SUNAT
HAJI DAN UMRAH
Pada bahasan
terdahulu sudah kita bicarakan mengenai sunat-sunat thawaf yang sesungguhnya
termasuk amalan-amalan sunat dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah. Untuk
menambah kesempurnaan ibadah tersebut, kita tambahkan beberapa amalan-amalan sunat lainnya sebagai
berikut :
1. Mandi ihram. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا
أَبُو غَسَّانَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ
عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فِي حَدِيثِ أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ حِينَ نُفِسَتْ
بِذِي الْحُلَيْفَةِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَمَرَ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَأَمَرَهَا أَنْ تَغْتَسِلَ وَتُهِلَّ.
(رواه مسلم : 2107 –صحيح مسلم – المكتبة الشاملة – باب احرام النفساء واستحباب الإغتسال– الجزء : 6 – صفحة : 212)
Telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan Muhammad bin
Amru], telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Yahya bin
Sa'id] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [bapaknya] dari [Jabir bin Abdullah] ra,
yakni terkait dengan hadits Asma binti Umais saat ia melahirkan di Dzulhulaifah
bahwa Rasulullah saw memerintahkan
Abu Bakar ra, agar menyuruh Asma binti Umais supaya mandi dan
berniat Ihram. (HR.Muslim
: 2107, Shahih Muslim, Al-Maktabah
Asy-Syamilah, bab Ihraamun Nufasaa’ wastihbaabul Ightisaal, juz : 6, hal. 212)
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زِيَادٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَعْقُوبَ
الْمَدَنِيُّ عَنْ ابْنِ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ
زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ
رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَجَرَّدَ لِإِهْلَالِهِ
وَاغْتَسَلَ. (رواه الترمذي : 760 – سنن الترمذي – المكتبة الشاملة – باب ما جاء فى الإغتسال عند الإحرام –
الجزء : 3 – صفحة : 344)
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Ziyad,
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ya'qub Al-Madani, dari Ibnu Abu
Az-Zinad dari Ayahnya, dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dari ayahnya, beliau
melihat Nabi saw ihram dengan melepas
pakaian beliau yang dijahit lalu mandi. (HR.Tirmidzi : 760, Sunan Tirmidzi,
Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Maa Jaa-a fil –ightisaal ‘indal ihram, juz : 3,
hal. 344)
2.
Mandi ketika hendak masuk kota Makkah. Hadits Nabi :
و
حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا
أَيُّوبُ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ لَا يَقْدَمُ مَكَّةَ إِلَّا بَاتَ بِذِي طَوًى
حَتَّى يُصْبِحَ وَيَغْتَسِلَ ثُمَّ يَدْخُلُ مَكَّةَ نَهَارًا وَيَذْكُرُ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ فَعَلَهُ. (رواه مسلم : 2207 –صحيح مسلم – المكتبة الشاملة – باب استحباب
المبيت بذي طوى – الجزء : 6 – صفحة : 334)
Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Rabi' Az Zahrani]
Telah menceritakan kepada kami [Hammad] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub]
dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] tidak pernah memasuki kota Makkah kecuali ia
bermalam terlebih dahulu di Dzi Thuwa sampai waktu pagi datang. Setelah itu, ia
mandi dan baru memasuki kota Makkah pada siang harinya. Ia menyebutkan bahwa
hal tersebut dari Nabi saw, bahwa beliau
melakukannya.
(HR.Muslim : 2207, Shahih Muslim,
Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Ihtihbaabul Mabbit bidzii Thuwaaa, juz : 6, hal. 334)
3. Membaca talbiyah disunahkan selama dalam ihram sampai
melontar jumrah ‘Aqabah pada hari raya.[1]
Hadits Nabi ;
حَدَّثَنِي
حِبَّانُ بْنُ مُوسَى وَأَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُهِلُّ
مُلَبِّدًا يَقُولُ : لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ - لَا يَزِيدُ عَلَى هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ. (رواه البخاري : 5460 –صحيح البخاري – المكتبة الشاملة – باب التلبية –
الجزء : 18 – صفحة : 272)
Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] dan
[Ahmad bin Muhammad] keduanya mengatakan; telah mengabarkan kepada kami
[Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Salim]
dari [Ibnu Umar] ra, dia berkata; saya
mendengar Rasulullah saw, bertalbiyah dengan mengikat rambutnya
(menguncir) sambil mengucapkan:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا
شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا
شَرِيكَ لَكَ "LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK LABBAIKA LAA SYARIIKA
LAKA LABBAIK INNAL HAMDA WAN NI'MATA LAKA WAL MULK LAA SYARIIKALAK" (Aku datang memenuhi
panggilanMu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilanMu tidak ada sekutu bagiMu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat milikMU begitu pula kerajaan. Tidak ada sekutu
bagiMu), dan tidak lebih dari mengucapkan kalimat tersebut. (HR.Bukhari :
5460, Shahih Bukhari, Asy-Syamilah, babut Talbiyah, juz : 18, hal. 272)
4. Membaca talbiyah dengan suara keras bagi laki-laki.
Hadits Nabi :
أَخْبَرَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
أَبِي بَكْرٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ خَلَّادِ بْنِ
السَّائِبِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ لِي يَا
مُحَمَّدُ مُرْ أَصْحَابَكَ أَنْ يَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ. (رواه النسائي :
2703 –سنن النسائي– المكتبة الشاملة – باب كيف التلبية
– الجزء : 9 – صفحة : 114)
Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata;
telah memberitakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Abu Bakr] dari
[Abdul Malik bin Abu Bakr] dari [Khallad bin As Saib] dari [bapaknya] dari
Rasulullah saw bersabda : "Jibril
telah datang kepadaku, kemudian berkata; wahai Muhammad, perintahkan kepada
para sahabatmu agar mengeraskan suara ketika mengucapkan talbiyah." (HR.Nasa’I :
2703, Sunan Nasa’I, Asy-Syamilah, bab Kaifat Talbiyah, juz : 9, hal.114)
5. Berdo’a sesudah membaca talbiyyah. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا
عَلِىُّ بْنُ زَكَرِيَّا التَّمَّارُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدٍ
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأُمَوِىُّ قَالَ سَمِعْتُ
صَالِحَ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ زَائِدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ
بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ تَلْبِيَتِهِ سَأَلَ
اللَّهَ تَعَالَى مَغْفِرَتَهُ وَرِضْوَانَهُ وَاسْتَعَاذَ بِرَحْمَتِهِ مِنَ
النَّارِ. (رواه الدارقطني : 2537–سنن
الدارقطني - المكتبة الشاملة – باب المواقيت – الجزء : 6 –
صفحة : 284)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Makhlad,
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Zakariya At-Tammar, Telah menceritakan
kepada kami Ya’qub bin Humaid, Telah menceritakan kepada kamiAbdullah bion
Abdullah Al-Umawy, ia berkata : Saya pernah mendengar Shalih bin Muhammad bin
Zaidah menceritakan sebuah hadits yang diriwayuatkan dari Umarah bin Khuzaimah
bin Tsabit, dari ayahnya, bahwa Nabi saw apabila telah selesai membaca
talbiyyah, beliau berdo’a memohon ampunan dan rido-Nya serta memohon perlindungan dengan rahmat-Nya dari siksa api
neraka. (HR. Ad-Daraquthni : 2537, Sunan Ad-Daeuquthni, Al-Maktabah
Asy-Syamilah, bab Al-Mawaaqth, juz : 6, hal. 284)
6. Masuk ke Baitullah (Ka’bah). Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بن يَحْيَى الْحُلْوَانِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بن سُلَيْمَانَ
الْوَاسِطِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن الْمُؤَمَّلِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بن مُحَيْصِنٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ دَخَلَ الْبَيْتَ دَخَلَ فِي حَسَنَةٍ، وَخَرَجَ مِنْ
سَيِّئَةٍ مَغْفُورًا لَهُ.(رواه
الطبرني : 11328– المعجم الكبير للطبرني- المكتبة الشاملة –
باب: 3 – الجزء : 9– صفحة : 401 -402)
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yahya
Al-Hulwany, telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Sulaiman Al-Wasithy, dari
Abdullah bin Al-Muammal, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin
Muhaisin, dari ‘Atha’, dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang
masuk ke Baitullah (Ka’bah), maka ia telah masuk dalam kebaikan serta ia telah
keluar dari keburukan dengan mendapatkan ampunan. (HR. Thabrani : 11328,
Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thrany,
Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab 3, juz : 9, hal. 401-402)
7. Minum air zam-zam. Hadits Nabi :
أَخْبَرَنَا
زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ أَنْبَأَنَا عَاصِمٌ
وَمُغِيرَةُ ح وَأَنْبَأَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا
هُشَيْمٌ قَالَ أَنْبَأَنَا عَاصِمٌ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَرِبَ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ وَهُوَ قَائِمٌ. (رواه النسائي : 2915–سنن النسائي– المكتبة الشاملة – باب الشرب من زمزم – الجزء : 9 – صفحة : 439)
Telah
mengabarkan kepada kami [Ziyad bin Ayyub], ia berkata; telah menceritakan
kepada kami [Husyaim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Ashim]
serta [Mughirah]. -Dan dari jalur periwayatan lain- Telah memberitakan kepada
kami [Ya'qub bin Ibrahim], ia berkata; telah menceritakan kepada kami
[Husyaim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami ['Ashim] dari [Asya'bi]
dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah saw
pernah meminum sebagian air Zamzam dalam keadaan berdiri. (HR. Nasa’I : 2915,
Sunan nasa’I, Al-Maktabah
Asy-Syamilah, bab Asy-Syurb min zamzam,
juz : 9, hal. 439)
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُؤَمَّلِ عَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءُ زَمْزَمَ
لِمَا شُرِبَ مِنْهُ. (رواه
احمد: 14466– مسند احمد– المكتبة الشاملة – باب مسند جابر بن عبد الله – الجزء : 30– صفحة : 15)
Telah
bercerita kepada kami [Abdullah bin Al Walid] telah bercerita kepada kami
[Abdullah bin Al Mu'ammal] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] berkata;
Rasulullah saw, bersabda : "Air
Zam Zam mempunyai khasiat tergantung niyat peminumnya". (HR. Ahmad : 14466, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Musnad Jabir
bin Abdillah, juz : 3, hal. 15)
8. Bermalam di Mina pada malam Arafah. Hadits Nabi :
حَدَّثَنِي
يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ
يُصَلِّي الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ وَالصُّبْحَ بِمِنًى
ثُمَّ يَغْدُو إِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ إِلَى عَرَفَةَ. (رواه مالك : 795– موطأ
مالك- المكتبة الشاملة – باب الصلاة بمنى يوم التروية – الجزء : 3– صفحة : 225)
Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Nafi']
berkata, "Abdullah bin Umar shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya' dan
subuh di Mina lalu berangkat pada awal siang, ketika matahari telah terbit ke
Arafah." (HR. Malik : 795, Muwatha’ Malik, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Ash-Shalaatu bi
Minaa yawmat Tarwioyyah, juz : 3, hal.
225)
9. Melaksanakan haji ifrad, berpakaian ihram dengan kain
putih, shalat sunat thawaf, dan thawaf Qudum.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar