Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang lima (5) di
atas adalah orang orang yang disebut “Muttaqin”, yaitu orang-orang yang
bertakwa. Mereka oleh Allah, dinyatakan telah mendapatkan petunjuk dan
bimbingan-Nya, yang firman-Nya diabadikan dalam ayat berikutnya, yaitu surat
Al-Baqarah ayat 5.
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (البقرة : 5)
Mereka
itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung.
Awal ayat berbunyi أُولَئِكَ (mereka itulah), artinya orang-orang yang menyandang sifat-sifat seperti yang
terdapat pada ayat-ayat sebelumnya, yakni mereka yang beriman kepada yang
ghaib, mendirikan shalat, berinfak dari rezeki yang telah Allah berikan kepada
mereka, berimana kepada apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw (Al-Qur’an) dan
kepada Rasul-Rasul sebelumnya
(Taurat, zabur dan Injil), serta meyakini adanya kehidupan
akhirat. Sifat-sifat tersebut mengharuskan mereka untuk selalu mempersiapkan
diri mengerjakan amal shalih serta meninggalkan apa-apa yang diharamkan oleh
Allah. Kemudian kalimat عَلَى هُدًى (yang tetap mendapat petunjuk), artinya
berjalan di atas pancaran cahaya, keterangan, dan bashirah (penglihatan batin)
dari Allah.[1]
Imam Ibnu Katsir mengutip suatu
riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ (Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka) adalah
mereka yang berada di atas pancaran cahaya
dari Tuhan-Nya serta istiqamah berpegang teguh kepada apa (Al-Qur’an) yang
telah datang kepada mereka. Sementara menurut Ibnu Jarir adalah mereka yang
mendapatkan pancaran cahaya dari Tuhannya, memperoleh dalil atau hujjah, memiliki
sifat istiqamah atau pendirian yang kokoh dan meraih bimbingan yang benar,
lurus serta mendapatkan taufik dari Allah.[2]
Akhir ayat
berbunyi وَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ (dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung) di dunia dan akhirat, yaitu orang-orang yang mendapatkan
apa yang mereka inginkan dan mereka yang selamat dari keburukan atau kejahatan yang mereka hindari. Takwil atau tafsir dari akhir ayat tersebut adalah merekalah
orang-orang yang beruntung, mereka memperoleh apa yang mereka dambakan disisi
Allah melalui amal perbuatan mereka dan iman mereka kepada Allah, kepada
kitab-kitab dan Rasul-rasul-Nya. Dambaan mereka tersebut berupa kesuksesan
meraih pahala, kekal di dalam surga dan selamat dari siksa yang telah disediakan oleh Allah buat
musuh-musuh-Nya.[3]
Mereka yang menyandang sifat-sifat tersebut dalam surat
Al-Baqarah ayat 1 – 5 dinyatakan oleh Rasulullah saw sebagai penduduk surga
sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr :
حَدَّثَنَا أَبِي، ثنا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ
بْنِ صَالِحٍ الْمِصْرِيُّ، ثنا أَبِي، ثنا ابْنُ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ وَاسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ
عَبْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقِيلَ لَهُ يَا رَسُول اللَّه إِنَّا
نَقْرَأ مِنْ الْقُرْآن فَنَرْجُو وَنَقْرَأ مِنْ الْقُرْآن فَنَكَاد أَنْ نَيْأَس
أَوْ كَمَا قَالَ : فَقَالَ : أَلاَ
أُخْبِركُمْ عَنْ أَهْل الْجَنَّة وَأَهْل النَّار؟ - قَالُوا بَلَى يَا رَسُول
اللَّه. قَالَ الم ذَلِكَ الْكِتَاب لَا
رَيْب فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ – إِلَى قَوْله تَعَالَى – الْمُفْلِحُونَ،
هَؤُلَاءِ أَهْل الْجَنَّة.
قَالُوا : إِنَّا نَرْجُوا أَنْ نَكُونَ هَؤلاَءِ . ثُمَّ قال : (إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ..... إلى قوله :
عظيم - هؤلاَءِ أَهل النَّارِ، لَسْنَا
هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : أَجَل. (تفسير ابن أبي حاتم _ المكتبة الشاملة – باب
قوله وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ – الجزء : 1 – صفحة : 148)
Telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Utsman bin Shalih Al-Mishri,
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Al-Mughirah, dari Abu Al-Haitsam bin Abdi, dari Abdullah
bin ‘Amr, dari Nabi saw; Rasulullah pernah ditanya, : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami tetap
membaca Al-Qur’an hingga hampir saja kami berputus asa.” Atau sebagaimana Nabi
saw bersabda : Maukah kalian aku beritakan tentang penduduk surga dan penduduk
neraka? Mereka menjawab : Tentu saja kami mau, wahai Rasulullah. Nabi saw membacakan firman-Nya:
الم ذَلِكَ الْكِتَاب لَا رَيْب فِيهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِينَ – إِلَى قَوْله تَعَالَى – الْمُفْلِحُونَ
Alif Lam Mim. Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di
dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa ….. hingga firman Allah Ta’ala :
Orang-orang yang beruntung. (QS. Al Baqarah : 1 – 5). Rasulullah saw bersabda :
“Mereka semua penduduk surga”. Kemudian para sahabat berkata : “Sesungguhnya
kami berharap semoga diri kami termasuk bagian dari mereka (penduduk surga). Kemudian Nabi saw membaca firman-Nya :
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاء عَلَيْهِمْ – إِلَى قَوْله – عَظِيم
Sesungguhnya orang-orang kafir
sama saja bagi mereka…… hingga dengan firman Allah – (siksaan) amat berat.
(QS.Al-Baqarah: 6 -7). (Rasulullah saw bersabda) : “Mereka semua penduduk
neraka”. (Kemudian para sahabat berkata) : Wahai Rasulullah, tentunya kami
bukan termasuk bagian dari mereka (penduduk neraka).” Rasulullah saw menjawab :
“Iya”. (Tafsir Ibnu Abi Hatim,
Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qauluhu Wa ulaaika humul muflihuun, juz : 1, hal.
148)
Para muttaqin, mereka mengarungi kehidupan di
atas jalan yang lurus (dinul Islam), menempuh suatu jalan yang selalu berada
dalam terang benderang, sebab pelitanya terpasang dalam hati, yaitu pelita iman
yang tidak pernah padam; sehingga mereka
akan selalu berada dalam bimbingan Allah, bertemu taufik dan hidayat, sesuai
kehendak dan permohonannya, maka dengan ridha Allah, mereka lalu meraih
kejayaan yang sejati, sukses dunia akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar