PAKAIAN TAKWA
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Saudaraku. Ayo kita tadabbur dan tafakkur
tentang "PAKAIAN TAKWA" yang telah diabadikan dalam Al-Qur'an surat
Al-A'raf ayat 26. Danberkaitan dengan perintah puasa, takwa adalah menjadi
tujuan yang hendakdicapai.
Suatu ketika Rasulullah saw. masuk
pasar, ditemani oleh Abu Hurairah ra. dengan niat hendak membelis ehelai baju
yang agak pantas beliau pakai. Dalam perjalanan akan keluar dari pasar, beliau
mendengar suara seorang pemuda berseru : "Barangsiapa yang sudi memberiku
sehelai baju, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Hai
dermawan! Berilah aku baju, semoga Allah memberi gantinya buat kamu" .Pemuda
itu tidak mengetahui, bahwa Rasulullah saw, berada di dekatnya. Setelah pemuda
itu mengucapkan seruan yang kedua kalinya, Rasulullah saw, sampai di tempat
pemuda itu berdiri, lalu beliau serahkan dasar baju yang baru dibelinya itu
dengan ikhlas, tanpa ada pertimbangan panjang lebar lagi.[i]
Rasulullah saw, dan pemuda dalam
kisah di atas, berusaha mendapatkan pakaian untuk memenuhi salah satu
kebutuhan pokoknya. Hal itu dilakukan, karena mereka memahami betul manfaatnya
yang sangat penting dalam hidupnya. Dasar baju yang baru saja Rasulullah saw,
beli diserahkan kepada pemuda dengan hati yang bersih, karena beliau mengetahui
bahwa pemuda itu lebih membutuhkannya.
Pakaian tidak hanya berkaitan
dengan etika dan estetika, tetapi juga dengan sosial ekonomi, budaya, iklim,
dan bahkan agama. Menurut ajaran agama islam, berpakaian hanya diwajibkan
bagi umat manusia, sehingga tidak keliru kalau dikatakan, bahwa salah satu ciri
manusia adalah "makhluk yang wajib berpakaian".
Manfaat pakaian sungguh sangat
besar, antara lain adalah untuk memelihara kulit dari sengatan panas, cuaca
dingin dan dari segala sesuatu yang dapat mengganggu jasmani. Renungkan Firman
Allah :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ
لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ
وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ
لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Dan
Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan
Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan
bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas, dan pakaian (baju besi) yang
memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya
atasmu agar kamuberserah diri (kepada-Nya)". (QS.An-Nahl [16] : 81)
Dalam bahasa Arab terdapat kata
"tsaw-bun" yang berarti baju atau pakaian. Ketika kata itu dikembangkan
keluarlah kata "tsawaa-bun" yang berarti "pahala". Dari
arti bahasa ini mudah dipahami, bahwa pakaian dapat membuahkan pahala. Untuk
itu perlu kiranya diketahui, bahwa pahala merupakan dampak positif dari segala
aktivitas yang berlandaskan iman dan takwa, yang dalam jangka panjangakan
mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian. Renungkan rekaman firman Allah :
وَلَوْ أَنَّهُمْ آَمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103)
Sesungguhnya kalau mereka beriman
dan bertakwa,(niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala
yang datang darisisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui
(QS.Al-Baqarah [2] :103)
Dari berbagai macam bentuk
pakaian, maka pakaian yang dibuat dan dipakai berdasarkan iman da ntakwa
itulah yang akan menjadi sarana untuk meraih rido Allah. Dalam kitab suci
Al-Qur'an ditemukan kalimat "Libaasut-taqwa",yang terdiri dari
dua kata, yaitu "Libaasun" yang berarti "pakaian" dan
berasal dari kata "La-bi-sa" yang berarti "memakai". Ketika
dikembangkan timbul kata "Albasa" yang berarti "menutupi".
Kata yang kedua adalah
"Al-Taqwa" yang salah satu artinya adalah memeliharaatau menjaga diri
dari hal-hal yang tidak disukai Allah. Disinilah, kata
"Libaasut-taqwa"kita artikan dengan "pakaian takwa" yang
berfungsi untukmemelihara atau menjaga diri dari sikap atau perbuatan yang
dapat menjatuhkanke dalam jurang nista dan dosa. Demikianlahyang dinamakan
"pakaian takwa" menurut pendapat Abdurrahman bin zaid binAslam dalam
kitab Tafsir Ibnu Katsir.[ii] Renungkanfirman Allah :
يَا بَنِي آَدَمَ
قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ
التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
(26)
Hai anak Adam,sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu danpakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yangdemikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahanmereka selalu
ingat". (QS.Al-A'raaf [7] : 26)
Mencermati ayat di atas, ada
fungsi lain dari pakaian yaitu sebagai hiasanyang menambah keindahan bagi
pemakainya. Hal ini dapat dipahami dari kalimatdalam terjemahan di atas yang
berbunyi : "pakaian indah untuk perhiasan"yang merupakan
terjemahan dari kata "Riisyun" (ريش) yang arti asalnya adalah
"bulu burung" atau "pakaian yang sangat bagus". Seekor
burung yang beraneka ragamwarna bulunya selalu tampak indah, sehingga mampu
menarik perhatian setiap matayang memandangnya, karena keindahannya yang
menggoda. Tampilan itu bukanlah menurut kehendak burungitu sendiri,
tetapi berjalan sesuai sunnatullah __undang-undang atau aturan-aturan Allah__,
sehingga keindahannya asli dan lebihabadi.
Manusia sebagai hamba pilihan yang
dimuliakan Allah, seharusnya mampu memilih bentuk pakaian dan berpakaian sesuai
sunnatullah, bukan hanya sekedar mengikuti selera manusia itu sendiri,
sehingga dapat tampil indah __ salah satu arti ihsan __[iii] menurut pandangan
Allah dan indah pula menurut pandangan manusia. Hal ini dapat
diwujudkan hanya oleh hamba yang bertakwa, karena sikap takwa itu mesti
dibuktikan dengan menjalankan perintah dan meninggalkan laranagn Allah.-
Dan jiwa takwa inilahyang akan membentuk manusia berakhlak mulia yang
menjadi ciri khas orang yangberiman, yaitu orang yang tulus
menerimakebenaran yang datang dari Allah. Sabda Nabi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
Dari Aisah ia berkata : Rasulullah
saw. bersabda : Sesungguhnya orang-orang yang beriman yang paling sempurna
imannya adalah yangpaling baik akhlaknya dan bersikap lemah lembut terhadap
keluarganya.(HR.Tirmizi) [iv]
Dalam ayat 26 surat Al-A'raaf itu
pula, setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, terdapat kata
"aurat" yang merupakan terjemahan dari kata "saw-aatun" ( (سوءة yang merupakan perkembangan dari kata
"suu-un" (سوء) yang berarti
keji, buruk, cacat dan jahat. Dan kata "aurat" itu sendiri,
sebenarnya diambil juga dari bahasa Arab, yang berasal dari kata "'awira
" (عور) yang berarti
"buta sebelah mata". Kemudian kata tersebut berkembang menjadi
"'awaarun" (عوار) yang berarti
cacat, cela dan aib.
Dari uraian di atas,dapat
dipahami, bahwa aurat adalah sesuatu yang mesti ditutupi dan tidak baik
dibuka atau dilihat karena berpotensi untuk menimbulkan perbuatan keji dan
tercela,baik bagi pelaku maupun bagi orang yang melihatnya. Dan orang yang suka
membuka auratnya adalah tergolong hamba yang cacat dan tercela karena hanya
melihat dengan sebelah mata, yaitu mata fisik jasmaniah, sementara mata
ruhaniahnya buta, tidak dapat melihat, sehingga tidak mampu merespon positif
hukum ketentuan Allah. Renungkan firman Allah :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ
لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا
تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ (46)
Maka apakah mereka tidak berjalan
di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami
atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena
sesungguhnya bukanlah mata itu (mata jasmaniah) yang buta, tetapi yang buta
ialah hati yang di dalam dada. (QS.Al-Hajj [22] 46)
Semua yang kita tampilkan di muka
bumi, termasuk bentuk pakaian dan cara kita berpakaian sertaakibat dari pakaian
yang kita kenakan, selalu berada dalam pengawasan Allah danakan tercatat serta
tersimpan dengan rapi dalam buku induk di Lauh Al-Mahfuzh. Demikian pula
akibatnya, jika dampaknya baik __ menurut aturan Allah __ terhadap diri dan
lingkungannya, maka akan dicatat sebagai kebaikan, dan demikian pula sebaliknya.
Renungkan firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا
وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan
orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan
bekas-bekas (akibat) yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan
dalam kitab induk yang nyata (Lauh Al-mahfuzh). (QS.Yasin [36] : 12)
Menurut Qatadah dan Ibnu Juraij
dalam Tafsir Ibnu Katsir, pakaian takwa adalah "iman", sedangkan
menurut pendapat IbnuAbbas adalah "amal saleh". [v]
Dalam Al-Qur'an ditegaskan, bahwa
pakaian yang bernuansakan taqwa menunjukkan identitas bagi orang yang beriman
sebagai pemakainya, sehingga dapat terpelihara dari gangguan-gangguan tangan
jahil. Renungkan firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min
:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka"
Yang demikiamn itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Al-Ahzab
[33] : 59)
Bertambah jelaslah bagi kita,
bahwa pakaian takwa adalah pakaian yang mencerminkan pribadi orang yang beriman
dan bertakwa dan dapat dipertanggung jawabkan dalam kehidupan jangka panjang
yang abadi. Allah mengingatkan kita agar selalu waspada menghadapi serangan
yang dilancarkan Iblis dan pengikut-pengikutnya, sebab mereka selalu mengintai
dan melihat kita, sementara kita tidak melihat mereka. Cermati firman Allah
berikut ini :
يَا بَنِي آَدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا
لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآَتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ
مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ
لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Hai anak Adam, janganlahsekali-kali
kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkankedua ibu bapakmu
dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untukmemperlihatkan kepada
keduanya auratnya. Sesungguhnya ia danpengikut-pengikutnya melihat kamu dari
suatu tempat yang kamu tidak bisamelihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak
beriman.(QS.Al-A'raaf [7] : 27)
Adalah suatu sikap yang sangat
merugikan jika belum merespon positif tuntunan Allah dalam memilih pakaian dan
berpakaian. Allah mengingatkan kita :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى
وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا
وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ
يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)
Dan barangsiapa berpaling
dariperingatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akanmenghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia :
YaTuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal
akudahulunya adalah seorang yang melihat?. Allah berfirman : Demikianlah,
telah datang kepadamu ayat-ayat kami,maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari ini kamupun dilupakan. Dandemikianlah Kami membalas orang yang
melampaui batas dan tidak percaya kepadaayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya
azab di akhirat itu lebih berat dan lebihkekal. (QS.Thaha [2] : 124-127)
Pakaian takwa adalah pakaian
terbaik bagi hamba-hamba Allah yang beriman. Dan apabila kita memakainya
dengan hati yang ikhlas, pasti Allah akan selalu mengucurkan rahmat-Nya
yang penuh dengan berkah.
Dan akhirnya, kita mohon
pertolongan Allah semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah-Nya. Aamiin.
[i]. Hamka Prof.
Dr. Tafsir Al-Azhar juz IV,Pustaka Panjimas, Jakarta 1983,
hal. 20
[ii]. Ismail bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir,jilid 2, Dar
Al-kutub al-mishriyah, tanpa tahun, hal. 207
[iii]. Ihsan menurut arti bahasa adalah indah dan bagus.
DalamHadits Nabi ditegaskan : Ihsan adalah hendaklah kamu menyembah
Allahseolah-olah kamu melihat-Nya, jika tidak, yakinkan, bahwa
sesungguhnya Allah melihatmu.
[iv]. Abi 'Isa
Muhammad bin 'Isa bin Saurah, Sunan Tirmidzi,jilid 5 ,Dar Al-Kutub Al-ilmiah,
Beirut, tanpa tahun, hal. 11
[v]. Ismail bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, Op
cit, hal. 207
Tidak ada komentar:
Posting Komentar