Rabu, 10 Maret 2010

HIDANGAN ISTANA DARUSSALAM (سراج الدين شمس العارفين نور)

Undangan menikmati hidangan istana Darussalam disebarkan oleh seorang Rasul yang selalu tulus melaksanakan tugas yang datang dari sang Maharaja. Di sebuah tempat yang penuh kedamaian dan keindahan telah terhidang sajian lezat yang dapat dinakmati oleh semua undangan yang hadir. Adanya undangan itu diberitakan oleh Allah dalam firman-Nya :

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allah mengundang (manusia untuk masuk) ke surga Darussalam, dan membimbing orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (yaitu Islam). (QS.Yunus [1] : 25)

Adanya sikap lapang dada dan bergembira menerima undangan Allah, itulah sebenarnya orang yang telah meraih hidayah-Nya, dan baginya disediakan hidangan lezat dalam surga Darussalam . Renungkan firman Allah :

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ- وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ - لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menjalankan ajaran) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. Bagi mereka (disediakan) surga Darussalam pada sisi Tuhannya dan Dia-lah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. (QS.Al-An’am [6] : 125-127)

حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّ جِبْرِيلَ عِنْدَ رَأْسِي وَمِيكَائِيلَ عِنْدَ رِجْلَيَّ، يَقُولُ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ اضْرِبْ لَهُ مَثَلًا فَقَالَ اسْمَعْ سَمِعَتْ أُذُنُكَ وَاعْقِلْ عَقَلَ قَلْبُكَ : إِنَّمَا مَثَلُكَ وَمَثَلُ أُمَّتِكَ كَمَثَلِ مَلِكٍ اتَّخَذَ دَارًا ثُمَّ بَنَى فِيهَا بَيْتًا ثُمَّ جَعَلَ فِيهَا مَائِدَةً ثُمَّ بَعَثَ رَسُولًا يَدْعُو النَّاسَ إِلَى طَعَامِهِ - فَمِنْهُمْ مَنْ أَجَابَ الرَّسُولَ وَمِنْهُمْ مَنْ تَرَكَهُ - فَاللَّهُ هُوَ الْمَلِكُ وَالدَّارُ الْإِسْلَامُ وَالْبَيْتُ الْجَنَّةُ وَأَنْتَ يَا مُحَمَّدُ رَسُولٌ فَمَنْ أَجَابَكَ دَخَلَ الْإِسْلَامَ وَمَنْ دَخَلَ الْإِسْلَامَ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ دَخَلَ الْجَنَّةَ أَكَلَ مَا فِيهَا.(رواه الترمذي : 2787 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ فِي مَثَلِ اللَّهِ لِعِبَادِهِ – الجزء : 10 – صفحة : 84)

Al-Laits bercerita kepada kami, diterima dari Khalid bin Yazid, diterima dari Sa’id bin Abi Hilal, bahwasanya Jabir bin Abdillah Al-Anshari berkata : Pada suatu hari Rasulullah saw datang kepada kami seraya berkata : Saya bermimpi, seakan-akan malaikat Jibril berada di dekat kepalaku dan malaikkat Mikail di dekat kakiku. Salah seorang dari keduanya itu berkata kepada temannya : Buatkanlah sebuah perumpamaan untuk dia. Lalu salah seorang berkata : Dengarkanlah, telingamu pasti akan mendengar, dan berpikirlah, hatimu pasti akan memahami. Perumpamaanmu dan umatmu seperti seorang raja. Raja itu membangun sebuah istana, di dalam istana dibangun sebuah rumah, dan di dalam rumah digelar hidangan lezat. Kemudian sang raja mengutus seorang utusan supaya mengundang orang-orang untuk menikmati hidangan itu. Ternyata ada yang menerima dan menghadiri undangan tersebut dan ada pula yang mengabaikannya. (Malaikat bertutur) : Sang Maharaj itu Dia-lah Allah, istana itu adalah Islam, rumah itu adalah surga, utusan itu adalah Muhammada Rasulullah. (Selanjutnya malaikat berujar kepada Rasulullah) : Barangsiapa yang menerima undanganmu, pasti dia akan masuk islam; barangsiapa yang masuk islam pasti dia akan masuk surga; dan barangsiapa yang masuk surga, pasti dia akan menikmati hidangan yang ada di dalamnya. (HR. Tirmidzi : 2787, Sunan Tirmidzi, Bab Maa Jaa’a fii Matsalillaahi Li’ibaadihii, juz 10, hal.84)

Hidangan lezat dalam surga Darussalam (tempat yang penuh kedamaian) selalu kita minta kepada sang Maharaja Allah swt melalui do’a yang kita panjatkan setiap habis menegakkan ibadah salat seperti rangkaian kata berikut ini :

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ - فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ - تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

Wahai Allah, Engkaulah pemilik segala kedamaian, dari-Mu segala kedamaian itu, kepada-Mu-lah kembali segala kedamaian. Wahai Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan suasana penuh kedamaian, masukkanlah kami ke surga Darussalam (tempat yang penuh kedamaian). Keberkahan dan segala keagungan-Mu wahai Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia.

Semoga kita termasuk hamba yang dipanggil oleh Allah sebagaimana dalam firman-Nya:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ-ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً-فَادْخُلِي فِي عِبَادِي-وَادْخُلِي جَنَّتِي.

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. (QS.Al-Fajr [89] : 27-30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar