Sabtu, 30 Oktober 2010

SURAH AL-BAQARAH AYAT 28 - 33

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28)

28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

(Mengapa kamu kafir) wahai penduduk Mekkah? (kepada Allah, padahal) sesungguhnya (tadinya kamu mati) berupa mani dalam sulbi (lalu Allah menghidupkan kamu) dalam rahim ibu dan di dunia dengan cara ditiupkan roh kepadamu. (kemudian kamu dimatikan) ketika sampai ajalmu (lalu dihidupkan-Nya kembali) pada saat hari berbangkit (kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?) yakni dikembalikan kepada Allah setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. [1]

Pertanyaan dalam ayat ini untuk menyatakan keheranan atas kekafiran dengan menampilkan bukti-bukti, atau dapat juga sebagai celaan terhadap mereka.

Sebagai alasan (dalil) bagi orang yang mengningkari adanya hari kebangkitan (hari ba'ats), Allah berfirman :

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (29)

29. Dia-lah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi untuk kamu kemudian Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

(Dia-lah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya) agar kamu dapat mengambil manfaat dan I'tibar atau pelajaran darinya, (kemudian Dia berkehendak) setelah menciptakan bumi itu untuk menciptakan pula (langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu). Setelah dikemukakan secara "mujmal" (ringkas) dan "mufasshal" (terperinci), apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran, bahwa sesungguhnya Allah yang mampu menciptakan semua itu dari mula pertama, padahal Dia lebih besar dan lebih hebat daripada kamu, akan mampu pula menghidupkan kamu kembali?.

Kata "hunna" (هُنَّ) sebagai kata ganti benda, yang dimaksud adalah "langit". Karena kata "langit" (السَّمَاءِ) adalah kata tunggal yang bermakna jama'.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)

30. Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

(Dan) ingatlah, wahai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi) yang akan menggantikan Aku dalam melaksanakan hukum-hukum-Ku di dalamnya, yaitu Adam. (Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) yaitu mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh keturunan jin yang juga mendiami bumi? – Setelah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami senantiasa bertasbih) yaitu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca "Subhaanallaah Wabihamdih" (سُبْحَانَ اللّهِ وَبِحَمْدِهِ), artinya : Maha suci Allah dan aku memuji-Nya. (dan menyucikan-Mu?), yaitu membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Kalimat yang tertulis mulai dari : "padahal …… dan mensucikan Engkau" menunjukkan keadaan yang maksudnya adalah : "padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah". (Allah berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui) tentang maslahat atau kepentingan mengangkat Adam sebagai khalifah. Dan bahwasanya di antara keturunan Adam ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga tampaklah keadilan di antara mereka. Mereka para Malaikat berkata : Tuhan kami tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihat oleh Adam. Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.

Huruf lam pada kata "laka" (لَكَ) dalam kalimat (وَنُقَدِّسُ لَكَ) itu hanya sebagai tambahan saja, tidak mempunyai arti.

وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31)

31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

(Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama), yaitu nama-nama benda (seluruhnya), hingga nama-nama benda seperti mangkuk besar, mangkuk kecil dan sendok dengan cara memasukkan pengetahuan tentang benda-benda itu ke dalam hatinya (kemudian mengemukakannya), yaitu mengemukakan nama-nama benda-benda tadi yang ternyata bukan hanya benda-benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk berakal, (kepada para malaikat, lalu Allah berfirman) untuk memojokkan mereka, (sebutkanlah kepada-Ku) beritahukanlah (nama-nama mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu memang benar.) bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara makhluk-makhluk yang Ku-ciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak untuk menjadi khalifah.

Sebagai jawab dari "syarat", yaitu "IN" (إِنْ) yang artinya : "jika" adalah ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32)

32. Mereka menjawab : Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[2]."

(Mereka menjawab : Maha suci Engkau), tidak sepatutnya kami menyanggah atau menantang rencana-Mu (tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.) yang tidak seorang pun lepas dari pengetahuan serta hikmah kebijaksanaan-Mu.

Kata "ANTA" (أَنْتَ) yang berarti "ENGKAU" adalah berfungsi sebagai "taukid" atau penguat bagi kata "KA" yang berarti "ENGKAU" dalam kalimat "INNAKA" (إِنَّكَ) sebelumnya.

قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)

33. Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

(Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka) para malaikat itu (nama-nama benda ini), lalu disebutlah satu persatu menurut nama masing-masing berikut hikmah diciptakannya oleh Allah. (Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman) kepada mereka untuk mencela mereka, (Bukankah sudah Ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi), yaitu sesuatu yang tersembunyi pada keduanya, (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan) yaitu ucapan yang kamu keluarkan : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu…." dan seterusnya. (dan apa yang kamu sembunyikan.) yaitu ucapan yang kamu sembunyikan, seperti : Allah tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai dari kami.



[1]. Ayat yang senada bahwa hidup hanya dua kali terdapat dalam surat Ghafir/Mu'min ayat 11 :

قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ (11)

Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. maka adakah sesuatu jalan (bagi Kami) untuk keluar (dari neraka)?"

[2]. Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim Ialah : yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar