KAUM SABA’
(QS. Saba’ : 15 – 17)
لَقَدْ كَانَ
لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ
رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (15)
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda
(kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah
kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan): `Makanlah olehmu dari
rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.(QS. Saba’
(34) : 15)
Di
sebelah selatan negeri Yaman berdiam suatu kaum bernama Saba'. Mereka menempati
suatu daerah yang amat subur sehingga mereka hidup makmur dan telah mencapai
kemajuan dan kebudayaan yang tinggi. Mereka dapat menguasai air hujan yang
turun dengan lebatnya pada musim tertentu dengan membangun sebuah bendungan
raksasa yang dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Bendungan itu boleh
dikatakan bendungan alami karena terletak di antara dua buah bukit dan di
ujungnya di bangun bangunan yang tinggi untuk mencegah air mengalir ke padang
pasir dengan percuma. Mereka membuat pintu-pintu air yang bila di buka dapat
mengalirkan air ke daerah yang mereka kehendaki. Bendungan ini terkenal dengan
"Bendungan Ma'rib" atau "Bendungan Al-Arim". Banyak di
antara ahli sejarah dan bara peneliti di barat meragukan tentang adanya
Bendungan Ma'rib ini. Akhirnya seorang peneliti dari Prancis datang sendiri ke
selatan Yaman untuk menyelidiki sisa-sisa Bendungan itu pada tahun 1843. Dia
dapat membuktikan adanya Bendungan itu dengan menemukan bekas-bekasnya, lalu
memotretnya dan mengirimkan gambar-gambarnya ke suatu majalah di Prancis.
Kemudian para peneliti lainnya menemukan pula beberapa batu tulis di antara
reruntuhan Bendungan itu. Dengan demikian bertambah yakinlah mereka bahwa
dahulu kala di sebelah Selatan Yaman telah berdiri sebuah kerajaan yang maju,
makmur dan tinggi peradaban dan kebudayaannya. Pada ayat ini Allah menerangkan
sekelumit tentang kaum Saba' yang mendiami daerah sebelah selatan Yaman itu.
Mereka menempati sebuah wadi (lembah) yang luas dan subur berkat pengairan yang
teratur dari Bendungan Ma'rib. Di kiri kanan daerah mereka terbentang
kebun-kebun yang amat luas dan subur yang menghasilkan bahan makanan dan
buah-buahan yang melimpah ruah. Negeri ini karena subur dan makmurnya di bawah
lindungan Allah Yang Maha Pengampun". Kaum Saba' pada mulanya menyembah
matahari. Setelah pimpinan kerajaan sampai ke tangan ratu Balqis mereka menjadi
kaum yang beriman dengan tunduknya ratu itu kepada Sulaiman as. Hal ini
diceritakan dalam Al-Quran sebagai berikut :
فَمَكَثَ
غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ
بِنَبَإٍ يَقِينٍ- إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ - وَجَدْتُهَا
وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ
الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ.
Maka
tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata: "Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari
negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai
seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk. (QS. An-Naml: 22-24)
Tetapi lama kelamaan kaum Saba'
itu menjadi sombong dan takabur dan lupa bahwa nikmat kekayaan dan kemakmuran
yang mereka miliki itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah.
Allah dengan perantaraan Rasul-Nya memerintahkan agar mereka mensyukuri-Nya
atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada mereka. Negeri
mereka berkat karunia Allah menjadi subur dan makmur sedang Dia Maha Pengampun
melindungi mereka dari segala macam bahaya dan malapetaka.
فَأَعْرَضُوا
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ
جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
Tetapi mereka berpaling, maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka
dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl
dan sedikit dari pohon Sidr. (QS. Saba’ (34) : 16)
Tetapi
mereka menolak seruan Allah itu dan berpaling darinya, bahkan mereka menghalangi
orang-orang yang insaf beriman kepada Allah, maka Allah menimpakan siksaan
kepada mereka dengan membobolkan Bendungan Ma'rib dan terjadilah malapetaka
yang hebat. Negeri mereka dilanda banjir yang deras, menghanyutkan semua yang
menghalangi arusnya sehingga musnahlah semua kebun-kebun yang berada di kiri
kanan negeri itu dan hanyutlah semua binatang ternak. Korban manusia pun tidak
terhitung banyaknya sehingga hanya sedikit orang saja yang masih tetap hidup.
Hanya beberapa kelompok kecil dari mereka yang selamat dari malapetaka yang
dahsyat itu. Mereka yang selamat ini pun tidak dapat tinggal dengan senang di
tempat mereka semula sebagian mereka hijrah ke tempat lain yang subur karena
tidak ada lagi kebun-kebun yang bisa mereka tanami dengan baik dan tidak
seberapa lagi binatang-binatang ternak yang akan mereka pelihara. Tanah-tanah
yang dahulu subur telah menjadi tandus, karena semua air yang tersimpan di
dalam bendungan telah tertumpah ke padang pasir yang dapat menelan air
berapapun banyaknya. Yang tumbuh di bekas kebun-kebun mereka hanya tumbuhan
yang tidak banyak gunanya, pahit buahnya pohon atsal (sejenis pohon cemara) dan
sedikit pohon sidr (sejenis pohon bidara). Bila mereka ingin bercocok tanam
yang mereka harapkan hanya air hujan yang turun dari langit saja.
ذَلِكَ
جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
Demikianlah Kami memberi balasan
kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang
demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. (QS. Saba’
(34) : 17)
Demikianlah Sunah Allah telah
berlaku terhadap kaum Saba' sebagaimana telah berlaku pula pada umat-umat yang
sombong dan durhaka, tidak mau menerima kebenaran, selalu menolak dan
membangkang terhadap ajaran Allah yang dibawa oleh para Rasul-Nya. Demikianlah
Allah tidak akan menimpakan azab dan malapetaka, kecuali kepada kaum kafir yang
mengingkari dan tidak bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan kepada mereka.
Wallaahu A’lam Bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar