Sabtu, 25 Oktober 2014

AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 5


Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang lima (5) di atas adalah orang orang yang disebut “Muttaqin”, yaitu orang-orang yang bertakwa. Mereka oleh Allah, dinyatakan telah mendapatkan petunjuk dan bimbingan-Nya, yang firman-Nya diabadikan dalam ayat berikutnya, yaitu surat Al-Baqarah ayat 5.
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (البقرة : 5)
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
 Awal ayat berbunyi  أُولَئِكَ   (mereka itulah), artinya orang-orang yang menyandang sifat-sifat seperti yang terdapat pada ayat-ayat sebelumnya, yakni mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfak dari rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka, berimana kepada apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw (Al-Qur’an) dan kepada Rasul-Rasul sebelumnya (Taurat, zabur dan Injil), serta meyakini adanya kehidupan akhirat. Sifat-sifat tersebut mengharuskan mereka untuk selalu  mempersiapkan diri mengerjakan amal shalih serta meninggalkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Kemudian kalimat  عَلَى هُدًى   (yang tetap mendapat petunjuk),  artinya berjalan di atas pancaran cahaya, keterangan, dan bashirah (penglihatan batin) dari Allah.[1] 
Imam Ibnu Katsir mengutip suatu riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan  أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ (Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka) adalah mereka yang berada di atas pancaran  cahaya dari Tuhan-Nya serta istiqamah berpegang teguh kepada apa (Al-Qur’an) yang telah datang kepada mereka. Sementara menurut Ibnu Jarir adalah mereka yang mendapatkan pancaran cahaya dari Tuhannya, memperoleh dalil atau hujjah, memiliki sifat istiqamah atau pendirian yang kokoh dan meraih bimbingan yang benar, lurus serta mendapatkan taufik dari Allah.[2]
Akhir ayat berbunyi  وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ   (dan mereka itulah orang-orang yang beruntung) di dunia dan akhirat, yaitu orang-orang yang mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mereka yang selamat dari keburukan  atau kejahatan yang mereka hindari.  Takwil atau tafsir dari akhir ayat tersebut adalah merekalah orang-orang yang beruntung, mereka memperoleh apa yang mereka dambakan disisi Allah melalui amal perbuatan mereka dan iman mereka kepada Allah, kepada kitab-kitab dan Rasul-rasul-Nya. Dambaan mereka tersebut berupa kesuksesan meraih pahala, kekal di dalam surga dan selamat dari siksa  yang telah disediakan oleh Allah buat musuh-musuh-Nya.[3]
Mereka yang menyandang sifat-sifat tersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 1 – 5 dinyatakan oleh Rasulullah saw sebagai penduduk surga sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr :
حَدَّثَنَا أَبِي، ثنا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ بْنِ صَالِحٍ الْمِصْرِيُّ، ثنا أَبِي، ثنا ابْنُ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ وَاسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقِيلَ لَهُ يَا رَسُول اللَّه إِنَّا نَقْرَأ مِنْ الْقُرْآن فَنَرْجُو وَنَقْرَأ مِنْ الْقُرْآن فَنَكَاد أَنْ نَيْأَس أَوْ كَمَا قَالَ : فَقَالَ :  أَلاَ أُخْبِركُمْ عَنْ أَهْل الْجَنَّة وَأَهْل النَّار؟ - قَالُوا بَلَى يَا رَسُول اللَّه.  قَالَ الم ذَلِكَ الْكِتَاب لَا رَيْب فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ – إِلَى قَوْله تَعَالَى – الْمُفْلِحُونَ، هَؤُلَاءِ أَهْل الْجَنَّة. قَالُوا : إِنَّا نَرْجُوا أَنْ نَكُونَ هَؤلاَءِ . ثُمَّ قال : (إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ..... إلى قوله :  عظيم -  هؤلاَءِ أَهل النَّارِ، لَسْنَا هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ :  أَجَل. (تفسير ابن أبي حاتم _ المكتبة الشاملة – باب قوله وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ – الجزء : 1 – صفحة : 148)
Telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Utsman bin Shalih Al-Mishri, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Al-Mughirah,  dari Abu Al-Haitsam bin Abdi, dari Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi saw; Rasulullah pernah ditanya,  : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami tetap membaca Al-Qur’an hingga hampir saja kami berputus asa.” Atau sebagaimana Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku beritakan tentang penduduk surga dan penduduk neraka? Mereka menjawab : Tentu saja kami mau, wahai Rasulullah.  Nabi saw membacakan firman-Nya:
الم ذَلِكَ الْكِتَاب لَا رَيْب فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ – إِلَى قَوْله تَعَالَى – الْمُفْلِحُونَ
Alif Lam Mim. Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa ….. hingga firman Allah Ta’ala : Orang-orang yang beruntung. (QS. Al Baqarah : 1 – 5). Rasulullah saw bersabda : “Mereka semua penduduk surga”. Kemudian para sahabat berkata : “Sesungguhnya kami berharap semoga diri kami termasuk bagian dari mereka (penduduk surga).  Kemudian Nabi saw  membaca firman-Nya :
                        إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاء عَلَيْهِمْ – إِلَى قَوْله – عَظِيم      
Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka…… hingga dengan firman Allah – (siksaan) amat berat. (QS.Al-Baqarah: 6 -7). (Rasulullah saw bersabda) : “Mereka semua penduduk neraka”. (Kemudian para sahabat berkata) : Wahai Rasulullah, tentunya kami bukan termasuk bagian dari mereka (penduduk neraka).” Rasulullah saw menjawab : “Iya”. (Tafsir Ibnu Abi Hatim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qauluhu Wa ulaaika humul muflihuun, juz : 1, hal. 148)
Para muttaqin, mereka mengarungi kehidupan di atas jalan yang lurus (dinul Islam), menempuh suatu jalan yang selalu berada dalam terang benderang, sebab pelitanya terpasang dalam hati, yaitu pelita iman yang tidak pernah padam;  sehingga mereka akan selalu berada dalam bimbingan Allah, bertemu taufik dan hidayat, sesuai kehendak dan permohonannya, maka dengan ridha Allah, mereka lalu meraih kejayaan yang sejati, sukses dunia akhirat.

[1]. Baca Tafsir Ibnu Katsir, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab / juz : 1, hal. 171
[2]. Ibid, Tifsir Ibnu Katsir, hal. 172
[3]. Ibid, Tifsir Ibnu Katsir, hal. 172

Tidak ada komentar:

Posting Komentar