Jumat, 03 Desember 2010

PERMULAAN WAHYU DITURUNKAN

Permulaan wahyu diturunkan kepada Rasulullah saw sebagai berikut :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami, ia berkata : Malik telah mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin 'Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah Ibu Kaum Mu'minin ra, bahwa Al-Harits bin Hisyam ra, bertanya kepada Rasulullah saw :
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ.
Maka ia (Al-Harits bin Hisyam) berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada engkau? Maka Rasulullah saw, menjawab : Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan.
وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ - قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا.(رواه البخاري)
Dan terkadang Malaikat datang menyerupai seorang laki-laki, lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya. Aisyah ra, berkata : Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada beliau saw, pada suatu hari yang sangat dingin, lalu terhenti, dan aku lihat dahi beliau mengucurkan keringat. (HR.Bukhari)

3- حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ
Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami, ia berkata : Al-Laits telah menceritakan kepada kami, dari 'Uqail, dari Ibnu Syihab, dari 'Urwah bin Az-Zubair, diterima dari 'Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya ia berkata : Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah saw, adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh.
ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ - وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ - ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ
Kemudian beliau tertarik untuk mengasingkan diri, yaitu mengasingkan diri di gua Hira'. Di dalamnya beliau bertahannuts, yaitu beribadah beberapa malam dalam beberapa waktu lamanya sebelum kembali kepada isterinya. Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Kemudian beliau pulang menemui Khadijah, lalu mempersiapkan bekal untuk kegiatan yang serupa, hingga pada akhirnya datanglah kepadanya kebenaran (wahyu), yaitu sewaktu beliau masih berada di Gua Hira.
فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ : اقْرَأْ! قَالَ : مَا أَنَا بِقَارِئٍ - قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي
Malaikat datang kepada Nabi saw, seraya berkata : Bacalah! Nabi saw, menjawab : Aku tidak bisa membaca. Nabi saw, menjelaskan : Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat hingga aku kepayahan kemudian ia melepaskan aku
فَقَالَ اقْرَأْ! قُلْتُ : مَا أَنَا بِقَارِئٍ - فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي
Maka malaikat berkata lagi : Bacalah! Aku (Nabi saw) menjawab : Aku tidak bisa membaca. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat untuk kedua kalinya hingga aku kepayahan kemudian melepaskan aku
فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ
: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
Maka malaikat berkata lagi : Bacalah! Aku (Nabi saw) menjawab : Aku tidak bisa membaca. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskan aku. Maka malaikat itu berkata lagi : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.
فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُفُ فُؤَادُهُ - فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ
Nabi saw, kembali kepada Khadijah binti Khuwailid yang hatinya dalam keadaan gelisah. Beliau menemui Khadijah binti Khawailidh seraya berkata : Selimuti aku, selimuti aku!. Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya.
فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ - لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي - فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
Nabi bersabda kepada Khadijah dan menceritakan peristiwa yang terjadi kepadanya : Sesungguhnya aku cemas atas diriku. Khadijah berkata: Jangan takut, demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya, sesungguhnya engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ وَكَانَ امْرَأً قَدْ تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ فَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ
Maka kemudian Khadijah mengajak beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam bahasa Ibrani apa yang dikehendaki Allah untuk menulisnya. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta.
فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ - فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ : يَا ابْنَ أَخِي - مَاذَا تَرَى؟ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى - فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ : هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى
Khadijah berkata kepada Waraqah : Wahai anak pamanku. Dengarkan kabar dari anak saudaramu ini. Waraqah bertanya kepada Nabi : Wahai anak saudaraku. Apa yang kamu alami? Maka Rasulullah saw, menuturkan peristiwa yang dialaminya. Waraqah berkata : Inilah Namus yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa.
يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ - فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ؟ قَالَ نَعَمْ - لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ - وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ
Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu. Rasulullah saw, bertanya : Apakah aku akan diusir mereka? Waroqoh menjawab : Iya betul. (Karena) tidak pernah ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekuat-kuatnya. Kemudian tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia dan dan wahyu pun terputus untuk sementara.
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الْوَحْيِ فَقَالَ فِي حَدِيثِهِ : بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ السَّمَاءِ فَرَفَعْتُ بَصَرِي فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ - فَرُعِبْتُ مِنْهُ فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي - فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فَحَمِيَ الْوَحْيُ وَتَتَابَعَ
Ibnu Syihab berkata, Abu Salamah bin Abdurrahman telah mengabarkan kepadaku bahwa Jabir bin Abdullah Al-Anshari berkata, ia bercerita tentang "KEKOSONGAN WAHYU". Rasululah saw bercerita dalam haditsnya : Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hira', duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, lalu aku katakan : Selimuti aku. Selimuti aku. Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu : (Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhala-berhala tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan.
تَابَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ وَأَبُو صَالِحٍ وَتَابَعَهُ هِلَالُ بْنُ رَدَّادٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ يُونُسُ وَمَعْمَرٌ بَوَادِرُهُ.(رواه البخاري)
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata; dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.(HR.Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar