حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ خَالِدٍ الْجُهَنِيَّ أَرْسَلَهُ إِلَى أَبِي جُهَيْمٍ يَسْأَلُهُ مَاذَا سَمِعَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَارِّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي قَالَ أَبُو جُهَيْمٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ (رواه مسلم : 785- بَاب مَنْعِ الْمَارِّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي – الجزء : 3 – صفحة : 76)
Yahya bin Yahya bercerita kepada kami, ia berkata : Saya membacakan sebuah hadis kepada Malik, hadis itu diterima dari Abu Nadher, dari Buser bin Sa’id, bahwasanya Zaid bin Khalid Al-Juhany mengutus Buser bin Sa’id kepada Abu Juhaim menanyakan sebuah hadis yang didengar dari Rasulullah tentang orang yang lewat di depan orang salat. Abu Juhaim berkata : Rasulullah saw bersabda : Kalau orang yang lewat di depan orang salat mengetahui apa (dosa) yang akan ditimpakan atas dirinya (dari kejahatan perbuatannya itu), tentu lebih baik baginya berhenti (menanti) empat puluh tahun dari pada lewat di depan orang salat. (HR.Muslim : 785, Bab Man’ilmarri bayna yadayil-Mushalli, juz 3, hal. 76)
Alat pembatas dapat berupa dinding, sajadah, atau tongkat dan lain sebagainya. Rasulullah saw bersabda :
حَدَّثَنَا زَيْدٌ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ لِصَلَاتِهِ وَلَوْ بِسَهْمٍ ( مسند احمد : 14799 – سنن احمد -باب حَدِيثُ سَبْرَةَ بْنِ مَعْبَدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – الجزء : 30 – صفحة : 354)
Zaid bercerita kepada kami, Abdulmalik bin Rabi’ bin Sabrah mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, diterima dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang kamu hendak mengerjakan salat, buatlah dinding pembatas buat salatmu walaupun dengan sebuah anak panah. (HR.Ahmad : 14799, Sunan Ahmad, Bab Hadis Sabrah bin Ma’bad ra, juz 30, hal.354)
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ جَدِّهِ حُرَيْثِ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَنْصِبْ عَصًا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَخُطَّ خَطًّا ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ (رواه ابن ماجه : 933- سنن ابن ماجه - بَاب مَا يَسْتُرُ الْمُصَلِّي – الجزء : 3 – صفحة : 201)
Sufyan bin Uyainah bercerita kepada kami, dari Isma’il bin Umayyah, dari Abu ‘Amer bin Muhammad bin ‘Amer bin Huraits, diterima dari kakeknya, yaitu Huraits bin Salim, bersumber dari Abu Hurairah, diterima dari Nabi saw, beliau bersabda : Apabila salah seorang kamu hendak mengerjakan salat, maka jadikanlah sesuatu dihadapan mukanya (sebagai pembatas). Jika tidak mendapatkannya, tegakkanlah sebuah tongkat, dan jika tidak mendapatkannya, buatlah sebuah garis. Dengan demikian, sesuatu yang lewat di hadapan orang yang sedang salat itu tidak memadaratkannya (maksudnya : tidak termasuk menggangu orang yang sedang salat). (HR. Ibnu Majah : 933, Sunan Ibnu Majah, Bab Maa Yasturu Al-Mushalli, juz 3, hal. 201)
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسْتَحِبُّ الصَّلَاةَ فِي الْحِيطَانِ. ((رواه الترمذي : 306 - سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ فِي الصَّلَاةِ فِي الْحِيطَانِ – الجزء : 2 – صفحة : 60)
Al-Hasan bin Abi Ja’far bercerita kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Abi Ath-Thufail, dari Mu'az bin Jabal : Bahwasanya Nabi saw, senang mengerjakan salat (menghadap) ke dinding (sebagai pembatas). (HR. Tirmidzi : 306, Sunan Tirmidzi, Bab Maa jaa-a fish-Shalati fil-Hiithani, juz 2, hal.60)
Diantara fungsi pembatas tersebut adalah jauh dari gangguan setan, sehingga salat akan lebih mudah untuk khusyu’. Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah saw bersabda :
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى سُتْرَةٍ فَلْيَدْنُ مِنْهَا لَا يَقْطَعْ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ. (رواه ابو داود : 596 – سنن ابو داود - بَاب الدُّنُوِّ مِنْ السُّتْرَةِ – الجزء : 2 – صفحة : 349)
Sufyan bercerita kepada kami, dari Shafwan bin Sulaim, dari Nafi’ bin Jubair, dari Suhail bin Abi Hatsmah yang sampai kepada Nabi saw, beliau bersabda : Apabila salah seorang kamu mengerjakan salat di depan pembatas, hendaklah mendekat kepada pembatas itu, niscaya setan tidak dapat memutuskan salatnya. (HR.Abu Daud :596, Sunan Abu Daud, Babunnuduwwi minassitrah, juz 2, hal.349)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar