Sabtu, 20 November 2010

AL-BAQARAH AYAT 34-38

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34)

34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : Sujudlah[1] kalian kepada Adam, maka mereka pun sujud, kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.

(Dan) ingatlah! (Ketika Kami berfirman kepada para malaikat : Sujudlah kalian kepada Adam!), yaitu sujud sebagai penghormatan dengan cara membungkukkan badan, (maka mereka pun sujud, kecuali Iblis) yaitu nenek moyang bangsa jin yang ada di antara para malaikat, (ia enggan), yaitu menolak untuk sujud (dan takabur) , yaitu menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa ia lebih mulia daripada Adam (dan adalah ia termasuk golongan yang kafir) dalam pengetahuan Allah.

وَقُلْنَا يَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35)

35. Dan Kami berfirman : "Hai Adam, berdiamlah kamu bersama istrimu dalam surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[2], yang menyebabkan kamu menjadi orang-orang yang zalim.

(Dan Kami berfirman : "Hai Adam, berdiamlah kamu bersama istrimu) yakni Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri (dalam surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik) dan tidak dilarang (dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini) dengan memakan buahnya, yaitu gandum atau anggur dan lain-lainnya, (yang menyebabkan kamu menjadi orang- orang yang zalim), yaitu orang-orang yang berbuat maksiat.

Kata "anta" (اَنْتَ : kamu) yang berada sesudah kata "uskun" (اُسْكُنْ : berdiamlah kamu) adalah sebagai penguat (تَأكِيْدٌ) bagi kata "anta" yang tersembunyi dalam kata "uskun" dan kata "anta" yang tersembunyi itu disebut "dhamir mustatir" dan kepadanya di'athafkan (dihubungkan) kata berikutnya.

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ (36)

36. lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu[3] dan dikeluarkan dari Keadaan semula[4] dan Kami berfirman: "Turunlah kalian! sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian tersedia tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

(Lalu keduanya digelincirkan oleh setan), yaitu Iblis. (dari surge itu) maksudnya Iblis menyingkirkan keduanya dari surga, dengan mengatakan kepada mereka berdua : Maukah kalian saya tunjukkan suatu pohon keabadian (syajaratul khuldi) yang dapat mengekalkan kalian dalam surga? Iblis-pun bersumpah atas nama Allah bahwa ia hanyalah hendak memberikan nasihat kepada mereka berdua. Maka lalu mereka berdua-pun (Adam dan Hawa) memakan buah itu. (dan dikeluarkan dari keadaan semula) yakni dari nikmat surga (dan Kami berfirman : Turunlah kalian!) maksudnya turun ke bumi. Kalian berdua bersama anak cucu kalian itu (sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain) disebabkan kezaliman sebagian kalian terhadap lainnya, (dan bagi kalian tersedia tempat kediaman di bumi), artinya tempat menetap (dan kesenangan hidup) berupa hasil tumbuh-tumbuhan yang kalian senangi dan dapat kalian nikmati (sampai waktu yang ditentukan) maksudnya hingga saat datangnya ajal kalian nanti.

فَأَزَلَّهُمَا (Fa- Azallaahumaa) dengan huruf "Lam bertasydid" menurut suatu qiraat dibaca : Fa-Azaalahumaa (فَأَزَالَهُمَا) dengan huruf "Lam tidak bertasydid dan huruf zai dibaca panjang" sehingga artinya sebagai berikut : "Maka Iblis pun menyingkirkan keduanya"

فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37)

37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[5] dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

(Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya), yakni dengan memberikan ilham (berupa ajaran atau kata taubat) kepadanya. Kata "Aadamu" menurut suatu qiraat dibaca "Adama" dengan posisi "nashab", sedangkan kata "kalimaatin" dibaca "kalimatun" dengan posisi rafa`, sehingga arti kalimat menjadi : "maka datanglah kepada Adam kalimat dari Tuhannya", yakni surat Al-A'raaf ayat 23 yang berbunyi :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata : "Ya Tuhan Kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.(QS.Al-A'raaf : 23). Maka Adam-pun berdo'a dengan ayat tersebut. (maka Allah menerima tobatnya), artinya mengampuni dosanya (Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat) terhadap hamba-hamba- Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

38. Kami berfirman : Turunlah kalian semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

(Kami berfirman : Turunlah kalian semuanya dari surga itu) maksudnya keluar dari surga (kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian) berupa Kitab dan seorang Rasul, (maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia beriman kepada-Ku dan beramal karena taat kepada-Ku (niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati), yakni di akhirat kelak tidak ada kekhawatiran dan tidak akan bersedih hati, karena mereka akan masuk surga.

Kata "immaa" asalnya adalah "in dan maa" yang diidgamkan, yang berarti "jika". Kata "in" huruf syarat dan "maa" sebagai tambahan (zaidah).



[1]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

[2]. Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al-Quran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

[3]. Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[4]. Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

[5].Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar