Raja’ (berharap) adalah sikap seorang hamba yang selalu berharap kucuran rahmat kepada Allah disaat rasa takut lebih mendominasi. Raja’ merupakan sikap seorang hamba yang merendahkan dirinya kepada Allah dan prasangka baik kepada-Nya. Raja' yang sesungguhnya adalah sikap mental seorang hamba yang selalu terdorong untuk taat dan beramal saleh serta jauh dari perbuatan dosa. Renungkan firman Allah :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.(QS.Al-Kahfi : 110)
Berharap Hanya Kepada Allah
حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُنِي وَاللَّهِ لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بِالْفَلَاةِ- وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا-وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا - وَإِذَا أَقْبَلَ إِلَيَّ يَمْشِي أَقْبَلْتُ إِلَيْهِ أُهَرْوِلُ.(رواه مسلم _ صحيح مسلم - بَاب فِي الْحَضِّ عَلَى التَّوْبَةِ وَالْفَرَحِ بِهَا)
Zaid bin Aslam bercerita kepadaku, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah diterima dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda : Allah 'Azza Wa Jalla berfirman : Aku menurut sangkaan hambaku dan Aku senantiasa bersamanya selama ia mengingat Aku. Demi Allah, Allah lebih senang menerima tobat hambanya melebihi senangnya sesorang diantara kalian yang menemukan kembali barangnya yang telah hilang ditengah padang pasir. Siapa saja mendekat kepadaku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan siapa saja mendekat kepadaku sehasta maka aku akan mendekt kepadanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka aku datang kepadanya dengan cara berlari. (HR.Muslim)
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي - يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي - يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.(رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ – سنن التِّرمِذِيُّ - بَاب فِي فَضْلِ التَّوْبَةِ وَالِاسْتِغْفَارِ وَمَا ذُكِرَ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ لِعِبَادِهِ)
Anas bin Malik bercerita kepada kami, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah Tabaaraka Wa ta'aalaa berfirman : Hai anak Adam selama kamu berdo'a dan berharap kepadaku pasti Aku ampuni dosa yang telah kamu perbuat dan aku tidak peduli berapapun banyaknya. Hai anak Adam andaikan dosa-dosamu bagaikan awan dilangit kemudian kamu memohon ampun kepada-Ku pasti aku mengampunimu. Hai anak Adam, sesungguhnya andaikan kamu datang kepadaku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian kamu menghadap Aku sedangkan kamu tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, maka Aku akan ampuni dosa yang sepenuh bumi itu.(HR.Tirmidzi)
عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي.(رواه مسلم – صحيح مسلم- بَاب فِي سِعَةِ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَنَّهَا سَبَقَتْ غَضَبَهُ)
Dari Abu Az-Zinad, dari Al-A'raj, diterima dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw bersabda : Tatkala Allah menciptakan makhluk, Ia menulis pada suatu kitab yang berada disisi-Nya di atas ‘Arasy : Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.(HR. Muslim)
KHAUF (TAKUT)
Khauf (takut) adalah sikap mental seorang hamba yang merasa takut akan azab Allah akibat dosa yang dilakukannya. Khauf berarti munculnya kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang membahayakan, atau menyakitkan yang diikuti oleh perjuangan meninggalkan dosa dan maksiat.
وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (25) قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (26) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (27) إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ (28)
Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)". Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (Ath-Thuur : 25-28)
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (175)
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Ali Imran :175).
Dalam mengarungi kehidupa seharusnya menjaga keseimbangan antara khauf dan raja’, yaitu seorang hamba yang mengharap akan ridha dan surga dari Allah, seharusnyalah juga diiringi dengan rasa takut akan adzab dan siksa-Nya. Dan hal itu akan dapat diraih dengan cara mendekatkan diri kita kepada Allah. Keadaan yang ideal dalam hal ini adalah dengan selalu menempatkan raja’ dan khauf pada porsinya, tidak berlebihan diantara keduanya. Renungkan firman Allah :
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (56)
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.Al-A’raf : 56)
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (99)
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(QS.Al-A'raaf : 99)
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (87)
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.Yusuf : 87)
ففَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9)
6. dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (QS.Al-Qari'ah : 6-9)
حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ مَسْعُودٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ وَالْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ. (رواه البخاري- صحيح البخاري- بَاب الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ)
Musa bin Mas'ud bercerita kepadaku, Sufyan bercerita kepada kami, dari Manshur dan Al-A'masy, dari Abu Wail diterima dari Abdullah ra. Ia berkata : Nabi saw bersabda : Surga itu lebih dekat kepada salah seorang kamu dari pada tali sendalnya, dan neraka juga seperti itu.(HR.Bukhari)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ. (رواه مسلم-صحيح مسلم- بَاب فِي سِعَةِ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَنَّهَا سَبَقَتْ غَضَبَهُ)
Yahya bin Ayyub, Qutaibah dan Ibnu Hujer, semuanya bercerita kepada kami, dari Isma'il bin Ja'far. Ibnu Ayyu berkata : Isma'ikl bercerita kepada kami, ASl;-'Ala' mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, diterima dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus asa dari surga-Nya. (HR.Nuslim)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا وُضِعَت الْجنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي- وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ لِأَهْلِهَا يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَ الْإِنْسَانُ لَصَعِقَ. (رواه البخاري- صحيح البخاري-بَاب قَوْلِ الْمَيِّتِ وَهُوَ عَلَى الْجِنَازَةِ قَدِّمُونِي)
Abdullah bin Yusuf bercerita kepada kami, Al-Laits bercerita kepada kami, Sa'id bercerita kepada kami, dari ayahnya, bahwasanya ia pernah mendengar Abu Sa'id Al-Hudry berkata : Rasulullah saw bersabda : Apabila jenazah telah diletakkan lalu diusung oleh orang banyak; dan apabila jenazah itu orang yang saleh, berkatalah ia : Hadapkan aku dengan segera. Apabila jenazah itu bukan orang yang saleh, maka ia berkata : Celakalah kalian, hendak kalian bawa kemana aku? Suara itu dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali manusia, dan andaikata manusia mendengarnya, niscaya ia akan pingsan. (HR.Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar