Kamis, 16 Desember 2010

SUJUD SAHWI
Sujud sahwi menurut bahasa berarti "sujud lupa". Menurut istilah, sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan di akhir shalat atau setelah shalat untuk menutupi cacat yang terjadi dalam shalat.
Sebab-sebab dilakukan sujud sahwi adalah sebagai berikut :

1. Ragu
Sujud sahwi dilakukan karena ragu tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan. Apakah 3 rakaat atau 4 rakaat-kah yang telah dikerjakan? Dalam keaadaan ragu seperti ini, hendaklah diambil bilangan yang paling sedikit, yaitu 3 rakaat dan wajib menambah satu rakaat lagi untuk shalat yang jumlah rakaatnya memang 4 rakaat. Dan dalam melaksanakan keyakinan tidak boleh terpengaruh dengan ucapan orang lain walaupun yang mengucapkan itu orang banyak dan dapat dipercaya . Hadits Nabi :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي خَلَفٍ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحْ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ - فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلَاتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لِأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ.(رواه مسلم : 888 – صحيح مسلم – المكتبة الشاملة-بَاب السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ وَالسُّجُودِ لَهُ- الجزء : 3- صفحة : 204)
Muhammad bin Ahmad bin Abi Khalaf telah menceritakan kepadaku, Musa bin Daud telah menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : Apabila salah seorang dari kamu sekalian ragu-ragu dalam shalatnya, lalu ia tidak tahu, berapa rakaat ia telah menegerjakan shalat, tiga atau empat rakaat, maka hendaklah ia membuang keraguan dan menetapkan (melanjutkan shalat) menurut keyakinan, lalu sujud dua kali sebelum salam. Jika ternyata ia shalat lima rakaat, maka genaplah shalatnya itu baginya, dan jika ternyata shalatnya sempurna empat rakaat, maka dua sujudnya itu adalah sebagai pengusir setan yang lari terhina (untuk menjengkelkan setan).(HR.Muslim : 888, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babussahwi Fishshalati Wassujudi lahuu, juz: 3, hal.204)

2. Lupa
Sujud sahwi dilakukan karena lupa, sehingga tidak mengetahui jumlah rakaat yang dikerjakan dalam shalat. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الدَّسْتَوَائِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ الْأَذَانَ - فَإِذَا قُضِيَ الْأَذَانُ أَقْبَلَ - فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ - فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ : اذْكُرْ كَذَا وَكَذَا مَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِي كَمْ صَلَّى - فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ.(رواه البخاري : 1155 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة- بَاب إِذَا لَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا - الجزء : 4- صفحة : 446)
Muadz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Abi Abdillah Ad-Dasdawa-i telah menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : Apabila panggilan shalat (adzan) dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar suara adzan. Apabila adzan selesai dikumandangkan, maka ia kembali lagi. Apabila iqamah dikumandangkan, setan berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan kembali lagi, hingga ia melintas antara seseorang dan hatinya, seraya berkata : Ingatlah yang demikian, dan demikian itu untuk sesuatu yang sebelumnya tidak mengingatnya lagi, hingga seseorang itu tidak mengetahui berapa rakaat dia mengerjakan shalat. Apabila salah seorang dari kalian tidak tahu berapa rakaat mengerjakan shalat, tiga atau empat rakaat, maka hendaklah bersujud dua kali dalam keadaan duduk.(HR. Bukhari :1155, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Idza lam yadri Kam Shalla Tsalatsan am arba'an, juz: 4, hal. 446)

3. Lebih Rakaat
Sujud sahwi dilakukan karena kelebihan rakaat disebabkan lupa. Umpama shalat yang 2 rakaat dikerjakan 3 rakaat, atau yang 3 rakaat dikerjakan 4 rakaat, dan seterusnya. Dan demikian pula disyariatkan melakukan sujud sahwi karena menambah berdiri, ruku', duduk atau sujud karena lupa. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَاه عَوْنُ بْنُ سَلَّامٍ الْكُوفِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّهْشَلِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ؟ قَالَ وَمَا ذَاكَ؟ قَالُوا صَلَّيْتَ خَمْسًا – قَالَ : إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَذْكُرُ كَمَا تَذْكُرُونَ وَأَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ - ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْ السَّهْوِ.(رواه مسلم :892 – صحيح مسلم – المكتبة الشاملة-بَاب السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ وَالسُّجُودِ لَهُ- الجزء : 3- صفحة : 208)
'Aun bin Sallam Al-Kufi telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Abu Bakar An-Nahsyaly telah mengabarkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al-Aswad, dari ayahnya, dari Abdullah, ia berkata : Rasulullah saw, pernah shalat bersama kami lima rakaat. Lalu kami bertanya : Wahai Rasulullah! Apakah engkau menambah dalam shalat? Beliau bersabda : Memang ada apa tadi?” Para sahabat pun menjawab : Engkau telah mengerjakan shalat lima rakaat. Lantas beliau bersabda : Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku bisa memiliki ingatan sebagaimana kalian memiliki ingatan. Begitu pula aku bisa lupa sebagaimana kalian pun bias lupa. Setelah itu beliau melakukan dua kali sujud sahwi. (HR.Muslim : 892, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babussahwi Fishshalati Wassujudi lahuu, juz: 3, hal.208)

4. Kurang Rakaat
Sujud sahwi dilakukan karena kurang jumlah rakaat disebabkan lupa. Umpama shalat yang 2 rakaat dikerjakan 1 rakaat, atau yang 3 rakaat dikerjakan 1 atau 2 rakaat, dan seterusnya. Hadits Nabi :
حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ قَالَ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ سِيرِينَ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ إِمَّا الظُّهْرَ وَإِمَّا الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَتَى جِذْعًا فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَاسْتَنَدَ إِلَيْهَا مُغْضَبًا - وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ فَهَابَا أَنْ يَتَكَلَّمَا - وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ قُصِرَتْ الصَّلَاةُ فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ؟ فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينًا وَشِمَالًا فَقَالَ: مَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ؟ قَالُوا صَدَقَ لَمْ تُصَلِّ إِلَّا رَكْعَتَيْنِ. فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ.(رواه مسلم : 896– صحيح مسلم – المكتبة الشاملة-بَاب السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ وَالسُّجُودِ لَهُ- الجزء : 3- صفحة : 212)
'Amer An-Naqid dan Zuhair bin Harb semuanya telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu 'Uyaynah, 'Amer berkata : Sufyan bin 'Uyaynah telah menceritakan kepada kami, Ayyub telah menceritakan kepada kami, ia berkata : Aku pernah mendengar Muhammad bin Sirin berkata : Aku pernah mendengar Abu Huraiah berkata : Rasulullah saw, pernah shalat bersama kami pada salah satu dari dua shalat petang, mungkin shalat Zhuhur atau Ashar. Lalu pada rakaat kedua beliau smengucapkan salam. Kemudian beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid, lalu bersandar ke pohon tersebut dalam keadaan marah. Di antara jamaah terdapat Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berbicara. Orang-orang yang suka cepat-cepat telah keluar sambil berujar : Shalat telah diqoshor (dipendekkan). Sekonyong-konyong Dzul Yadain berdiri seraya berkata : Wahai Rasulullah, apakah shalat telah diqoshor (dipendekkan) ataukah anda lupa? Maka Nabi saw menengok ke kanan dan ke kiri, lalu bersabda : Betulkan apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain tadi? Mereka menjawab : Betul, engkau shalat hanya dua rakaat. Lalu beliau shalat dua rakaat lagi, kemudian memberi salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit. (HR.Muslim : 896, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babussahwi Fishshalati Wassujudi lahuu, juz: 3, hal.212)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ - ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ - فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْخِرْبَاقُ وَكَانَ فِي يَدَيْهِ طُولٌ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ! فَذَكَرَ لَهُ صَنِيعَهُ- وَخَرَجَ غَضْبَانَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى النَّاسِ فَقَالَ : أَصَدَقَ هَذَا؟ قَالُوا نَعَمْ، فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.(رواه مسلم : 898– صحيح مسلم – المكتبة الشاملة-بَاب السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ وَالسُّجُودِ لَهُ- الجزء : 3- صفحة : 214)
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb semuanya telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu 'Ulayyah, ia berkata : Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, dari Khalid, dari Abu Qilabah, dari Abi Al-Muhallab, dari 'Imran bin Gushain, bahwa Rasulullah saw, pernah shalat ‘Ashar lalu beliau salam pada rakaat ketiga. Setelah itu beliau memasuki rumahnya. Lalu seorang laki-laki bernama Al-Khirbaq yang tangannya panjang menghadap Nabi saw seraya berkata : Wahai Rasulullah! Lalu ia menyebutkan sesuatu yang dikerjakan oleh beliau tadi. Akhirnya, beliau keluar dalam keadaan marah sambil menyeret rida’nya (selendangnya) hingga berhenti pada orang-orang, lalu bertanya : Apakah benar yang dikatakan orang ini? Mereka menjawab, Ya benar. Lalu beliau shalat satu rakaat (menambah rakaat yang kurang tadi). Kemudian beliau mengucapkan salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi. (HR.Muslim : 898, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babussahwi Fishshalati Wassujudi lahuu, juz: 3, hal.214)

Pada akhir hadits ini ditegaskan, bahwa Nabi saw setelah menambah rakaat yang kurang, lalu mengucapkan salam, baru kemudian setelah salam beliau melakukan sujud sahwi, dan setelah sujud sahwi beliau mengucapkan salam lagi. Berdasarkan perbuatn Nabi tersebut, Sufyan Ats-Tsauri dan penduduk Kufah berpendapat, bahwa sujud sahwi dilakukan setelah salam.

5. Ketinggalan Tasyahhud Awwal
Sujud sahwi dilakukan karena ketinggalan tasyahhud awwal atau lupa mengerjakan salah satu di antara sunat-sunat shalat. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ جَابِرٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُبَيْلٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ فَلَمْ يَسْتَتِمَّ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ- فَإِذَا اسْتَتَمَّ قَائِمًا فَلَا يَجْلِسْ وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيْ السَّهْوِ.(رواه ابن ماجه : 1198– سنن ابن ماجه – المكتبة الشاملة-بَاب السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ وَالسُّجُودِ لَهُ- الجزء : 4- صفحة : 61)
Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami, Sufyan telah menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Al-Mughirah bin Syubail, dari Qais bin Abi Hazim, dari Al-Mughirah bin Syu'bah, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : Apabila salah seorang dari kalian berdiri sesudah dua rakaat (lupa tasyahud awwal) dan belum sempurna berdirinya, maka hendaklah ia duduk. Tetapi jika telah sempurna berdirinya, maka janganlah ia duduk (kembali), dan hendaklah ia sujud sahwi dengan dua kali sujud.(HR.Ibnu Majah:1198, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babussahwi Fishshalati Wassujudi lahuu, juz:4, hal. 61)

Berdasarkan hadits ini, bagi orang yang meninggalkan tasyahhud awwal karena lupa dan berdirinya belum tegak, maka boleh kembali ke duduk. Dan jika berdirinya telah tegak, maka kembali ke duduk adalah haram hukumnya dan batal shalatnya.

Sujud sahwi juga dilakukan karena meninggalkan sunat-sunat Ab'adh, yaitu 1. Tasyahhud awwal, 2. Duduk ketika tsyahhud awwal, 3. Qunut subuh, 4. Qunut witir pada akhir separoh bulan ramadhan, 5. Berdiri untuk qunut, 6. Do'a shalawat Nabi pada tasyahhud awwal dan do'a shalawat bagi keluarga Nabi dalam tsyahhud akhir.

Dan juga melakukan sujud sahwi karena meninggalkan perbuatan yang diperintahkan, seperti meninggalkan ruku', sujud, berdiri, bacaan wajib, tasyahhud wajib, sedangkan tempatnya telah lewat, maka orang yang mengalami seperti ini disyariatkan melakukan sujud sahwi setelah menyusulkan perbuatan yang ditinggalkannya. Jika yang ditinggalkan itu ingat pada waktu masih di dalam shalat, maka ia harus mengerjakan apa yang ditinggalkan itu dan menyempurnakan shalatnya (wajib diulangai dari rukun yang ditinggalkannya). Dan jika ingat setelah salam dan waktunya belum lama, maka ia boleh menyuslkannya, lalu sujud sahwi. Dan jika telah lama, maka wajib mengulangi shalatnya dari awal. Ukuran lama menurut imam Syafi'I dikembalikan kepada kebiasaan. Dan menurut pendapat lain dalam kitab Al-Buhaithi adalah masa yang melebihi masa satu rakaat.

Cara Melakukan Sujud Sahwi
Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud sebelum salam berdasarkan hadits Nabi berikut ini :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ ابْنُ عَثْمَةَ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ وَاحِدَةً صَلَّى أَوْ ثِنْتَيْنِ فَلْيَبْنِ عَلَى وَاحِدَةٍ-فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثِنْتَيْنِ صَلَّى أَوْ ثَلَاثًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثِنْتَيْنِ- فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثَلَاثًا صَلَّى أَوْ أَرْبَعًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثَلَاثٍ وَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ.(رواه الترمذي : 364-سنن الترمذي– المكتبة الشاملة- بَاب مَا جَاءَ فِي الرَّجُلِ يُصَلِّي فَيَشُكُّ فِي الزِّيَادَةِ وَالنُّقْصَانِ- الجزء : 2- صفحة : 161)
Muammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Khalid bin 'Atsmah Al-Bashri telah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'id telah menceritakan kepada kami, ia berkata : Muhammad bin Ishaq telah menceritakan kepadaku, dari Makhul, dari Ibnu 'Abbas, dari Abdurrahman bin Auf, ia berkata : Aku pernah mendengar Nabi saw, bersabda : Apabila salah seorang dari kalian lupa dalam shalatnya, lalu ia tidak tahu telah mengerjakan shalat satu rakaat atau dua rakaat, maka hendaklah ia tetapkan satu rakaat. Jika ia tidak tahu mengerjakan shalat dua atau tiga rakaat, maka hendaklah ia tetapkan dua rakaat. Dan jika ia tidak tahu mengerjakan shalat tiga atau empat rakaat, maka hendaklah ia tetapkan tiga rakaat. Setelah itu hendaklah ia sujud dua kali sebelum salam. (HR.Ibnu Tirmidzi : 1198, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab maa jaa-a firrajuli Yushalli Fayasyukku Fizziyadah wannuqshan, juz : 2, hal. 1 61)
أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ سَيْفٍ قَالَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ ابْنِ بُحَيْنَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فَقَامَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ فَسَبَّحُوا فَمَضَى - فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.(رواه النسائي : 1165– سنن النسائي – المكتبة الشاملة- بَاب تَرْكِ التَّشَهُّدِ الْأَوَّلِ - الجزء : 4- صفحة : 404)
Abu Daud dan Sulaiman bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami, ia berkata : Wahab bin Jarir telah menceritakan kepada kami, ia berkata : Syu'bah telah menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari Abdurrahman Al-A'raj, dari Ibnu Buhainah, bahwa Nabi saw mengerjakan shalat, lalu beliau terus berdiri setelah sampai dua rakaat, maka orang-orang-pun mengucapkan tasbih, namun beliau meneruskan shalatnya. Dan setelah selesai shalatnya, barulah beliau sujud dua laki kemudian memberi salam. (HR. An-Nasai : 1165, Sunan An-Nasai, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Tarkuttasyahhud Al-Awwal, juz: 4, hal. 404)

Berdasarkan hadits ini jelaslah, bahwa sujud sahwi dilakukan dua kali sebelum salam. Imam Syafi'I berpendapat, bahwa semua sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Beliau berkata : Hadits Buhainah ini membatalkan hadits lainnya. Beliau menuturkan, demikianlah terakhir Nabi saw melakukannya. Ini adalah pendapat terbesar ahli fiqih kota Madinah, seperti Yahya bin Sa'id dan Rabi'ah, dll. Sedangkan Imam Malik bin Anas berpendapat : Bila terjadi penambahan dalam shalat, maka sujud sahwi dilakukan sesudah salam; dan bila terjadi pengurangan dalam shalat, maka sujud sahwi dilakukan sebelum salam.

Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud dan setiap akan melakukan sujud bertakbir terlebih dahulu berdasarkan hadits Nabi berikuti ini :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ بُحَيْنَةَ الْأَسْدِيِّ حَلِيفِ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ- فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ وَسَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنْ الْجُلُوسِ.(رواه البخاري : 1154– صحيح البخاري – المكتبة الشاملة- بَاب مَنْ يُكَبِّرُ فِي سَجْدَتَيْ السَّهْوِ - الجزء : 4- صفحة : 444 )
Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami, Laits telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Al-A'raj, dari Abdullah bin Buhainah Al-Asadi Halif Bani Abdi Al-Muththalib, bahwa Rasulullah saw pernah melaksanakan shalat Zhuhur dan semestinya beliau duduk, namun tidak duduk, (tidak tasyahud awwal). Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali, beliau bertakbir pada setiap akan sujud, dan beliau dalam posisi duduk sebelum salam. Maka orang-orang bersujud dua kali sujud bersama beliau sebagai ganti yang terlupa dari duduk (tasyahud awwal) (HR. Bukhari :1154, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Man Yukabbiru Fii sajdatayissahwi, juz : 4, hal.444)

Adapun do'a sujud sahwi tidak ditemukan yang khusus, sehingga yang dibaca adalah sama dengan apa yang dibaca dalam sujud lainnya dalam shalat. Namun masyarakat bila melakukan sujud sahwi banyak yang membaca do'a berikut ini yang berbunyi :

سُبْحَانَ الَّذِي لاَ يَنَامُ وَلاَ يَسْهُو
”Maha Suci Dzat yang tidak tidur dan tidak lupa”.

Doa ini antara lain terdapat dalam kitab "Hasyiyah Al-Bujairimy 'Alal-Khathib", salah satu kitab mazhab Syafi'I, dan mengamalkannya adalah boleh dan bahkan ditegaskan dalam kitab tersebut adalah paling cocok dalam sujud sahwi sesuai dengan nama sujud itu sendiri. Namun do'a yang begitu poluler ini tidak ditemukan keterangan yang sahih, dan tidak ada contohnya dari Nabi saw.
والله اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar