Senin, 11 Oktober 2010

SUNAH SHALAT (LANJUTAN)

21. Duduk istirahat, yaitu duduk seperti duduk antara dua sujud tanpa bacaan atau do'a, setelah sujud ke-dua pada rakaat pertama sebelum berdiri mau masuk ke rakaat kedua, dan pada rakaat ke-tiga sebelum berdiri mau masuk ke rakaat ke-empat. Duduk istirahat ini hanya terulang dua kali pada shalat yang berjumlah empat raka’at, dan hanya terjadi sekali pada shalat-shalat yang lain baik pada shalat fardu atau shalat sunnah. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ اللَّيْثِيِّ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَكَانَ إِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا.(رواه الترمذي :264 - سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ كَيْفَ النُّهُوضُ مِنْ السُّجُودِ – الجزء :1- صفحة :482)

Ali bin Hujr bercerita kepada kami, Husyaim mengabarkan kepada kami, dari Khalid Al-Hadzdza', dari Qilabah, dari Malik bin Al-Huwairits Al-Laitsi, bahwsanya ia melihat Nabi saw sedang shalat, dan ketika berada pada rakaat ganjil, beliau tidak bangkit sebelum duduk dengan tegak. (HR.Tirmidzi :264, Sunan Tirmidzi, Bab Maa jaa-a kaifan Nuhuudh minassujuud, juz : 1, hal.482)

22. Menumpukan tangan pada lantai atau pada paha saat hendak berdiri untuk raka'at selanjutnya. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ جَاءَنَا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ فَصَلَّى بِنَا فِي مَسْجِدِنَا هَذَا فَقَالَ إِنِّي لَأُصَلِّي بِكُمْ وَمَا أُرِيدُ الصَّلَاةَ وَلَكِنْ أُرِيدُ أَنْ أُرِيَكُمْ كَيْفَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي قَالَ أَيُّوبُ فَقُلْتُ لِأَبِي قِلَابَةَ وَكَيْفَ كَانَتْ صَلَاتُهُ قَالَ مِثْلَ صَلَاةِ شَيْخِنَا هَذَا يَعْنِي عَمْرَو بْنَ سَلِمَةَ قَالَ أَيُّوبُ وَكَانَ ذَلِكَ الشَّيْخُ يُتِمُّ التَّكْبِيرَ - وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ عَنْ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ جَلَسَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الْأَرْضِ ثُمَّ قَامَ. (رواه البخاري : 781- صحيح البخاري - بَاب كَيْفَ يَعْتَمِدُ عَلَى الْأَرْضِ إِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَةِ- الجزء : 3- صفحة : 318)

Mu'alla bin Asad bercerita kepada kami, ia berkata : Wuhaib bercerita kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, ia berkata : Malik bin Al-Huwairits datang kepada kami, lalu shalat di mesjid kami ini, kemudian ia berkata : Sesungguhnya aku akan mengerjakan shalat bersama kalian, bukan hendak mengerjakan shalat sungguhan, tetapi untuk memperlihatkan kepada kalian, bagaimana aku melihat cara Nabi saw mengerjakana shalat. Ayyub berkata : Aku bertanya kepada Abu Qilabah : Bagaimana shalat yang dilakukan Nabi? Abu Qilabah menjawab : Shalat Nabi seperti shalat syaikh kita, yaitu 'Amer bin salimah. Ayyub berkata : Demikianlah syaikh kita menyempurnakan takbir. Dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua, beliau duduk (sebentar sebelum berdiri) dan bertumpu pada bumi (lantai) kemudian berdiri.(HR.Bukhari :781, Shahih Bukhari, Bab kaifa ya'tamidu 'alal-atdhi idzaa qaama minarrak'ati, juz:3, hal. 318)

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ ...... أَنَّهُ فِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ : وَإِذَا نَهَضَ نَهَضَ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَاعْتَمَدَ عَلَى فَخِذِهِ.(رواه ابو داود : 713 – سنن ابو داود - بَاب كَيْفَ يَضَعُ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ – الجزء : 3- صفحة : 1)

Hasan bin 'Ali dan Husain bin 'Isa bercerita kepada kami, mereka berkata : Yazid bin Harun bercerita kepada kami, Syarik mengabarkan kepada kami, dari 'Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia berkata : Saya melihat Nabi saw apabila bersujud beliau meletakkan kedua lututnya (ke lantai) sebelum meletakkan kedua tangannya…..bahwa sesungguhnya di dalam hadis Muhammad bin Juhadah dituturkan, dan apabila bangkit, beliau bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada pahanya. (HR.Abu Daud : 713, Sunan Abu Daud, Bab Kaifa yadha'u rukbataih qabla yadaih, juz : 3, hal. 1)

23. Mengucapkan salam yang kedua dengan menoleh ke sebelah kiri sampai pipi kelihatan dari belakang.[1] Ketika mengucapkan salam hendaklah menoleh ke kanan dan ke kiri sampai pipi kelihatan dari belakang. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ. (رواه مسلم : 916– صحيح مسلم -بَاب السَّلَامِ لِلتَّحْلِيلِ مِنْ الصَّلَاةِ عِنْدَ فَرَاغِهَا وَكَيْفِيَّتِهِ– الجزء : 3- صفحة : 235)

Ishaq bin Ibrahim bercerita kepada kami, Abu 'Amir Al-'Aqadi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ja'far bercerita kepada kami, dari Isma'il bin Muhammad, dari 'Amir bin Sa'ad, dari ayahnya, ia berkata : Saya melihat Nabi saw mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sehingga saya melihat putih pipinya.(HR.Muslim : 916, Shahih Muslim,Babussalam Littahlil Minashshalah 'Inda Faraaghiha wa kaifiyatih, juz : 3, hal. 235)

24. Ketika mengucapkan salam diniatkan mengucapkan salam kepada yang di sebelah kanan dan kirinya. Imam mengucapkan salam kepada makmum dan makmum menjawab salam imam. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ أَبُو الْجَمَاهِرِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ بَشِيرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ قَالَ أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَرُدَّ عَلَى الْإِمَامِ وَأَنْ نَتَحَابَّ وَأَنْ يُسَلِّمَ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ. (رواه ابو داود : 849– سنن ابو داود - بَاب الرَّدِّ عَلَى الْإِمَامِ - الجزء : 3- صفحة : 187)

Muhammad bin 'Utsman, yaitu Abu Al-Jamahir bercerita kepada kami, Sa'id bin Basyir bercerita kepada kami, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Samurah, ia berkata : Nabi saw menyuruh kami untuk menjawab salam imam, untuk saling mencintai dan untuk mengucapkan salam sebagian kami kepada sebagian yang lain. (HR.Abu Daud : 849, Sunan Abu Daud, Baburraddi 'alal imam, juz : 3, hal. 187)

25. Sebelum mengucapkan salam sunnat berdo'a terlebih dahulu, yaitu memohon perlindungan kepada Allah seperti dalam hadis berikut ini :

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ قَالَ أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عَائِشَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.(رواه مسلم : 924– صحيح مسلم -بَاب مَا يُسْتَعَاذُ مِنْهُ فِي الصَّلَاةِ – الجزء : 3- صفحة : 346)

Nashar bin 'Ali Al-Jahdhamy, Ibnu Numair, Abu Kuraib, Zuhair bin Harb bercerita kepada kami, mereka semua menerima dari Waki', Abu Kuraib berkata : Waki' bercerita kepada kami, Al-Awza'I bercerita kepada kami, dari Hassan bin 'Athiyyah, dari Muammad bin Abi Aisyah, dari Abu Hurairah dan dari Yahya bin Abi Latsir, dari Abu Salamah, diterima dari Abu Huirairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang kalian bertasyahhud, maka hendaklah memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, yang artinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka jahannam, dari azab kubur, dari fitnah hidup dan mati serta dari kejahatan fitnah masihid dajjal (pengembara yang dusta). (HR.Muslim : 924, Shahih Muslim,Babu Maa yusta'aadzu Minhu Fishshlah, juz : 3, hal. 346)

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنَا عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ.(رواه البخاري : 789- صحيح البخاري-بَاب الدُّعَاءِ قَبْلَ السَّلَامِ-الجزء : 3- صفحة : 332)

Abu Al-Yaman bercerita kepada kami, ia berkata : Syuhaib mengabarkan kepada kami, dari Azzuhri, ia berkata : Urwah bin Azzubair bercerita kepada kami, diterima dari Aisyah isteri Nabi saw, ia mengabarkan sebuah hadis kepada Urwah, bahwa Nabi saw berdo'a dalam shalat, yang artinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah masihid dajjal (pengembara yang dusta) dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.(HR.Bukhari 789, Shahih Bukhari, Babud Du'a Qablas salam, juz : 3, hal. 332)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. (رواه البخاري : 790 - صحيح البخاري -بَاب الدُّعَاءِ قَبْلَ السَّلَامِ - الجزء : 3- صفحة : 332)

Qutaibah bin Sa'id bercerita kepada kami, ia berkata : Al-Laits bercerita kepada kami, dari Yazid bin Abi Habib, dari Abi Al-Khair, dari Abdullah bin 'Amer, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, bahwa sesungguhnya ia berkata kepada Rasulullah saw : Ajarkanlah kepadaku sebuah do'a yang dapat aku amalkan dalam shalatku. Rasulullah bersabda : Bacalah do'a yang artinya : Ya Allah, aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang amat banyak dan tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan yang datang dari sisi-Mu, dan kucurkanlah rahmat-Mu kepadaku, karena Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (HR.Bukhari 790, Shahih Bukhari, Babud Du'a Qablas salam, juz : 3, hal. 332)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا يُوسُفُ الْمَاجِشُونُ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ ..... يَكُونُ مِنْ آخِرِ مَا يَقُولُ بَيْنَ التَّشَهُّدِ وَالتَّسْلِيمِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.(رواه مسلم : 1290- صحيح مسلم-بَاب الدُّعَاءِ فِي صَلَاةِ اللَّيْلِ وَقِيَامِهِ – الجزء : 4- صفحة : 169)

Muhammad bin Abu Bakar Al-Muqaddami bercerita kepada kami, Yusuf Al-Maajisyuun bercerita kepada kami, Abi bercerita kepadaku, dari Abdurrahman Al-A'raj, dari 'Ubaidillah bin Abi Rafi', dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw, bahwa bila beliau berdiri mengerjakan shalat….., maka ucapan terakhir yang dibacanya antara tasyahhud dan salam adalah sebagai berikut, yang artinya : Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu dan yang kemudian, dosa-dosaku yang kusembunyikan dan yang kutampakkan, perbuatanku yang bertlebihan dan perbuatan yang Engkau lebih mengetahui dariku, Engkau yang terdahulu (tanpa permulaan) dan Engkaulah yang akhir (tanpa berkesudahan), tiada Tuhan selain Engkau. (HR.Muslim : 1290, Shahih Muslim,Babuddu'a Fii Shalaatil-Lail Wa qiyaamih, juz : 4, hal. 169)

26. Membaca tasyahhud pertama termasuk sunat shalat yang sangat dianjurkan (sunat mu'akkad), sehingga bila ditinggalkan disunatkan diganti dengan sujud sahwi.[2] Hadis Nabi :

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ .....إِذَا قَعَدْتُمْ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَقُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.....(رواه النسائي : 1151 – سنن النسائي- باب كَيْفَ التَّشَهُّدُ الْأَوَّلُ- الجزء : 4- صفحة : 384)

Muhammad bin Al-Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata : Muhammad bercerita kepada kami, ia berkata : Syu'bah bercerita kepada kami, ia berkata : Saya mendengar Abu Ishaq menceritakan sebuah hadits yang diterima dari Abu Al-Ahwash, dari Abdullah ia berkata : …. Apabila kalian duduk pada tiap-tiap dua rakaat, maka hendaklah kalian membaca yang artinya : Segala kehormatan adalah kepunyaan Allah, demikian pula rahmat dan kebaikan. Salam sejahtera, rahmat Allah dan berkah-Nya semoga dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam sejahtera semoga juga dilimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain ASllah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. (HR.Nasa'I : 1151, Sunan Nasa'I, Bab Kaifat tasyahhud Al-Awwal, juz:4, hal.348)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا بَكْرٌ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَالِكٍ ابْنِ بُحَيْنَةَ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ فَقَامَ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ فَلَمَّا كَانَ فِي آخِرِ صَلَاتِهِ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ. (رواه البخاري : 787- صحيح البخاري -بَاب التَّشَهُّدِ فِي الْأُولَى- الجزء : 3- صفحة : 338)

Qutaibah bin Sa'id bercerita kepada kami, ia berkata : Bakar bercerita kepada kami, dari Ja'far bin Rabi'ah, dari Al-A'raj, dari Abdullah bin Malik bin Buhainah, ia berkata : Rasulullah saw shalat dzuhur bersama kami, beliau berdiri, padahal semestinya duduk (dalam tasyahhud pertama), maka pada akhir shalatnya beliau sujud dua kali, sedangkan beliau dalam posisi duduk.(HR.Bukhari 787, Shahih Bukhari, Babut tasyahhud fil uulaa, juz : 3, hal. 338)

عَنْ عَبْدَ اللَّهِ ابْنَ بُحَيْنَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ الظَّهْرَ فَقَامَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ لَمْ يَجْلِسْ فَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ حَتَّى إِذَا قَضَى الصَّلَاةَ وَانْتَظَرَ النَّاسُ تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ وَهُوَ جَالِسٌ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ ثُمَّ سَلَّمَ.(رواه البخاري : 786- صحيح البخاري -بَاب مَنْ لَمْ يَرَ التَّشَهُّدَ الْأَوَّلَ وَاجِبًا لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ وَلَمْ يَرْجِعْ - الجزء : 3- صفحة : 326)

Dari Abdullah bin Buhainah, bahwa Nabi saw mengerjakan shalat zhuhur dengan para sahabat, beliau langsung berdiri tanpa duduk (tahiyyat awal) pada dua rakaat pertama, lalu para jama'ah ikut berdiri bersamanya. Setelah beliau selesai mengerjakan shalat, para jama'ah menunggu ucapan salamnya, namun dalam keadaan duduk beliau bertakbir, lalu bersujud dua kali sujud sebelum mengucapkan salam, kemudian mengucapkan salam. (HR.Bukhari 786, Shahih Bukhari, Bab Man Lam yarattasyahhud Al-Awwal wajiban juz : 3, hal. 336)

27. Do'a qunut sesudah ruku' yang terakhir dalam shalat shubuh dan dalam shalat witir sejak tanggal 16 ramadhan sampai akhirnya. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ سُئِلَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ : أَقَنَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصُّبْحِ؟ قَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَوَقَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ قَالَ بَعْدَ الرُّكُوعِ يَسِيرًا.(رواه البخاري: 946- صحيح البخاري – بَاب الْقُنُوتِ قَبْلَ الرُّكُوعِ وَبَعْدَهُ - الجزء : 4- صفحة : 87)

Musaddad bercerita kepada kami, ia berkata : Hammad bin Zaid bercerita kepada kami, dari Ayyub, dari Muhammad bin Sirin, ia berkata : Anas bin Malik ditanya : Apakah Nabi saw berqumut dalam shalat shubuh? Anas menjawab : Ya beliau berqunut. Ditanyakan lagi kepadanya : Apakab beliau berqunut sebelum ruku'? Anas menjawab lagi : Beliau berqunut sebentar sesudah ruku'. (HR.Bukhari 946, Shahih Bukhari, Babul qunut qablar ruku' wa ba'dah, juz : 4, hal. 87)

Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi saw berqunut dalam shalat shubuh yang dilaksanakan sesudah ruku' dengan qunut yang ringan (pendek) dan waktu yang singkat. Demikianlah dijelaskan dalam Fathul Bari oleh Ibnu Rajab dalam Kitab Shalat.[3]

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَحْمَدُ بْنُ جَوَّاسٍ الْحَنَفِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ قَالَ قَالَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ قَالَ ابْنُ جَوَّاسٍ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.(رواه ابو داود :1214– سنن ابو داود -بَاب الْقُنُوتِ فِي الوتر - الجزء :4- صفحة :210)

Qutaibah bin Sa'id dan Ahmad bin Jawwas Al-Hanafy bercerita kepada kami, mereka berdua berkata : Abu Al-Akhwash be5cerita kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Yazid binAbi Maryam, dari abi Al-Hawra', ia berkata : Hasn bin Ali ra berkata : Rasullah saw mengajarkan kalimat kepadku yang aku membacanya pada shalat witir, yang artinya : Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berikanlah aku kesehatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan, lindungilah aku seperti orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan, berikanlah berkah pada apa yang telah Engkau berikan kepadaku, peliharalah aku dari kejahatan apa yang telah Engkau tetapkan, karena sesungguhnya Engkaulah yang dapat menetapkan sesuatu dan tak seorangpun yang dapat memberikan ketetapan kepada-Mu, dan sesungguhnya tidak akan terhina orang-orang yang telah Engkau lindungi, dan tidak akan mulia orang-orang yang Engkau musuhi, Engkaulah Yang Maha Pemberi berkah wahai Tuhan kami, dan Engkaulah Yang Maha Tinggi. (HR.Abu Daud : 1214, Sunan Abu Daud, Babul qunut Filwitri, juz : 4, hal. 210)

Sebagian 'Ulama' berpendapat bahwa qunut yang disunatkan adalah qunut Nazilah, yaitu qunut karena ada bahaya, malapetaka, musim penyakit dan sebagainya yang dilakukan pada setiap shalat lima waktu sesudah raku' yang terakhir. Hadis Nabi :

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ.(رواه احمد : 13255 – سنن احمد – باب مسند انس بن مالك – الجزء : 27 – صفحة :302)

Abu Nu'aim bercerita kepada kami, Hisyam bercerita kepada kami, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata : Rasulullah saw berqunut selama satu bulan sesudah ruku', beliau berdo'a untuk golongan masyarakat 'Arab, kemudian beliau meninggalkannya. (HR.Ahmad:13255, Sunan Ahmad, Bab Musnad Anas bin Malik, juz : 27, hal.302)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِيُّ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ هِلَالِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ.(رواه ابو داود : 1231– سنن ابو داود -بَاب الْقُنُوتِ فِي الصَّلَوَاتِ - الجزء :4- صفحة : 232)

Abdullah bin Mu'awiyah Al-Jumahy bercerita kepada kami, Tsabit bin Yazid bercerita kepada kami, dari Hilal bin Khabbab, dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata : Rasulullah saw berqunut satu bulan berturut-turut pada waktu shalat zhuhur, 'ashar, maghrib. 'isya' dan shubuh di akhir setiap shalat. Ketika telah membaca "Sam'allaahu Liman Hamidah" dari rakaat yang terakhir, beliau berdo'a untuk golongan Bani Sulaim, Ri'lin, Dzakwan dan 'Ushayyah, serta orang yang di belakangnya mengaminkan do'a beliau. (HR.Abu Daud : 1231, Sunan Abu Daud, Babul qunut Fishshalah, juz : 4, hal. 232)



[1]. Dapat dilihat dalam Syarah An-Nawawi 'Alaa Muslim, Bab Assalam Littahlil Minashshalah 'Inda Faraaghiha wa kaifiyatih, juz : 2, hal. 359

[2] . sujud sahwi adalah sujud dua kali sesudah tasyahhud akhir sebelum salam, yaitu sujud karena lupa.

[3]. Fathul Baari Libni Rajab, Bab Kitabushshalah, juz : 7, hal. 119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar