Selasa, 15 Desember 2015

AL-BAQARAH AYAT 29



Al-Baqarah Ayat 29
Setelah Allah menampilkan dalil-dalil untuk menunjukkan keberadaan dan kekuasan-Nya, berupa penciptaan umat manusia dan apa yang mereka saksikan pada diri mereka sendiri, maka pada ayat 29 surat Al-Baqarah ini Allah menampilkan dalil atau bukti lain yang dapat disaksikan berupa peciptaan langit dan bumi.[1] Untuk itu Allah berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Awal ayat 29 :  هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. Menurut Qatadah maksudnya adalah Allah menundukkan segala yang ada di bumi untuk kamu,[2] sebagai anugerah dari Allah dan nikmat bagi anak Adam (manusia).[3]  
Dalam ayat di atas, Allah menuturkan dengan rangkaian kata : “segala yang ada di bumi untuk kamu”, artinya segala nikmat yang terdapat di bumi, yang sangat banyak ragamnya, baik berupa barang tambang, tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, lautan, dan lain sebagainya adalah disediakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia agar dimanfaatkan atau dipergunakan untuk kemaslahan agama dan  dunia. Kemaslahatan agama maksudnya adalah mengambil pelajaran dan merenungkan keajaiban-keajaiban makhluk ciptaan Allah sebagai dalil atau bukti kemaha Esaan-Nya. Sedangkan kemaslahatan dunia adalah mengambil manfaat dari segala apa yang telah diciptakan Allah di dalam bumi.[4]
Allah memberkahi bumi dan telah menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat masa, sebagaimana firman-Nya :
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (QS.Fushshilat : 10)
Alangkah besar dan agungnya Allah sang Mahapencipta itu,  dan alangkah besar Rahman dan Rahim-Nya, semua yang ada di muka bumi ini disediakan untuk kita umat manusia. Sehingga air yang mengalir, lautan yang terbentang, kayu yang tumbuh di hutan, batu di sungai, pasir di pantai, binatang ternak, ikan di laut; untuk kita umat manusia.  Dan apabila kita gali bumi selapis dua lapis, maka bertemulah kita dengan kekayaan, mungkin minyak tanah,  emas, besi dan segala macam logam; semuanya itu untuk kita.  Dan kita diberi alat untuk mengambil manfaat dari sekalian nikmat dan karunia Allah itu, yaitu akal, ilmu dan pengalaman dalam mengarungi kehidupan. Nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita sebagai hamba-Nya tidaklah terbatas, sehingga kita tidak akan pernah sanggup menghitungnya. Firman Allah : 
وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim : 34)
Dari paparan di atas, dapat kita pahami, bahwa sesungguhnya dunia ini adalah sebuah fasilitas atau sarana bagi manusia untuk mencapai tujuan, yaitu beribadah kepada Allah. Artinya, Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, yaitu perintah untuk beribadah, tidaklah sekedar perintah itu saja, tatapi juga sekaligus Allah menyediakan fasilitas dan sarananya, agar kita dapat menjalankan perintah itu dan dapat mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. 
Tengah ayat 29 : ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ   “kemudian Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit” . Artinya diselesaikan-Nya dahulu penciptaan bumi yang langsung terkait dengan nasib kita, dibereskan-Nya segala keperluan kita, barulah Allah memulai penciptaan tujuh langit dalam dua masa, yang tadinya adalah Dukhan, yaitu asap, sebagaimana firman Allah yang berbunyi :  
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (QS. Fushshilat : 11)
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS. Fushshilat : 12)
Di dalam ayat tersebut mengandung dalil atau bukti yang menunjukkan bahwa  Allah swt memulai ciptaan-Nya dengan menciptakan bumi, baru kemudian menciptakan tujuh lapis langit. Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, baru setelah itu  bagian atasnya.[5] Pondasi harus dibangun dengan kuat terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dibangun kerangka dibagian atasnya.
Dalam salah riwayat Rasulullah saw menyampaikan informasi tentang waktu penciptaan makhluk di muka bumi ini sebagai berikut :
حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعٍ مَوْلًى لِأُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:  قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَقَالَ خَلَقَ اللَّهُ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَخَلَقَ الْجِبَالَ فِيهَا يَوْمَ الْأَحَدِ وَخَلَقَ الشَّجَرَ فِيهَا يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَام بَعْدَ الْعَصْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ آخِرَ الْخَلْقِ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ. (رواه احمد : 7991 – مسند احمد– المكتبة الشاملة – باب مسند ابي هريرة رضي الله عنه – الجزء :  17– صفحة : 33)
Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj]; [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Isma'il bin Umayyah] dari [Ayyub bin Khalid] dari [Abdullah bin Rofi'] pelayan Ummu Salamah, dari [Abu Hurairah], dia berkata; Rasulullah saw pernah menggandeng tanganku seraya bersabda : "Allah menciptakan debu (bumi) pada hari sabtu, menciptakan gunung di dalamnya pada hari ahad, menciptakan pepohonan di dalamnya pada hari senin, menciptakan sesuatu yang tidak disenangi pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu, menyebarkan hewan-hewan melata di bumi pada hari kamis, dan menciptakan Adam 'Alaihis Salam setelah ashar pada hari jum'at. Penciptaan yang paling akhir adalah saat-saat terakhir di hari jum'at antara waktu ashar hingga malam." (HR. Ahmad : 7991, Musnad Ahmad,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Musnad Abu Hurairah ra,   juz : 17, hal. 33)
Akhir ayat 29 :  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ  ”Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”. Akhir ayat ini  menunjukkan akan kesempurnaan ilmu Allah, yang mencakup pengetahuan yang berkaitan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, baik yang nampak dan yang tersembunyi.






[1]. Baca Tafsir Ibnu Katsir, Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz 1,hal. 213 
[2]. Baca Tafsir Thabari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz 1,hal. 427 
[3]. BacaTafsir Ibnu Abi Hatim,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz 1,hal. 79
[4]. BacaTafsir Al-Khazin,  Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz 1,hal. 24
[5]. Baca Tafsir Ibnu Katsir, Al-Maktabah Asy-Syamilah, juz 1,hal. 213   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar