Saudaraku, apabila seorang hamba telah mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang telah diwajibkan-Nya, dan istiqamah dengan amalan sunnah, hingga Allah mencintainya, maka Allah menyatakan : AKU-lah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk berbuat, dan kakinya yang ia jadikan untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepada-KU pasti KU beri, dan jika ia minta perlindungan kepada-KU, pasti KU lindungi.
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ. (رواه البخاري : 6021 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة – باب التواضع – الجزء : 20 – صف5حة : 158)
Telah bercerita kepadaku [Syarik bin Abdillah bin Abi Namir]dari [‘Atha] dari [Abu Hurairah], ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah berfirman : Siapa yang memusuhi kekasih-KU, maka AKU umumkan perang kepadanya; dan hamba-KU tidak bisa mendekatkan diri kepada-KU dengan sesuatu yang lebih AKU cintai daripada yang telah AKU wajibkan; dan jika hamba-KU terus menerus mendekatkan diri kepada-KU dengan amalan sunnah, hingga AKU mencintai dia; dan jika AKU telah mencintainya, maka AKU-lah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang ia jadikan untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepada-KU, pasti AKU beri, dan jika ia minta perlindungan kepada-KU, pasti AKU lindungi. Dan AKU tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang AKU menjadi pelakunya sendiri, sebagaimana keragu-raguanku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia tidak suka dengan kematian itu, dan AKU sendiri tidak suka ia merasakan kepedihan sakitnya. (HR.Bukhari : 6021, Shahih Bukhari, Al-Maktbah Asy-Syuamilah, bab Tawadlu’, juz : 20, hal.158)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar