Sabtu, 30 Oktober 2010
SURAH AL-BAQARAH AYAT 28 - 33
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28)
28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
(Mengapa kamu kafir) wahai penduduk Mekkah? (kepada Allah, padahal) sesungguhnya (tadinya kamu mati) berupa mani dalam sulbi (lalu Allah menghidupkan kamu) dalam rahim ibu dan di dunia dengan cara ditiupkan roh kepadamu. (kemudian kamu dimatikan) ketika sampai ajalmu (lalu dihidupkan-Nya kembali) pada saat hari berbangkit (kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?) yakni dikembalikan kepada Allah setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. [1]
Pertanyaan dalam ayat ini untuk menyatakan keheranan atas kekafiran dengan menampilkan bukti-bukti, atau dapat juga sebagai celaan terhadap mereka.
Sebagai alasan (dalil) bagi orang yang mengningkari adanya hari kebangkitan (hari ba'ats), Allah berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (29)
29. Dia-lah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi untuk kamu kemudian Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
(Dia-lah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya) agar kamu dapat mengambil manfaat dan I'tibar atau pelajaran darinya, (kemudian Dia berkehendak) setelah menciptakan bumi itu untuk menciptakan pula (langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu). Setelah dikemukakan secara "mujmal" (ringkas) dan "mufasshal" (terperinci), apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran, bahwa sesungguhnya Allah yang mampu menciptakan semua itu dari mula pertama, padahal Dia lebih besar dan lebih hebat daripada kamu, akan mampu pula menghidupkan kamu kembali?.
Kata "hunna" (هُنَّ) sebagai kata ganti benda, yang dimaksud adalah "langit". Karena kata "langit" (السَّمَاءِ) adalah kata tunggal yang bermakna jama'.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
30. Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
(Dan) ingatlah, wahai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi) yang akan menggantikan Aku dalam melaksanakan hukum-hukum-Ku di dalamnya, yaitu Adam. (Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) yaitu mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh keturunan jin yang juga mendiami bumi? – Setelah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami senantiasa bertasbih) yaitu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca "Subhaanallaah Wabihamdih" (سُبْحَانَ اللّهِ وَبِحَمْدِهِ), artinya : Maha suci Allah dan aku memuji-Nya. (dan menyucikan-Mu?), yaitu membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Kalimat yang tertulis mulai dari : "padahal …… dan mensucikan Engkau" menunjukkan keadaan yang maksudnya adalah : "padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah". (Allah berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui) tentang maslahat atau kepentingan mengangkat Adam sebagai khalifah. Dan bahwasanya di antara keturunan Adam ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga tampaklah keadilan di antara mereka. Mereka para Malaikat berkata : Tuhan kami tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihat oleh Adam. Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.
Huruf lam pada kata "laka" (لَكَ) dalam kalimat (وَنُقَدِّسُ لَكَ) itu hanya sebagai tambahan saja, tidak mempunyai arti.
وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31)
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
(Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama), yaitu nama-nama benda (seluruhnya), hingga nama-nama benda seperti mangkuk besar, mangkuk kecil dan sendok dengan cara memasukkan pengetahuan tentang benda-benda itu ke dalam hatinya (kemudian mengemukakannya), yaitu mengemukakan nama-nama benda-benda tadi yang ternyata bukan hanya benda-benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk berakal, (kepada para malaikat, lalu Allah berfirman) untuk memojokkan mereka, (sebutkanlah kepada-Ku) beritahukanlah (nama-nama mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu memang benar.) bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara makhluk-makhluk yang Ku-ciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak untuk menjadi khalifah.
Sebagai jawab dari "syarat", yaitu "IN" (إِنْ) yang artinya : "jika" adalah ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32)
32. Mereka menjawab : Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[2]."
(Mereka menjawab : Maha suci Engkau), tidak sepatutnya kami menyanggah atau menantang rencana-Mu (tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.) yang tidak seorang pun lepas dari pengetahuan serta hikmah kebijaksanaan-Mu.
Kata "ANTA" (أَنْتَ) yang berarti "ENGKAU" adalah berfungsi sebagai "taukid" atau penguat bagi kata "KA" yang berarti "ENGKAU" dalam kalimat "INNAKA" (إِنَّكَ) sebelumnya.
قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)
33. Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
(Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka) para malaikat itu (nama-nama benda ini), lalu disebutlah satu persatu menurut nama masing-masing berikut hikmah diciptakannya oleh Allah. (Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman) kepada mereka untuk mencela mereka, (Bukankah sudah Ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi), yaitu sesuatu yang tersembunyi pada keduanya, (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan) yaitu ucapan yang kamu keluarkan : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu…." dan seterusnya. (dan apa yang kamu sembunyikan.) yaitu ucapan yang kamu sembunyikan, seperti : Allah tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai dari kami.
[1]. Ayat yang senada bahwa hidup hanya dua kali terdapat dalam surat Ghafir/Mu'min ayat 11 :
قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ (11)
Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. maka adakah sesuatu jalan (bagi Kami) untuk keluar (dari neraka)?"
[2]. Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim Ialah : yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
Jumat, 29 Oktober 2010
البدل
اِذَا اَبْدَلَ اسْمٌ مِن اسْمٍ اَوْ فِعْلٌ مِن فِعْلٍ تَبِعَهُ فِيْ جَمِيْع اِعْرَابِهِ وهو اَرْبَعَةُ اَقْسامٍ :
Apabila isim (kata benda) sebagai pengganti dari isim (kata benda) lainnya, atau fi'il (kata kerja) sebagai pengganti dari fi'il (kata kerja) lainnya, maka semua I'rabnya harus mengikutinya. Badal ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
4 | 3 | 2 | 1 |
بدل الغلط Keliru menyebut penganti | بدل الإشتمال Penggantinya merupakan kandungan dari yg diganti | بدل البعض من الكل Sebagian mengganti dari seluruhnya | بدل الشيء من الشيء Pengganti dari sesuatu secara utuh بدل الكل من الكل Pengganti Semua dari semua بدل المطابق Penggantinya cocok |
رَكِبْتُ الْفَرسَ السَّيَّارَةَ | تَفَعَنِيْ اُسْتَاذٌ عِلْمُهُ | اَكَلتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ | قَامَ زَيْدٌ اَخُوْكَ |
Contoh badal kata kerja darimkata kerja lainnya.
اِذَا َفْطَرتَ اَكَلْتَ - اِنْ تُصَلِّ تَرْكَعْ - اِنْ تُصَلِّ تَسْجُدْ ِللهِ يَرْحَمْكَ اللهُ
RAJA' DAN KHAUF (BERHARAP DAN TAKUT)
Raja’ (berharap) adalah sikap seorang hamba yang selalu berharap kucuran rahmat kepada Allah disaat rasa takut lebih mendominasi. Raja’ merupakan sikap seorang hamba yang merendahkan dirinya kepada Allah dan prasangka baik kepada-Nya. Raja' yang sesungguhnya adalah sikap mental seorang hamba yang selalu terdorong untuk taat dan beramal saleh serta jauh dari perbuatan dosa. Renungkan firman Allah :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.(QS.Al-Kahfi : 110)
Berharap Hanya Kepada Allah
حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُنِي وَاللَّهِ لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بِالْفَلَاةِ- وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا-وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا - وَإِذَا أَقْبَلَ إِلَيَّ يَمْشِي أَقْبَلْتُ إِلَيْهِ أُهَرْوِلُ.(رواه مسلم _ صحيح مسلم - بَاب فِي الْحَضِّ عَلَى التَّوْبَةِ وَالْفَرَحِ بِهَا)
Zaid bin Aslam bercerita kepadaku, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah diterima dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda : Allah 'Azza Wa Jalla berfirman : Aku menurut sangkaan hambaku dan Aku senantiasa bersamanya selama ia mengingat Aku. Demi Allah, Allah lebih senang menerima tobat hambanya melebihi senangnya sesorang diantara kalian yang menemukan kembali barangnya yang telah hilang ditengah padang pasir. Siapa saja mendekat kepadaku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan siapa saja mendekat kepadaku sehasta maka aku akan mendekt kepadanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka aku datang kepadanya dengan cara berlari. (HR.Muslim)
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي - يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي - يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.(رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ – سنن التِّرمِذِيُّ - بَاب فِي فَضْلِ التَّوْبَةِ وَالِاسْتِغْفَارِ وَمَا ذُكِرَ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ لِعِبَادِهِ)
Anas bin Malik bercerita kepada kami, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah Tabaaraka Wa ta'aalaa berfirman : Hai anak Adam selama kamu berdo'a dan berharap kepadaku pasti Aku ampuni dosa yang telah kamu perbuat dan aku tidak peduli berapapun banyaknya. Hai anak Adam andaikan dosa-dosamu bagaikan awan dilangit kemudian kamu memohon ampun kepada-Ku pasti aku mengampunimu. Hai anak Adam, sesungguhnya andaikan kamu datang kepadaku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian kamu menghadap Aku sedangkan kamu tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, maka Aku akan ampuni dosa yang sepenuh bumi itu.(HR.Tirmidzi)
عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي.(رواه مسلم – صحيح مسلم- بَاب فِي سِعَةِ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَنَّهَا سَبَقَتْ غَضَبَهُ)
Dari Abu Az-Zinad, dari Al-A'raj, diterima dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw bersabda : Tatkala Allah menciptakan makhluk, Ia menulis pada suatu kitab yang berada disisi-Nya di atas ‘Arasy : Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.(HR. Muslim)
KHAUF (TAKUT)
Khauf (takut) adalah sikap mental seorang hamba yang merasa takut akan azab Allah akibat dosa yang dilakukannya. Khauf berarti munculnya kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang membahayakan, atau menyakitkan yang diikuti oleh perjuangan meninggalkan dosa dan maksiat.
وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (25) قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (26) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (27) إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ (28)
Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)". Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (Ath-Thuur : 25-28)
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (175)
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Ali Imran :175).
Dalam mengarungi kehidupa seharusnya menjaga keseimbangan antara khauf dan raja’, yaitu seorang hamba yang mengharap akan ridha dan surga dari Allah, seharusnyalah juga diiringi dengan rasa takut akan adzab dan siksa-Nya. Dan hal itu akan dapat diraih dengan cara mendekatkan diri kita kepada Allah. Keadaan yang ideal dalam hal ini adalah dengan selalu menempatkan raja’ dan khauf pada porsinya, tidak berlebihan diantara keduanya. Renungkan firman Allah :
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (56)
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.Al-A’raf : 56)
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (99)
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(QS.Al-A'raaf : 99)
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (87)
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.Yusuf : 87)
ففَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9)
6. dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (QS.Al-Qari'ah : 6-9)
حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ مَسْعُودٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ وَالْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ. (رواه البخاري- صحيح البخاري- بَاب الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ)
Musa bin Mas'ud bercerita kepadaku, Sufyan bercerita kepada kami, dari Manshur dan Al-A'masy, dari Abu Wail diterima dari Abdullah ra. Ia berkata : Nabi saw bersabda : Surga itu lebih dekat kepada salah seorang kamu dari pada tali sendalnya, dan neraka juga seperti itu.(HR.Bukhari)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ. (رواه مسلم-صحيح مسلم- بَاب فِي سِعَةِ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَنَّهَا سَبَقَتْ غَضَبَهُ)
Yahya bin Ayyub, Qutaibah dan Ibnu Hujer, semuanya bercerita kepada kami, dari Isma'il bin Ja'far. Ibnu Ayyu berkata : Isma'ikl bercerita kepada kami, ASl;-'Ala' mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, diterima dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus asa dari surga-Nya. (HR.Nuslim)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا وُضِعَت الْجنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي- وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ لِأَهْلِهَا يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَ الْإِنْسَانُ لَصَعِقَ. (رواه البخاري- صحيح البخاري-بَاب قَوْلِ الْمَيِّتِ وَهُوَ عَلَى الْجِنَازَةِ قَدِّمُونِي)
Abdullah bin Yusuf bercerita kepada kami, Al-Laits bercerita kepada kami, Sa'id bercerita kepada kami, dari ayahnya, bahwasanya ia pernah mendengar Abu Sa'id Al-Hudry berkata : Rasulullah saw bersabda : Apabila jenazah telah diletakkan lalu diusung oleh orang banyak; dan apabila jenazah itu orang yang saleh, berkatalah ia : Hadapkan aku dengan segera. Apabila jenazah itu bukan orang yang saleh, maka ia berkata : Celakalah kalian, hendak kalian bawa kemana aku? Suara itu dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali manusia, dan andaikata manusia mendengarnya, niscaya ia akan pingsan. (HR.Bukhari)