah,
sebenarnya aku sangat senangberada di dekatmu, namun aku juga
sangat senang akan keinginanmu untuk beribadah. Oleh sebab itu, aku
memberikan izin kepadamu ya Rasulullah. Mendengar jawaban sangisteri
tersayang, beliau sepontan bangun menuju tempat air wudu' dirumahnya
dengan sikap hemat tanpa banyak menuangkan air. Kemudian beliau
mengerjakan salat sampai menangis hingga cucuran air matanya
membasaahijenggotnya. Beliau bersujud dengan tangis terus berlanjut
hingga air matanyamembasahi tanah. Setelah selesai salat beliau
berbaring dengan tangis yangbelum dapat juga berakhir. Lalu sahabat
Bilal mendatanginya serayamengumandangkan suara adzan shalat subuh.
Selanjutnya dia berkata : Waktu shalattelah tiba wahai Rasulullah,
Sementara beliau masih dalam keadaan terusmenangis, lalu Bilal berkata
: Engkau menangis wahai Rasulullah, padahal Allahtelah mengampuni
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Beliau bersabda : Wahai
Bilal, tidakkah seharusnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?[i]
Tangis
syukur Rasulullah yang memilukan ituberlangsung dikala beliau
beraudensi dengan sang Mahapencipta, yang diawalidengan sikap mulia dan
agung berupaakhlak karimah kepada sang isteri, serta sikap hemat __
tidakmenghambur-hamburkan air ketika wudu' __ merupakan bimbingan
kepada kita tentang carabersyukur. Syukur nikmat harus dibuktikandengan
meningkatkan ketaatan dan kepatuhan __ salah satu artiibadah __ kepada
Allah swt. baik ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah (ibadah
mahdhah)maupun ibadah sosial (ghairu mahdhah) yang pasti akanmemberikan
manfaat, tidak hanya bagidirinya, tetapi juga buat orang lain.
Bersyukur
merupakan perwujudan keyakinan kepada Allah, bahwa kesuksesan yang
diperolehnya bukan karena usahanya, tetapi karena adanya pertolongan
Allah.Itulah sebabnya, mengapa kita wajib bersyukur apabila mendapatkan
kesuksesan. Dengan syukur, kita akan dapat bersikap rendah hati, tidak
terjerumus dalam sikap sombong dan tidak akan jatuh tenggelam dalam
sikap riya (ingindisanjung dan dipuji). Hal itu terjadi akibat dari
adanya keimanan yang mendalam bahwa semua yang kita raih
adalah anugerah Allah sebagai amanah yang harus dipertanggung
jawabkan.
Begitu banyak dan luasnya karunia Allah,
sehingga seandainya kita mau mencoba menghitungnya, pastilah kita tidak
akan pernah sanggup. Renungkan friman Allah :
وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّالْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan
Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang
kamumemohon kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamumenghinggakannya. (QS.Ibrahim [14] : 34)
Sebagai
hamba yang menyadari adanya nikmatkarunia Allah yang sangat besar yang
sengaja dibuat oleh-Nya untuk memenuhihajat kebutuhan manusia,
seharusnya selalu dihadapi dengan sikap syukur yang diwujudkan dalam
bentuk ibadah __ patuhdan tunduk kepada-Nya __ dalam mengarungi
kehidupan di alam fanaini. Dan beribadah kepada-Nyaseharusnya
dilaksanakan atas dasar kesadaran untuk bersyukur kepada Allah,dengan
niat ikhlas semata-mata untuk meraih ridha-Nya.
Dalam perjalanan
hidup tidak sedikit yangbelum menyadari, bahwa hidup itu sendiriadalah
rahmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memantapkan ibadah.
Tidakmenjalankan ibadah, berarti telah kufurnikmat __ mengingkari
nikmat __ yang diancamdengan azab yang sangat pedih. Renungkan friman
Allah :
وَإِذْتَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّعَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan
ingatlah ketika Tuhanmu mempermaklumkan :Sesungguhnya jka kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, danjika kamu
mengingkari nikmat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
(QS.Ibrahim[14] : 7)
Dari sisi lain, ayat tersebut dapat
dipahami bahwa bersyukur itu akan dapat melahirkan sikapproduktif
sebagai pancaran dari sikap optimistis, bahwa Allah Yang Mahakaya
dengan rahmat-Nyaakan selalu memberikan pertolongan kepada hamba-Nya
yang berharap kepada-Nya dengan keyakinan yang mantap. Dan sebaliknya,
sikap enggan bersyukur atau kufur nikmat, justruakan menjadikan dirinya
pesimistis, tidak percaya diri, dan tidak produktif atau kita katakan
counterproductive. Sikap enggan bersyukur karena dalam benaknya ada
asumsi bahwa Allahtidak mampu menjamin hidupnya. Padahal, dirinya
diciptakan oleh Allah dari tiada menjadi ada, dari mati menjadihidup.
Dengan demikian, tentu menjaminhidupnya bagi Allah merupakan
pekerjaanringan dan sangat lebih mudah.
Rasulullah saw melakukan
sujud syukur ketikamendapatkan kesenangan atau berita gembira sebagai
salah satu bentuk syukurkepada Allah. Renungkan sabda Nabi :
عَنْ
أَبِي بَكْرَةَ بَكَّارِبْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَخْبَرَنِي أَبِي عَبْدُ
الْعَزِيزِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنْالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُسُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ
خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.(رواه ابو داود : 2393 – سنن ابو داود-
بَاب فِي سُجُودِ الشُّكْرِ- الجزء : 7 – صفحة : 425)
Dari Abu
Bakrah, yaitu Bakkar bin Abdul Aziz,Abi Abdul Aziz bercerita kepadaku,
diterima dari bnakrah yang berseumber dariNabi saw : Bahwasanya apabila
beliau mendapatkan kesenangan atau berita gembira, beliau
menyungkurbersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Allah. (HR. Abu Daud
: 2393, SunanAbu Daud, Bab Fii Sujuudisysyukri, juz : 7, hal. 425)
عَنْ
عَامِرِ بْنِ سَعْدٍعَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَمِنْ مَكَّةَ نُرِيدُ الْمَدِينَةَ
فَلَمَّا كُنَّا قَرِيبًا مِنْ عَزْوَرَا نَزَلَثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ
فَدَعَا اللَّهَ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ سَاجِدًا فَمَكَثَ طَوِيلًاثُمَّ
قَامَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ فَدَعَا اللَّهَ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ سَاجِدًا
فَمَكَثَطَوِيلًا ثُمَّ قَامَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ سَاعَةً ثُمَّ خَرَّ
سَاجِدًا - قَالَ إِنِّيسَأَلْتُ رَبِّي وَشَفَعْتُ لِأُمَّتِي
فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِي فَخَرَرْتُ سَاجِدًاشُكْرًا لِرَبِّي ثُمَّ
رَفَعْتُ رَأْسِي فَسَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِيثُلُثَ
أُمَّتِي فَخَرَرْتُ سَاجِدًا لِرَبِّي شُكْرًا ثُمَّ رَفَعْتُ رَأْسِي
فَسَأَلْتُرَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي الثُّلُثَ الْآخِرَ فَخَرَرْتُ
سَاجِدًا لِرَبِّي(رواه ابو داود : 2394– سنن ابو داود- بَاب فِي سُجُودِ
الشُّكْرِ- الجزء : 7 – صفحة : 426)
Dari 'Amir bin Sa'id dari
ayahnya, ia berkata: kami keluar dari kota Makkah hendak ke kota
Madinah; setalah kami dekat 'Azwarbeliau turun lalu mengangkat kedua
tangannya seraya berdo'a sesaat, kemudianmenyungkur bersujud dengan masa
diam yang lama; kemudian berdiri dan mengangkatkedua tangannya seraya
berdo'a sesaat, kemudian menyungkur bersujud dengan masadiam yang lama;
kemudian mengangkat kedua tangannya lagi seraya berdo'a sesaat,lalu
menyungkur bersujud. Beliau berdo'a : Aku memohon kepada Tuhan-Ku
agardapat memberikan syafaat (pertongan)untuk umatku, ternyata Tuhanku
memberikan kepada-ku untuk sepertiga umatku,lalu aku menyungkur
bersujud sebagaibukti rasa syukur kepada Tuhanku. Kemudian aku
mengangkat kepalaku dan memohonlagi kepada Tuhan-Ku agara
dapatmemberikan syafaat (pertolongan) untukumatku, ternyata Tuhanku
memberikan kepada-ku untuk sepertiga umatku, lalu aku menyungkur
bersujud sebagai bukti rasasyukur kepada Tuhanku. Kemudian
akumengangkat kepalaku dan memohon lagi kepada Tuhan-Ku agar dapat
memberikan syafaat (pertolongan) untuk umatku, ternyata Tuhanku
memberikankepada-ku untuk sepertiga umatku, lalu aku menyungkur
bersujud sebagai bukti rasa syukur kepada Tuhanku. (HR.Abu Daud : 2394,
Sunan Abu Daud, Bab Fii Sujuudisysyukri, juz : 7, hal. 426)
Renungkan firman Allah :
وَلَقَدْ
آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِاشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ
فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّاللَّهَ غَنِيٌّ
حَمِيدٌ
Dan sesungguhnyatelah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu : Bersyukurlah kepada Allah. Danbarangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untukdirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya AllahMaha Kaya lagi
Maha Terpuji.(Q.,Luqman [31] : 12)
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْوَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
"Allah
tidak akan menurunkan azab kepadamu, jika kamubersyukur dan beriman".
dan Allahadalah Maha Mensyukuri [ii]lagiMaha mengetahui. (QS.Annisa'
[4]: 147)
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِعِبَادَتِكَ.
Ya Allah! berilah pertolongan kepada kami untukselalu menyebut nama-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu.
Maha benarAllah dengan segala firman-Nya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamaba Allahyang pandai bersyukur. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar