(الم) Alif
Laam Miim
Ayat 1
dari surah Al-Baqarah adalah (الم) Alif Laam Miim yang terdiri dari huruf-huruf hijaiyah.
Huruf-huruf yang dipenggal-penggal menjadi satu huruf-satu huruf, atau
mempersandingkan beberapa huruf yang ada di awal-awal surat seperti (الم)
dan semisalnya disebut Al-huruf Al-Muqaththa’ah.[1] Misalnya : ن – ص – ق – طه – يس – حم – طسم - الم – المر- المص - كهيعص dan lain
sebagainya. Adapun cara membacanya adalah dengan mengucapkan seperti : ن (nuun),
ص (shaad), ق (qaaf), طه
(thaa-haa), يس (yaa-siin), حم
(haa-miim), الم (alif-laam-miim), المر (alif-laam-miim-raa), المص
(alif-laam-miim-shaad), طسم (thaa-siim-miim), كهيعص
(kaaf-haa-yaa-‘aiin- shaad), dan semisalnya.
Dalam menafsirkan Al-huruf Al-Muqaththa’ah
tidak ditemukan riwayat yang shahih dari Nabi saw, sehingga kita hanya
merujuk kepada riwayat-riwayat dari para
ulama dengan pendapat yang berbeda-beda, antara lain :
1.
Di dalam Tafsir Al-Jalalain, Imam
Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi terkait dengan masalah الم(Alif-Laam-Miim), beliau menyerahkannya kepada Allah, artinya beliau tidak mau menafsirkannya. Beliau berkata : الله
أعلم بمراده بذلك (Allah sajalah yang mengetahui maksudnya).[2]
2.
Al-Imam Abul Fida’ Isma’il bin
Umar bin Katsir, di dalam tafsir Ibnu Katsir menyajikan beberapa
pendapat ulama, antara lain :
a. الم
(Alif-Laam-Miim) merupakan sesuatu yang hanya di mengerti oleh
Allah, pengertiannya dikembalikan kepada Allah.
Hal ini diriwayatkan oleh imam
Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya, dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan
Ibnu Mas’ud.
b. لم
(Alif-Laam-Miim) merupakan nama-nama surat di dalam kitab suci
Al-Qur’an. Hal ini dikatakan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.
c. الم
(Alif-Laam-Miim),
حم (haa-miim), المص (alif-laam-miim-shaad), dan ص
(shaad) merupakan pembuka-pembuka surat yang diberlakukan oleh Allah dalam
Al-Qur’an. Hal ini dikatakan oleh Sufyan
As-Tsauri, dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid.
d. Ibnu
Abbas pernah berkata : الم (Alif-Laam-Miim) merupakan asma
(nama-nama) Allah Yang Maha Agung.
e. الم
(Alif-Laam-Miim) merupakan qasam (sumpah), yang dipakai oleh
Allah karena merupakan salah satu dari asma (nama-nama)Nya.
f. Ada yang
berpendapat bahwa الم (Alif-Laam-Miim) merupakan
ringkasan dari kata-kata, umpamanya, Alif adalah ringkasan dari الله “Allah”,
Laam adalah ringkasan dari لطيف “Lathiif”
dan Miim adalah ringkasan dari مجيد “Majiid”.
Dan Ibnu Jarir telah menyimpulkan
bahwa semua pendapat di atas sebenarnya tidak ada yang bertentangan, yaitu
huruf-huruf tersebut merupakan nama-nama surat, nama-nama Allah, dan pendahuluan surat-surat.[3]
Menurut sebagian ahli tafsir,
huruf-huruf abjad seperti الم (Alif-Laam-Miim), حم (haa-miim), المص (alif-laam-miim-shaad), ص
(shaad) dan semisalnya itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surah
dari Al-Qur’an adalah untuk "menantang" bangsa Arab agar
membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Al-Qur’an, bila mereka tidak percaya bahwa
Al-Qur’an itu datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Al-Quran itu buatan
Muhammad. Tantangan itu bunyinya kira-kira begini : Al-Qur’an itu diturunkan
dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf
abjad, seperti Alif Laam Miim Raa dan semisalnya. Maka kalau kamu tidak percaya
bahwa Al-Qur’an itu datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari
Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat
yang seperti ayat Al-Qur’an. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga
dapat membuatnya. Dan ternyata, sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih
berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab, namun mereka tidak
sanggup menjawab tantangan Al-Qur’an. [4]
Ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu
didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah Al-Qur’an adalah untuk
menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu
cara yang belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu, oleh karenanya, agar hal
itu lalu menjadi menarik perhatian mereka.[5]
Sebagian ahli tafsir menggolongkan huruf-huruf abjad seperti الم (Alif-Laam-Miim), حم (haa-miim), المص (alif-laam-miim-shaad), ص
(shaad) dan semisalnya itu ke dalam golongan ayat-ayat “mutasyabihat”
(ayat-ayat yang tidak jelas artinya), sehingga mereka tidak mau menafsirkannya
dan diserahkannya kepada Allah. Renungkan firman Allah berikut ini :
هُوَ الَّذِي أَنزلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ
مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ
فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ
ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلا
اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ
رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الألْبَابِ.(آل عمران :7)
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an)
kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan
Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami. Dan tidak
dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang orang yang berakal.
(QS. Ali ‘Imran [3] : 7)
Pada ayat ini Allah swt
menjelaskan bahwa di dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat yang “Muhkamat”,
yaitu ayat-ayat yang jelas artinya, arti dan maksud yang sebenarnya dapat
diketahui dengan mudah, seperti ayat-ayat hukum, dan sebagainya. Dan ada pula
ayat-ayat yang “Mutasyabihat”, yaitu ayat-ayat yang tidak jelas artinya,
sukar diketahui arti dan maksud yang sebenarnya, dan hanya Allah swt yang
mengetahuinya.
[1].Abul Fida’ Isma’il bin Umar bin Katsir, tafsir
Ibnu Katsir, Al-Maktabah
Asy-Syamilah, bab Muqaddimah Ibnu Katsir, juz 1, hal. 18
[2]. Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Al-Jalalain, Al-Maktabah Asy-Syamilah,
bab 1, juz 1, hal. 7
[3]. Op cit, Tafsir Ibnu Katsir, Al-Maktabah Asy-Syamilah,
bab 1, juz 1, hal. 156 - 158
[4].
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=2#1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar