Kamis, 15 Mei 2014

PUASA SUNAT



Puasa Sunat
1.   Puasa Syawal
Setelah menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan, maka pada bulan syawal disunatkan berpuasa enam (6) hari yang nilai (pahala)nya sama dengan puasa satu tahun penuh. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي سَعْدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتِ بْنِ الْحَارِثِ الْخَزْرَجِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ. (رواه مسلم : 1984 -صحيح مسلم– المكتبة الشاملة –باب استحباب صوم ستة ايام من شوال اتباعا- الجزء :6– صفحة : 66)
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ali bin Hujr, semuanya dari Isma'il - Ibnu Ayyub berkata - Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far, telah mengabarkan kepadaku Sa'ad bin Sa'iid bin Qais, dari Umar bin Tsabit bin Harits Al-Khazraji, dari Abu Ayyub Al-Anshari ra,   bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw,  bersabda : "Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa setahun penuh." (HR.Muslim :1984, Shahih Muslim,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Istihbab Shaumi sitta ayyaamin min syawwal ittibaa’an,  juz : 6, hal.66)
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذَّمَارِيُّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ {مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا}.(رواه ابن ماجه : 1705-سنن ابن ماجه–المكتبة الشاملة–بَاب صيام ستة ايام من شوال– الجزء : 5– صفحة :  242)
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Yahya Ibnul Harits Adz-Dzimari, ia berkata : Aku mendengar Abu Asma Ar-Rahabi, dari Tsauban pelayan Rasulullah saw,  dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda : "Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seakan ia berpuasa setahun secara sempurna. Dan barangsiapa berbuat satu kebaikan maka ia akan mendapat sepuluh pahala yang semisal."(HR.Ibnu Majah :1705, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Shiyaamu  sittata ayyaamin min syawwal, juz : 5, hal.  242)
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(QS. Al-An'am:160)
Berbuat satu kebaikan, dibalas dengan sepuluh kebaikan (pahala). Berpuasa satu bulan Ramadhan  penuh (30 hari) x 10 kebaikan =  berpuasa  10 bulan (300 hari), kemudian ditambah dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal = berpuasa 2 bulan. Jadi,  (30 x 10 = 300 hari = 10 bulan) + (6 x 10 = 60 hari = 2 bulan). Puasa satu bulan + enam hari = puasa satu tahun (36 x 10 = 360)
2.    Puasa Hari ‘Arafah
Puasa pada hari ‘Arafah pada 9 zulhijjah, disunatkan, kecuali bagi orang yang sedang menunaikan ibadah Haji. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ حَرْمَلَةَ بْنِ إِيَاسٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً. (رواه احمد :  21496 - مسند احمد - المكتبة الشاملة – باب حديث أَبِي قَتَادَة الأنصاري– الجزء :  46– صفحة : 37)  
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Manshur dari Mujahid, dari Harmalah bin Iyas, dari Abu Qatadah berkata; Rasulullah saw, bersabda : "Puasa hari 'arafah menghapus dosa  dua tahun; yang telah lalu dan yang akan datang dan puasa 'asyura` menghapus dosa satu tahun yang lalu." (HR.Ahmad : 21496, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab hadits Abu Qatadah Al-Anshari,  juz : 46, hal.  37)
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَوْشَبُ بْنُ عُقَيْلٍ عَنْ مَهْدِيٍّ الْهَجَرِيِّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ قَالَ كُنَّا عِنْدَ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي بَيْتِهِ فَحَدَّثَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَةَ.(رواه ابو داود : 2084- سنن ابو داود–المكتبة الشاملة–باب في صوم يوم عرفة بعرفة -الجزء : 6-صفحة : 422)
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami Hausyab bin 'Uqail, dari Mahdi Al-Hajari, telah menceritakan kepada kami 'Ikrimah, ia berkata; dahulu kami pernah di sisi Abu Hurairah di rumahnya, kemudian ia bercerita kepada kami bahwa Rasulullah saw, telah melarang berpuasa pada hari 'Arafah di 'Arafah. (HR. Abu Daud : 2084, Sunan Abu Daud,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab  shawmi yaumi ‘arafata bi’afrfata,  juz : 6, hal. 422)
3.    Puasa Hari ‘Asyura
Pada hari ‘Asyura, yaitu tanggal 10 bulan Muharam disunatkan berpuasa berdasarkan hadits Nabi :
حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. (رواه مسلم :  1911  – صحيح مسلم –المكتبة الشاملة - بَاب صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ– الجزء :5صفحة :473)
Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ayyub, dari Abdullah bin Sa'id bin Jubair, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas ra,  bahwa Rasulullah saw,  mendatangi kota Madinah, lalu didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa di hari 'Asyura. Maka beliau pun bertanya kepada mereka: "Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?" mereka menjawab : "Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir'aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya." Maka Rasulullah saw,  bersabda : "Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian." kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan kaum puasa di hari itu. (HR.Muslim : 1911, Shahih Muslim,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab  shawmi yaumi ‘aasyura’, juz : 5, hal. 473)   
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. (رواه الترمذي :   683 - سنن الترمذي -المكتبة الشاملة – باب ما جاء فى الحث على صوم يَوْمِ عَاشُورَاءَ – الجزء :  3– صفحة : 214)
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Ahmad bin 'Abdah Adl-Dlabbi, keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, dari Ghailan bin Jarir, dari Abdullah bin Ma'bad, dari Abu Qatadah, bahwasanya Nabi saw,  bersabda : "Puasa hari 'Asyura' -saya berharap dari Allah- dapat menghapuskan dosa-dosa pada tahun sebelumnya." (HR.Tirmidzi :683, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a fil-Hatstsi shawmi yaumi ‘asyuraa,  juz : 3, hal. 214)   
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ يُونُسَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْمِ عَاشُورَاءَ يَوْمُ الْعَاشِرِ. (رواه الترمذي : 686 - سنن الترمذي -المكتبة الشاملة – باب ما جاء عَاشُورَاءَ أي يوم هو– الجزء :  3– صفحة : 220)
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami 'Abdul Waris, dari Yunus, dari Al-Hasan, dari Ibnu Abbas, dia berkata : Rasulullah saw, memerintahkan untuk berpuasa 'Asyura' pada hari kesepuluh. (HR.Tirmidzi :686, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a ‘asyuraa ayyu uawmin huwa,  juz : 3, hal. 220)  
وَرُوِيَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ. وَبِهَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwasanya beliau berkata : Berpuasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh dan selisihilah orang-orang Yahudi.  Perkataan ini juga merupakan pendapat imam Syafi'i, Ahmad dan Ishaq.[1]
Rasulullah saw berkeinginan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram agar berbeda dengan pelaksanaan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, yaitu tanggal 10 Muharram, namun beliau wafat sebelum melaksanakan keinginannya itu. Hadits Nabi :
و حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنِي إِسْمَعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا غَطَفَانَ بْنَ طَرِيفٍ الْمُرِّيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.(رواه مسلم : 1916 - صحيح مسلم – المكتبة الشاملة – باب اي يوم يصام في عاشوراء - الجزء : 5- صفحة : 479)
Dan Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ali Al Hulwani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, telah menceritakan kepadaku Isma'il bin Umayyah, bahwa ia mendengar Abu Ghathafan bin Tharif Al-Murri] berkata : Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra,  berkata : Pada saat Rasulullah saw, berpuasa pada hari 'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata : "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani." Maka Rasulullah saw,  bersabda : "Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah saw, wafat. (HR.Muslim : 1916, Shahih Muslim,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab  ayyu yawmin yushamu fii  ‘aasyura’, juz : 5, hal. 479)  
4.    Puasa Senin Dan Kamis
حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ رَبِيعَةَ الْجُرَشِيِّ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ. (رواه الترمذي : 676 - سنن الترمذي -المكتبة الشاملة – باب ما جاء في صوم يوم الِاثْنَيْنِ والخميس – الجزء :  3– صفحة : 204)
Telah menceritakan kepada kami Abu Hafsh Amru bin Ali Al-Fallas, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Rabi'ah Al-Jurasyi, dari 'Aisyah, ia berkata: Rasulullah saw,  sering memilih waktu berpuasa pada hari senin dan kamis. (HR.Tirmidzi:676, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a fii shawmi  yawmil itsnin wal-Khamis,  juz:3, hal. 204)  
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا أَبَانُ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي الْحَكَمِ بْنِ ثَوْبَانَ عَنْ مَوْلَى قُدَامَةَ بْنِ مَظْعُونٍ عَنْ مَوْلَى أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ أَنَّهُ انْطَلَقَ مَعَ أُسَامَةَ إِلَى وَادِي الْقُرَى فِي طَلَبِ مَالٍ لَهُ فَكَانَ يَصُومُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَقَالَ لَهُ مَوْلَاهُ لِمَ تَصُومُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ وَأَنْتَ شَيْخٌ كَبِيرٌ فَقَالَ إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ وَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ.(رواه ابو داود : 2080 - سنن ابو داود–المكتبة الشاملة–باب في صوم الِاثْنَيْنِ والخميس -الجزء : 6-صفحة : 415)
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Aban, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Umar bin Abu Al-Hakam bin Tsauban, dari mantan budak Qudamah bin Mazh'un, dari mantan budak Usamah bin Zaid, bahwa ia pernah pergi bersama Usamah menuju bukit Al-Qura untuk mencari hartanya, ia berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Kemudian mantan budaknya bertanya kepada Usamah : Kenapa engkau berpuasa pada Hari Senin dan Kamis, padahal engkau sudah tua? Maka ia menjawab : Sesungguhnya Nabiyullah saw berpuasa pada Hari Senin dan Kamis.  Dan beliau ditanya mengeani hal tersebut, lalu beliau menjawab : "Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis." (HR. Abu Daud : 2080, Sunan Abu Daud,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab  fii shawmi yaumil itsinin wal-Khamis,   juz : 6, hal. 415)
5.    Puasa Sya’ban
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (رواه مسلم : 1956-صحيح مسلم – المكتبة الشاملة – باب صيام النبي صلعم- الجزء :6- صفحة :33)
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, ia berkata : Saya telah membacakan kepada Malik, dari Abu Nadlr, mantan budak Umar bin Ubaidullah, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata : "Sudah biasa Rasulullah saw, berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadlan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban." (HR.Muslim : 1956, Shahih Muslim,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab  Shiyaamun Nabiyyi saw,   juz : 6, hal. 33)  
6.    Puasa Pada Tanggal 13, 14, 15  Bulan Hijriyah
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَال سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَامٍ يُحَدِّثُ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ قَال سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنْ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ.(رواه الترمذي :  692 - سنن الترمذي -المكتبة الشاملة – باب ما جاء في صوم ثَلَاثَة أَيَّامٍ من كل شهر– الجزء :  3– صفحة : 230)
Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, telah menceritakan kepada kami Abu Daud, dia berkata, telah memberitakan kepada kami Syu'bah, dari Al A'masy, dia berkata : Saya mendengar Yahya bin Saam telah menceritakan dari Musa bin Thalhah, dia berkata, saya mendengar Abu Dzar berkata : Rasulullah saw,  bersabda kepadaku : "Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari pada tiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal ke tiga belas, empat belas dan lima belas".(HR.Tirmidzi : 672, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a fii shawmi  shawmi tsalatsati ayyamin min kulli syahrin,  juz : 3, hal. 230)  


[1]. Lihat keterangan hadits Tirmidzi no. 686, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a ‘asyuraa ayyu uawmin huwa,  juz : 3, hal. 220 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar