Jumat, 06 Mei 2011

SHALAT TAHAJJUD

Tahajjud menurut bahasa adalah berjaga, bangun atau tidak tidur malam hari, yaitu lawan dari "tidur". Menurut istilah adalah shalat sunat yang dilakukan sesudah tengah malam sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Firman Allah :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.(QS.Al-Isra' : 79)
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ - وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ.(رواه مسلم : 1983- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة -بَاب فَضْلِ صَوْمِ الْمُحَرَّمِ- الجزء : 6-صفحة: 64)
Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abdul Malik bin Umair] dari [Muhammad bin Al Muntasyir] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], Rasulullah saw pernah ditanya : Shalat apakah yang paling utama setelah shalat Maktubah (wajib)? Dan puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadlan?" Beliau menjawab : Shalat yang paling utama setelah shalat Maktubah (wajib) adalah shalat pada waktu tengah malam, dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Muharram. (HR.Muslim:1983, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fadl-li Saumil Muharram, juz : 6, hal.64)
Shalat sunat tahajjud merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah, dan pengampunan dosa serta menolak penyakit dari jasmani. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ خُنَيْسٍ عَنْ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيِّ عَنْ رَبِيعَةَ بِنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ بِلَالٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ.(رواه الترمذي : 3472– سنن الترمذي – المكتبة الشاملة –بَاب فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-الجزء : 11- صفحة : 460)
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadhr] telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Khunais] dari [Muhammad Al Qurasyi] dari [Rabi'ah bin Yazid] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari [Bilal] bahwa Rasulullah saw bersabda: Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah hidangan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan. (HR.Tirmidzi : 3472, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fii Du'ain Nabiyyi saw, Juz : 11, hal. 460)
Waktu yang paling baik melakukan shalatn tahajjud adalah sepertiga malam yang terakhir berdasarkan hadits berkut ini :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ وَأَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ. (رواه البخاري : 1077- صحيح البخاري– المكتبة الشاملة-بَاب الدُّعَاءِ فِي الصَّلَاةِ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ- الجزء : 4-صفحة: 315)
Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dan [Abu 'Abdullah Al Aghor] dari [Abu Hurairah ra] bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhan kami Yang Mahasuci dan Mahatinggi turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR.Bukhari : 1077, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babuddu'a Fishshalati min Aakhiril Lail, Juz : 4, hal. 315)
Do'a Shalat Tahajjud
حَدَّثَنِي ثَابِتُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَهَجَّدَ مِنْ اللَّيْلِ قَالَ : اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ خَاصَمْتُ وَبِكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. (رواه البخاري : 6888- صحيح البخاري– المكتبة الشاملة- بَاب قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ - الجزء : 22-صفحة: 450)
Telah menceritakan kepadaku [Tsabit bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibn Juraij] dari [Sulaiman Al Ahwal] dari [Thawus] dari [Ibn Abbas ra] rberkata : Apabila Nabi saw tahajjud di malam hari, beliau memanjatkan do'a yang artinya : Ya Allah Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, Engkau adalah pengurus langit dan bumi, bagi-Mu segala puji, Engkau adalah pemelihara langit dan bumi dan semua penghuninya, bagi-Mu segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi dan semua penghuninya, Engkau adalah benar, firman-Mu benar, janji-Mu benar dan perjumpaan kepada-Mu benar, surga benar, neraka benar, kiamat benar, Ya Allah, kepada-Mu aku berserah, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, karena-Mu aku memusuhi (musuh), kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah bagiku apa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, apa yang kulakukan secara sembunyi-sembunyi dan apa yang kulakukan secara terang-terangan, dan apa yang Engkau lebih tahu terhadapnya daripadaku, tiada sesembahan yang hak selain Engkau. (HR.Bukhari : 6888, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Qauluhuu Ta'aala : Wujuuhuy Yawmaidzin Naadhiratun ilaa Rabbihaa Naadhirah, Juz : 22, hal. 450)

SHALAT DLUHA

Shalat Dluha adalah shalat sunat 2 rakaat atau lebih sampai 12 rakaat, yang dilakukan pada waktu dluha. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَدَعُ الْعَمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ وَمَا سَبَّحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا.(رواه البخاري :1060- صحيح البخاري– المكتبة الشاملة-بَاب تَحْرِيضِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالنَّوَافِلِ مِنْ غَيْرِ إِيجَابٍ - الجزء : 4-صفحة:289)
Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah ra] berkata : Tidaklah Rasulullah saw meninggalkan suatu amal padahal beliau mencintai amal tersebut melainkan karena khawatir nanti orang-orang akan ikut mengamalkannya sehingga diwajibkan buat mereka. Dan tidaklah beliau melaksanakan shalat Dhuha sekalipun, kecuali pasti aku ikut melaksanakannya. (HR.Bukhari : 1060, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Tahridhin Nabiyyi saw 'alaa shalaatil Lail wan-Nawafil Min Ghairi iijaab, Juz : 4, hal. 289)
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ.(رواه البخاري : 1845- صحيح البخاري– المكتبة الشاملة- بَاب صِيَامِ أَيَّامِ الْبِيضِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ - الجزء :7 -صفحة: 98)
Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Abu At-Tayyah] berkata, telah menceritakan kepada saya [Abu 'Utsman] dari [Abu Hurairah ra] berkata : Kekasihku Rasulullah saw memberi wasiat kepadaku agar aku berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mendirikan shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum aku tidur. (HR.Bukhari : 1845, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Shiyaami ayyamil Baidh Tsalaasa 'Asyar, Juz : 7, hal. 98)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ رُمْحٍ أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ سَلَّمَ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ.(رواه ابن ماجه : 1313 – سنن ابن ماجه- المكتبة الشاملة –بَاب مَا جَاءَ فِي صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى-الجزء : 4- صفحة : 217)
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Rumh] berkata, telah memberitakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Iyadl bin Abdullah] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] mantan pelayan Ibnu Abbas, dari [Ummu Hani` binti Abu Thalib] berkata : Pada pembukaan kota Makkah Rasulullah saw shalat sunat Dluha 8 rakaat, kemudian beliau salam pada setiap 2 rakaat. (HR.Ibnu Majah : 1313, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa Jaa-a Fii Shalaatil Laili Wan-Nahar Matsna-Matsna, Juz : 4, hal.217)
Permulaan waktu shalat dluha ialah di waktu matahari sudah naik setinggi tombak atau sepenggalah dan berakhir di waktu tergelincir matahari. Dan lebih utama dilaksanakan setelah matahari agak tinggi dan sudah agak terik. Hadits Nabi:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَوْفٍ الشَّيْبَانِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَهْلِ قُبَاءَ وَهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى فَقَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ إِذَا رَمِضَتْ الْفِصَالُ مِنْ الضُّحَى. (رواه احمد : 18463- مسند احمد-المكتبة الشاملة- باب حديث زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ- الجزء : 39- صفحة : 263)
Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad Dastuwa`i] dari [Al Qasim bin Auf Asy Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata : Rasulullah saw keluar menemui penghuni Quba` yang saat itu mereka sedang shalat dluha. Maka beliau bersabda : Shalat Awwabiin (Shalat orang-orang yang bertaubat) adalah ketika anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu Dluha. HR.Ahmad : 18463, Musnad Ahmad, ASl-Naktabah Asy-Syamilah, Bab hadits Zaid bin Arqam, Juz : 39, hal.263)
Keutamaan shalat dluha bagi yang menjalakannya adalah dosa-dosanya akan di ampuni Allah walaupun sebanyak buih dilautan serta dijanjikan kepadanya istana dalam surga. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مُوسَى بْنِ أَنَسٍ عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ.(رواه ابن ماجه :1370 – سنن ابن ماجه- المكتبة الشاملة –بَاب مَا جَاءَ فِي صَلَاةِ الضُّحَى-الجزء : 4- صفحة : 289)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhamad bin Ishaq] dari [Musa bin Anas] dari [Tsumamah bin Anas] dari [Anas bin Malik] ia berkat : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa shalat dluha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah istana dari emas di dalam surga. (HR.Ibnu Majah : 1370, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa Jaa-a Fii Shalaatidh Dhuhaa, Juz : 4, hal.289)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ نَهَّاسِ بْنِ قَهْمٍ عَنْ شَدَّادٍ أَبِي عَمَّارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.(رواه الترمذي : 438– سنن الترمذي – المكتبة الشاملة – بَاب مَا جَاءَ فِي صَلَاةِ الضُّحَى-الجزء : 2- صفحة : 291)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdil A'la Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Nahas bin Qahm] dari [Syaddad Abu 'Ammar] dari [Abu Hurairah] dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang selalu menjaga rakaat dluha, maka dosa-dosanya akan di ampuni walaupun seperti buih dilautan. (HR.Tirmidzi : 438, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa Jaa-a Fii shalaatidh-Dhuhaa, Juz : 2, hal. 291)

SHALAT WUDLU

Shalat sunat wudlu dilakukan sebanyak dua rakaat sesudah mengambil air wudhu berdasarkan hadits Nabi berikut ini :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ : يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ. قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ.(رواه البخاري :1081- صحيح البخاري– المكتبة الشاملة- بَاب فَضْلِ الطُّهُورِ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ - الجزء : 4-صفحة: 322)
Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Abu Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah ra] bahwa Nabi saw, berkata kepada Bilal ra ketika shalat Fajar (Shubuh) : "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling diharapkan (utama) yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga. Bilal berkata : "Tidak ada amal yang paling diharapkan (utama) yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu') pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu' tersebut disamping shalat wajib".(HR.Bukhari : 1081, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fadhli Th-Thuhur Bil-Lauil Wan-Nahar, Juz : 4, hal.322)

SHALAT SAFAR (BEPERGIAN)

Safar menurut bahasa adalah pergi atau berjalan. Menurut istilah, shalat safar adalah shalat sunat dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang akan bepergian ketika hendak keluar dari rumahnya. Demikian pula disunatkan bagi orang yang baru datang dari bepergia ketika ia telah sampai di rumahnya. Hadits Nabi :
حدثنا أبو زيد معاذ بن فضالة حدثنا يحيى بن أيوب عن بكر بن عمرو عن صفوان بن سليم ، قال بكر : حسبته عن أبي سلمة عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مِنْ مَخْرَجِ السُّوْءِ وَإِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مِنْ مَدْخَلِ السُّوْءِ.(رواه البيهقي : 2942 – شعب الإيمان للبيهقي– المكتبة الشاملة -بَاب إذا خرجتَ من منزلك- الجزء : 7-صفحة: 89)
Telah menceritakan kepada kami [Abu Zaid Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dari [Bakar bin 'Amer] dari [Shafwan bin Sulain]. Bakar berkata : Saya mengira : Dari [Abu Salamah], dari [Abu hurairah], Nabi saw bersabda : Apabila engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang ada diluar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalamr rumah. (HR.Baihaqi : 2942, Syu'abul Iman Lil-Baihaqi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Idzza Kharajta Min Mnzilik, Juz : 7, hal. 89)

SHALAT TAHIYYATUL MASJID

Tahiyyah menurut bahasa adalah salam atau selamat penghormatan. Menurut istilah, shalat tahiyyatul masjid adalah shalat sunat dua rakaat untuk menghormati masjid. Shalat ini dilakukan ketika seseorang masuk ke masjid sebelum ia duduk. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَا حَدَّثَنَا مَالِكٌ و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ.(رواه مسلم : 1167- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة- بَاب اسْتِحْبَابِ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ بِرَكْعَتَيْنِ- الجزء : 4-صفحة:30)
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] dan [Qutaibah bin Said] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Malik] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya : Aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Amir bin Abdullah bin Zubair] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dari [Abu Qatadah] bahwa Rasulullah saw bersabda: Apabila salah seorang diantara kalian masuk masjid, shalatlah dua rakaat sebelum duduk.(HR.Muslim : 1166, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Tahiyyatil masjid Birak'atain, juz : 4, hal.30)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمِ بْنِ خَلْدَةَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ. قَالَ : فَجَلَسْتُ - فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مَنَعَكَ أَنْ تَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تَجْلِسَ؟ قَالَ : فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُكَ جَالِسًا وَالنَّاسُ جُلُوسٌ. قَالَ: فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ.(رواه مسلم : 1167- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة -بَاب اسْتِحْبَابِ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ بِرَكْعَتَيْنِ- الجزء : 4-صفحة: 31)
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Zaidah] katanya; telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Yahya Al Anshari] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari ['Amru bin Sulaim bin Khaldah Al Anshari] dari [Abu Qatadah] -salah seorang sahabat Rasulullah saw, ia berkata : Aku masuk masjid ketika Rasulullah saw, duduk ditengah kerumuan para sahabat. Abu Qatadah selanjutnya berkata : Maka aku langsung duduk. Lalu Rasulullah saw bersabda : Apa yang menghalangimu untuk melakukan shalat dua rakaat sebelum duduk? Abu Qatadah berkata: Aku katakan: Wahai Rasulullah, aku melihat engkau telah duduk dan orang-orang juga duduk. Beliau bersabda: Apabila salah sorang diantara kalian masuk masjid, janganlah ia duduk hingga melakukan shalat dua rakaat.(HR.Muslim:1167, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah Bab Istihbab Tahiyyatil masjid Birak'atain, juz : 4, hal.31)

SHALAT SUNAT RAWATIB

Shalat sunat "Rawatib" adalah shalat sunat yang mengikuti salah satu shalat fardu, yaitu dilaksanakan sebelum shalat fardu disebut shalat sunat "Qabliyah" dan ada yang lainnya dilaksanakan sesudah shalat fardu disebut shalat sunat "Ba'diyah". Shalat sunat Qabliyah dan Ba'diyah ada yang Muakkad (dikokohkan kesunatannya sehingga sangat dianjurkan atau sangat penting) dan ada pula yang Ghairu Muakkad (tidak dikokohkan kesunatannya sehingga menjadi anjuran biasa atau kurang penting). Adapun yang termasuk shalat sunat muakkad adalah (1) 2 rakaat sebelum shalat shubuh, (2) 2 rakaat sebelum shalat Zhuhur, (3) 2 rakaat sesudah shalat Zhuhur, (4) 2 rakaat sesudah shalat maghrib dan (5) 2 rakaat sesudah shalat 'isya'.
Shalat sunat sebelum shubuh sangat disukai Rasulullah saw dan dinyatakan lebih baik daripada dunia dan seisinya. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ قَالَ أَبِي حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ زُرَارَةَ عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي شَأْنِ الرَّكْعَتَيْنِ عِنْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ - لَهُمَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا.(رواه مسلم:1194– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة-بَاب اسْتِحْبَابِ رَكْعَتَيْ سُنَّةِ الْفَجْرِ – الجزء : 4- صفحة : 61)
Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir], katanya; [Ayahku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Zurarah] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dari Nabi saw, beliau bersabda tentang keadaan shalat dua rakaat ketika terbit fajar : "Untuk shalat dua rakaat fajar itu lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya." (HR.Muslim : 1194, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Ral'atay sunnatal fajri, Juz : 4, hal. 61)
حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِي عَطَاءٌ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِن الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ.(رواه احمد : 23038- مسند احمد–المكتبة الشاملة-بَاب حديث السيدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها-الجزء : 49-صفحة : 194)
Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah berkata kepadaku [Atha`] dari ['Ubaid bin 'Umair] dari [Aisyah] berkata; "Tidak ada shalat sunat yang lebih dipentingkan oleh Rasulullah saw, selain dari 2 rakaat sebelum shubuh."(HR.Ahmad : 23038, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Hadits Sayyidah 'Aisyah ra, Juz : 49, hal. 194)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا(رواه مسلم: 1193– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة-بَاب اسْتِحْبَابِ رَكْعَتَيْ سُنَّةِ الْفَجْرِ – الجزء : 4- صفحة : 60)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghabari] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dari Nabi saw, beliau bersabda: "Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR.Muslim : 1193, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Ral'atay sunnatal fajri, Juz : 4, hal. 60)
Begitu pentingnya 2 rakaat shalat sunat fajar, maka Rasulullah saw, menyerukan agar jangan sekali-kali meninggalkannya walaupun waktu dikejar oleh masuh, sebagaimana ditegaskan dalam hadits berikut ini :
حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ سِيلَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَدَعُوا رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ وَإِنْ طَرَدَتْكُمْ الْخَيْلُ.(رواه احمد :8885- مسند احمد–المكتبة الشاملة-بَاب مسند ابي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْه-الجزء : 18-صفحة : 428)
Telah menceritakan kepada kami [Khalaf Ibnul Walid] berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Muhammad bin Zaid] dari [Ibnu Silan] dari [Abu Hurairah] berkata; Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian tinggalkan dua rakaat fajar walau kuda (musuh) telah menghalangi kalian."(HR.Ahmad : 8885, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Musnad Abu Hurairah ra, Juz : 18, hal. 428)
Dalam shalat fajar (shalat sunat sebelum shubuh) Rasulullah saw kadang-kadang membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlash dengan merendahkan suaranya. Hadist Nabi :
حَدَّثَنَا عَلِيٌّ عَنْ خَالِدٍ وَهِشَامٍ عَنِ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ - وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ – قَالَ حَدَّثَنَا عَنْ خَالِدٍ يَعْنِي عَلِيًّا عَنِ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسِرُّ بِهِمَا.(رواه احمد : 24335- مسند احمد–المكتبة الشاملة-الجزء : 51-صفحة : 492)
Telah menceritakan kepada kami [Ali] dari [Khalid] dan [Hisyam] dari [Ibnu Sirin] dari [Aisyah] bahwa pada dua rekaat fajar, Rasulullah saw, membaca: QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN dan QUL HUWA ALLAH AHAD. Ia berkata; " Telah menceritakan kepada kami dari [Khalid], yaitu Ali dari [Ibnu Sirin] dari [Aisyah] berkata : "Rasulullah saw merendahkan suara bacaan keduanya'." (HR.Ahmad : 24335, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Juz : 51, hal. 492)
Dan kadang-kadang Rasulullah saw, membaca surat Al-Baqarah ayat 136 pada rakaat pertama, dan membaca surat Ali 'Imran ayat 52 pada rakaat kedua. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْفَزَارِيُّ يَعْنِي مَرْوَانَ بْنَ مُعَاوِيَةَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ يَسَارٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فِي الْأُولَى مِنْهُمَا - قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا - الْآيَةَ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ : وَفِي الْآخِرَةِ مِنْهُمَا-آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ. .(رواه مسلم: 1196– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة-بَاب اسْتِحْبَابِ رَكْعَتَيْ سُنَّةِ الْفَجْرِ – الجزء : 4- صفحة : 63)
Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Fazari yaitu Marwan bin Muawiyah] dari [Utsman bin Hakim Al Anshari], katanya; telah menceritakan kepadaku [Said bin Yasar] bahwa [Ibnu Abbas] mengabarinya; bahwa dalam dua raka'at fajar, tepatnya di raka'at pertama, Rasulullah saw membaca yang artinya : "Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." (QS. Al-Baqarah : 136), dan pada rakaat kedua membaca yang artinya : "Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami orang muslim." (QS. Ali Imran : 52). (HR.Muslim : 1196, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Ral'atay sunnatal fajri, Juz : 4, hal. 63)
Dan pada kesempatan yang lain Rasulullah saw membaca surat Al-Baqarah ayat 136 pada rakaat pertama, dan membaca surat Ali 'Imran ayat 64 pada rakaat kedua. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ -ُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا -وَالَّتِي فِي آلِ عِمْرَانَ- تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ .(رواه مسلم: 1197– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة-بَاب اسْتِحْبَابِ رَكْعَتَيْ سُنَّةِ الْفَجْرِ – الجزء : 4- صفحة : 64)
Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Utsman bin Hakim] dari [Said bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] katanya : "Dalam dua raka'at fajarnya, Rasulullah saw, biasa membaca ayat yang artinya : "Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." (QS. Al-Baqarah 136), dan yang terdapat dalam surat Ali Imran yang artinya : "Marilah kita menuju kalimat yang sama antara kami dan kalian." (QS. Ali Imran; 64). (HR.Muslim : 1197, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Ral'atay sunnatal fajri, Juz : 4, hal. 64)
Termasuk shalat sunat muakkad, sehingga Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya, yaitu 2 rakaat sebelum zhuhur, 2 rakaat sesudah zhuhur, 2 rakaat sesudah maghrib dan 2 rakaat sesudah 'isya. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ وَحَجَّاجٌ قَالَ حَدَّثَنِي شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ سَلْمَانَ قَالَ حَجَّاجٌ فِي حَدِيثِهِ سَمِعْتُ الْمُغِيرَةَ بْنَ سَلْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِي لَا يَدَعُ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ.(رواه احمد :4881 - مسند احمد–المكتبة الشاملة-بَاب مسند عبد الله بن عمررَضِيَ اللَّهُ عَنْه-الجزء : 10-صفحة : 417)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dan [Hajjaj] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Al Mughirah bin Salman], [Hajjaj] menyebutkan dalam haditsnya; Aku mendengar [Al Mughirah bin Salmna] berkata, "Aku mendengar [Ibnu Umar] berkata, "Shalat sunat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw, adalah shalat sunat 2 rakaat sebelum Zhuhur, 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah 'Isya dan 2 rakaat sebelum Subuh." (HR.Ahmad : 4881, Musnad Ahmad, Maktabah Asy-Syamilah, Bab Musnad Al Abdullah bin Umar ra, Juz : 10, hal. 417)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَالِمٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ.(رواه البخاري: 1099– صحيح البخاري – المكتبة الشاملة- بَاب مَا جَاءَ فِي التَّطَوُّعِ مَثْنَى مَثْنَى – الجزء : 4- صفحة : 350)
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah mengabarkan kepada saya [Salim] dari ['Abdullah bin 'Umar ra] berkata; "Aku pernah shalat bersama Rasulullah saw, 2 rakaat sebelum shalat zhuhur, 2 rakaat sesudah shalat zhuhur, 2 rakaat sesudah shalat jum'at, 2 rakaat sesudah shalat maghrib dan 2 rakaat sesudah shalat 'isya'".(HR.Bukhari : 1099, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa Jaa-a Fit-tathawwu' Matsna-Matsna, Juz : 4, hal. 350)
Adapaun shalat sunat Ghairu muakkad adalah 2 rakaat sebelum shalat maghrib dan 2 rakaat sebelum shalat 'Ashar. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ الْحُسَيْنِ الْمُعَلِّمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ لِمَنْ شَاءَ - خَشْيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً.(رواه ابو داود : 1089– سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب الصَّلَاةِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ-الجزء : 4- صفحة :40)
Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Al Husain Al Mu'allim] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abdullah Al Muzanni] dia berkata; Rasulullah saw bersabda: "Shalatlah kalian 2 rakaat sebelum Maghrib." Kemudian beliau bersabda: "Shalatlah kalian 2 rakaat sebelum Maghrib bagi yang suka." Beliau khawatir orang-orang menjadikannya sebagai sunat (mu'akkadah)." (HR.Abu Daud :1089, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah,Bab shalat Qablak Maghrib, Juz : 4, hal. 40)
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ.(رواه ابو داود : 1080– سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب الصَّلَاةِ قَبْلَ العصر-الجزء : 4- صفحة : 27)
Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari ['Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] 'alaihi salam, bahwa Nabi saw, biasa mengerjakan shalat (sunnah) 2 rakaat sebelum Ashar." (HR.Abu Daud :1080, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab shalat Qabla "ashri, Juz : 4, hal. 27)
Termasuk shalat sunat ghairu muakkad adalah 2 rakaat sebelum shalat 'isya dan 2 rakaat sebelum shalat jum'at berdasarkan hadist Nabi saw yang bersifat umum berikut ini :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الْوَاسِطِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ الْمُزَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ - ثَلَاثًا - لِمَنْ شَاءَ. (رواه البخاري: 588 -صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب كَمْ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ وَمَنْ يَنْتَظِرُ الْإِقَامَةَ– الجزء : 2- صفحة : 496)
Telah menceritakan kepada kami [Ishaq Al Washithi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Al Jurairi] dari [Abu Burdah] dari ['Abdullah bin Mughaffal Al Muzni], bahwa Rasulullah saw, bersabda: "Di antara setiap dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat sunah - Beliau ucapkan tiga kali- Bagi siapa yang mau mengerjakannya." (HR.Bukhari : 588, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Kam Bainal adzan Wal-Iqamati Waman yantazhirul Iqamah, Juz : 2, hal. 496)
Dan juga termasuk shalat sunat Ghairu Muakkad adalah 2 rakaat sebelum zhuhur dan 2 rakaat sesudahnya (yaitu 2 rakaat tambahan dari 2 rakaat yang muakkad, sehingga masing-masing qabliyah dan ba'diyah zhuhur menjadi 4 rakaat), serta 4 rakaat sebelum 'ashar sebagaimana ditegaskan dalam hadis berikut ini, yang sekaligus menegaskan keutamaan bagi yang melaksanakannya.
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو قُتَيْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الشُّعَيْثِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَلَّى أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعًا بَعْدَهَا لَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ.(رواه النسائي : 1794- سنن النسائي-المكتبة الشاملة-باب الِاخْتِلَافُ عَلَى إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ- الجزء : 6-صفحة :343)
Telah mengabarkan kepada kami ['Amr bin 'Ali] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Qutaibah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Asy Syu'aisyi] dari [bapaknya] dari ['Ansabah bin Abu Sufyan] dari [Ummu Habibah] dari Nabi saw, beliau bersabda: "Barangsiapa mengerjakan shalat 4 rakaat sebelum Zhuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka ia tidak akan disentuh oleh api neraka." (HR.An-Nasai : 1794, Sunan An-Nasai- Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Ikhtikaf 'alaa Isma'il bin Khalid, Juz : 6, hal. 343)
حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ عَنْبَسَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ الْمَوْتُ اشْتَدَّ جَزَعُهُ فَقِيلَ لَهُ مَا هَذَا الْجَزَعُ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ أُمَّ حَبِيبَةَ يَعْنِي أُخْتَهُ تَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعًا بَعْدَهَا حَرَّمَ اللَّهُ لَحْمَهُ عَلَى النَّارِ - فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ.(رواه احمد :25539 - مسند احمد–المكتبة الشاملة-باب حديث ام حبيبة بنت ابي سفيان-الجزء : 54-صفحة : 204)
Telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Hasan bin 'Athiyah] dia berkata : "Ketika ['Anbasyah bin Abu Sufyan] mendekati ajalnya, kegelisahannya semakin menjadi-jadi, lalu dikatakan kepadanya, "Kegelisahan apa ini?" dia menjawab, "Aku mendengar [Ummu Habibah], yakni saudara perempuannya, berkata : "Rasulullah saw, bersabda: 'Barangsiapa shalat 4 rakaat sebelum zhuhur dan 4 rakaat setelahnya, maka Allah akan haramkan dagingnya dari api neraka.' Oleh karena itu aku ('Anbasyah bin Abu Sufyan) tidak pernah lagi meninggalkannya semenjak aku mendengarnya." (HR.Ahmad : 25539, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab adits Ummu Habibah binti Abi Sufyan, Juz : 54, hal. 204)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الْقُرَشِيُّ حَدَّثَنِي جَدِّي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا.(رواه ابو داود : 1079– سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب الصَّلَاةِ قَبْلَ العصر-الجزء : 4- صفحة : 27)
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mihran Al Qurasyi] telah menceritakan kepadaku [Kakekku yaitu Abu Al-Mutsanna] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Rasulullah saw, bersabda: "Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunat) 4 rakaat sebelum 'Ashar." (HR.Abu Daud :1079, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab shalat Qabla "ashri, Juz : 4, hal. 27)
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا مُؤَمَّلٌ هُوَ ابْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْمُسَيَّبِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ.(رواه الترمذي : 380– سنن الترمذي – المكتبة الشاملة –بَاب مَا جَاءَ فِيمَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ-الجزء : 2- صفحة : 192)
Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] berkata; telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal] -yaitu Ibnu Isma'il- berkata; telah menceritakan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Ishaq] dari [Al Musayyib bin Rafi'] dari [Anbasah bin Abu Sufyan] dari [Ummu Habibah] ia berkata; "Rasulullah saw, bersabda: "Barangsiapa dalam sehari semalam mengerjakan 12 rakaat shalat sunat, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga; 4 rakaat sebelum zhuhur, 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah isya` dan 2 rakaat sebelum subuh." (HR.Tirmidzi : 380, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa Jaa-a Fiman Shalla Fii Yawmin Wa Lailatin Tsintai 'Asyrata rak'atan Fissunnah, Juz : 2, hal. 192)
Makruh Shalat Sunat Ketika Iqamat
Makruh mengerjakan shalat sunat ketika iqamat shalat telah dikumandangka berdasarkan hadits Nabi :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَرْقَاءَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أُقِيمَت الصَّلَاةُ فَلَا صَلَاةَ إِلَّا الْمَكْتُوبَةُ.(رواه مسلم: 1160– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة-بَاب كَرَاهَةِ الشُّرُوعِ فِي نَافِلَةٍ بَعْدَ شُرُوعِ الْمُؤَذِّنِ – الجزء : 4- صفحة : 22)
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Warqa'] dari ['Amru bin Dinar] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi saw, bersabda: "Jika iqamat telah dikumandangkan, maka tak ada shalat selain shalat wajib."(HR.Muslim : 1160, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Karahiyatisy Syuru'i Fii Nafilah Ba'da Syuru'il Muadzdzin, Juz : 4, hal. 22)
Tidak Ada Shalat Sunat Sesudah 'Ashar Dan Shubuh
حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ أَخْبَرَهُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ اللَّيْثِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لَا صَلَاةَ بَعْدَ صَلَاةِ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ وَلَا صَلَاةَ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.(رواه مسلم:1368– صحيح مسلم– المكتبة الشاملة- بَاب الْأَوْقَاتِ الَّتِي نُهِيَ عَنْ الصَّلَاةِ فِيهَا- الجزء : 4- صفحة : 271)
Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] bahwa [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadanya, ia berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] bahwa ia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata; Rasulullah saw bersabda: "Tidak boleh shalat sesudah Ashar hingga matahari terbenam dan tidak boleh shalat sesudah shalat Fajar hingga matahari terbit." (HR.Muslim :1368, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Karahiyatisy Syuru'i Fii Nafilah Ba'da Syuru'il Muadzdzin, Juz : 4, hal. 271)
PERBEDAAN PENDAPAT
Tentang Shalat Sunnat Qobliyah Jum’at.
Para ulama sepakat bahwa shalat sunat yang di lakukan setelah shalat Jum’at adalah termasuk shalat sunat rawatib ba’diyah Jum’at berlandaskan hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut di atas. Sedangkan shalat sunat sebelum shalat Jum’at terdapat perbedaan pendapat, seperti yang dibahas dalam kitab Fatawa Al-Azhar berikut ini :
a. Imam Abu Hanifah, pengikut Imam Syafi’i dan pendapat pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka berpendapat : Dianjurkan melaksanakan shalat sunat Qabliyah jum'at. Alasannya adalah hadits Nabi seperti yang telah disebutkan terdahulu :
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ - ثَلَاثًا - لِمَنْ شَاءَ.
Artinya : Di antara setiap dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat sunah - Beliau ucapkan tiga kali- Bagi siapa yang mau mengerjakannya. (HR.Bukhari : 588)
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بن إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن بَحْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بن عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتُ بن عَجْلانَ، عَنْ سُلَيْمِ بن عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن الزُّبَيْرِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ صَلاةٍ مَفْرُوضَةٍ إِلا وَبَيْنَ يَدَيْهَا رَكْعَتَانِ.(رواه الطبراني : 82- المعجم الكبير للطبراني-المكتبة الشاملة- باب قطعة من المفقود- الجزء : 18 – صفحة : 394)
Telah menceritakan kepada kami [Husin bin Ishaq At-Tustary] ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Bahr] ia berkata : Telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Abdul 'Aziz] ia berkata : Telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin 'Ajlan] dari [Sulaim bin 'Amr] dari [Abdullah bin Zubair] ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidak ada satupun shalat yang fardhu kecuali disunatkan sebelumnya shalat dua rakaat. (HR.Thabrani : 82, Al-Mujam Al-Kabir Lith-Thabrany, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Qith'atun Minal Nafqud, Juz : 18, hal. 394)
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بن إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ عَنِ الثَّوْرِيِّ عَنْ عَطَاءِ بن السَّائِبِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، قَالَ: كَانَ ابْنُ مَسْعُودٍ يَأْمُرُنَا أَنْ نُصَلِّيَ قَبْلَ الْجُمُعَةِ أَرْبَعًا وَبَعْدَهَا أَرْبَعًا.(رواه الطبراني : 9436- المعجم الكبير للطبراني-المكتبة الشاملة- باب 2- الجزء : 8 – صفحة : 251)
Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dari [Abdurrazzaq] dari Ats-Tsauri] dari [ 'Atha' bin Saib] dari Abu Abdirrahman Assulamy] ia berkata : Ibnu Ma'ud menyuruh kita melakukan shalat sunnah qabliyah (sebelim) jum’at sebanyak empat rakaat dan shalat ba’diyah (setelah) jum’at sebanyak empat raka’at pula. (HR.Thabrani : 9436, Al-Mujam Al-Kabir Lith-Thabrany, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab 2, Juz : 8, hal. 251)
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يُطِيلُ الصَّلَاةَ قَبْلَ الْجُمُعَةِ وَيُصَلِّي بَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَيُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ.(رواه ابو داود :953 - سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب الصَّلَاةِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ-الجزء : 3- صفحة : 346)
Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dia berkata : [Ibnu Umar] biasa memanjangkan shalatnya sebelum (shalat) Jum'at, dan shalat (sunat) setelahnya dua rakaat di rumahnya, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw juga melakukan yang demikian itu.(HR.Abu Daud : 953, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Babush shalati ba'dal jumati, Juz : 3, hal. 346)
b. Imam Malik, pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka berpendapat : Tidak di anjurkan untuk melaksanakan shalat sunat Qabliyah jum'at. Alasannya adalah Hadist dari Saib Bin Yazid :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي السَّائِبُ بْنُ يَزِيدَ أَنَّ الْأَذَانَ كَانَ أَوَّلُهُ حِينَ يَجْلِسُ الْإِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ خِلَافَةُ عُثْمَانَ وَكَثُرَ النَّاسُ أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ الثَّالِثِ فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ.(رواه ابو داود : 919- سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب النِّدَاءِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ -الجزء : 3- صفحة : 293)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [As Sa`ib bin Yazid] bahwa pada mulanya, adzan pertama pada hari Jum'at ketika imam duduk di atas mimbar yaitu di masa Nabi saw, Abu Bakar dan Umar ra, ketika Utsman menjabat Khilafah, sementara orang-orang semakin banyak jumlahnya, maka Utsman memerintahkan untuk mengumandangkan adzan ketiga di hari Jum'at, maka di kumandangkanlah adzan di atas Zaura`(tempat ketinggian di pasar Madinah), lalu perkara tersebut menjadi tetap." (HR.Abu Daud : 919, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Babun-Nida' Yaumal jum'ati, Juz : 3, hal. 293)
حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ كَانَ يُؤَذَّنُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ .(رواه ابو داود : 919- سنن ابو داود – المكتبة الشاملة –بَاب النِّدَاءِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ -الجزء : 3- صفحة : 293)
Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [As Sa`ib bin Yazid] dia berkata : "Mu'adzin mengumandangkan adzan di hadapan Rasulullah saw pada hari Jum'at, yaitu ketika beliau telah duduk di atas mimbar, sedangkan Abu Bakar dan Umar berada di depan pintu masjid…" (HR.Abu Daud : 919, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Babun-Nida' Yaumal jum'ati, Juz : 3, hal. 293)
Bilal mengumandangkan adzan ketika Nabi saw telah duduk di atas mimbar, dan setelah adzan selesai, Nabi saw langsung berkhotbah tanpa adanya pemisah antara adzan dan khotbah. Berdasarkan hadits tersebut menjadi jelas antara adzan dan iqamah jum'at Nabi saw tidak melaksanakan shalat sunnat qobliyah Jum’at. Demikianlah menuirut pendapat yang kedua.
Dalam permasalahan khilafiyah furu’iyyah (perbedaan dalam cabang hukum agama), seseorang boleh mengikuti salah satu pendapat yang diperselisihkan ulama dan kita tidak boleh mencegahnya untuk melakukan hal itu.

Rabu, 04 Mei 2011

AZAB BAGI PEMBUNUH

Menghilangkan satu nyawa manusia dosanya seperti menghilangkan nyawa seluruh umat manusia, dan pelakunya diancam dengan siksa neraka Jahannam. Renungkan hadits nabi :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيْرِ الْإِسْلَامِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ.(رواه البخاري : 5640 - صحيح البخاري- المكتبة الشاملة-بَاب مَنْ كَفَّرَ أَخَاهُ بِغَيْرِ تَأْوِيلٍ فَهُوَ كَمَا قَال – الجزء :9- صفحة : 60)
Barangsiapa bersumpah dengan agama selain islam secara dusta, maka dia seperti apa yang dia katakan, dan barangsiapa yang bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di neraka jahannam dengan sesuatu yang dia pergunakan untuk bunuh diri, dan barangsiapa yang mengutuk orang mu'min, maka ia seperti membunuhnya, dan barangsiapa menuduh orang mu'min dengan kekafiran, maka ia seperti membunuhnya pula. (HR.Bukhari)

TEMAN BERGAUL

Teman bergaul besar pengaruhnya bagi seseorang. Untuk itu, hendaklah bergaul dengan orang yang shalih, bergaul dengan orang yang rajin ibadah, bergaul dengan orang yang rajin belajar, bergaul dengan orang yang berakhlak mulia. Renungkan sabda Nabi saw berikut ini :
حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ وَأَبُو دَاوُدَ قَالَا حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ وَرْدَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.(رواه ابو داود : 4193 – سنن ابو داود - المكتبة الشاملة-بَاب مَنْ يُؤْمَرُ أَنْ يُجَالِسَ – الجزء : 12- صفحة : 459)
Bahwasanya Nabi saw bersabda : Seseorang itu tergantung dengan agama teman gaulnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa teman gaulnya itu. (HR.Abu Daud)

BERTAHMID DAPAT RIDLA ALLAH

Salah satu sarana untuk mendapatkan ridla Allah adalah bertahmid (mengucapkan Al-Hamdulillah) ketika usai makan atau minum sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut ini :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا.(رواه مسلم : 4915- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة - بَاب اسْتِحْبَابِ حَمْدِ اللَّهِ تَعَالَى بَعْدَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ- الجزء : 13-صفحة : 273)
SESUNGGUHNYA ALLAH SANGAT SUKA (RIDLA) KEPADA SEORANG HAMBA YANG MAKAN MAKANAN LALU MEMUJI-NYA (MENGUCAPKAN AL-HAMDULILLAH), ATAU HAMBA ITU MINUM MINUMAN LALU MEMUJI-NYA (MENGUCAPKAN AL-HAMDULILLAH). (HR.Muslim : 4915, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Istihbab Hamdillaah Ta'aalaa Ba'dal akli Wasy-Syurbi, juz : 13, hal. 273)