BEBERAPA MACAM
PUASA
Dalam bab ini kita bicarakan tiga macam puasa
: (1) puasa wajib, yaitu puasa bulan Ramadhan, puasa kafarat dan puasa nadzar;
(2) puasa sunat, yaitu puasa enam hari bulan syawal, puasa hari ‘Arafah, puasa hari ‘Asyura, puasa
hari senan dan hari kamis dan puasa bulan sya’ban; (3) puasa haram, yaitu puasa
terus menerus sepanjang masa, puasa pada dua hari raya dan hari tasyriq, dengan
uraian sebagai berikut :
1.
Puasa Bulan Ramadhan
Puasa bulan Ramadhan merupakan salah satu
dari rukun Islam yang lima, yang diwajibkan pada tahun ke-dua hijriyah, yaitu
tahun sesudah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah.[1] Perintah
puasa Ramadhan diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.(QS. Al-Baqarah: 183)
Rasulullah saw
menegaskan dalam sebuah hadits :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي
سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي مَا
فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصِّيَامِ فَقَالَ شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ
تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ
الزَّكَاةِ فَقَالَ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَالَ وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَا
أَتَطَوَّعُ شَيْئًا وَلَا أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ. (رواه البخاري : 1758 – صحيح البخاري - المكتبة الشاملة – باب وجوب صوم رمضان– الجزء : 6 – صفحة : 453)
Telah menceritakan kepada
kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada saya Isma'il bin Ja'far,
dari Abu Suhail, dari Bapaknya, dari Tholhah bin 'Ubaidullah; Ada seorang 'Arab
Baduy datang kepada Rasulullah saw, dalam keadaan kepalanya penuh debu lalu
berkata : "Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku apa yang telah Allah
wajibkan buatku tentang shalat?". Maka Beliau saw menjawab: "Shalat lima kali kecuali bila kamu mau menambah dengan
yang tathowwu' (sunnat) ". Orang itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan kepadaku
apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shaum (puasa)?". Maka Beliau
saw menjawab: "Shaum di bulan Ramadhan kecuali bila kamu mau menambah dengan
yang tathowwu' (sunnat)". Orang itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan
kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang zakat?". Berkata, Thalhah
bin 'Ubaidullah ra, : Maka Rasulullah saw,
menjelaskan kepada orang itu tentang syari-at-syari'at Islam. Kemudian
orang itu berkata: "Demi Dzat yang telah memuliakan anda, aku tidak akan
mengerjakan yang sunnah sekalipun, namun aku pun tidak akan mengurangi satupun
dari apa yang telah Allah wajibkan buatku". Maka Rasulullah saw, berkata: "Dia akan beruntung jika jujur
menepatinya atau dia akan masuk surga jika jujur menepatinya". (HR.Bukhari : 1758, shahih
Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qaulin Nabiyyi saw, idzaa raiaytum, juz
: 6, hal. 479)
Rasulullah saw mengerjakan
puasa bulan Ramadhan sebanyak 9 kali Ramadhan, yaitu 8 kali berpuasa 29 hari
dan 1 kali berpuasa sebanyak 30 hari.[2] Beliau saw menegaskan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, “Satu bulan itu
berjumlah 29 hari, dan juga bisa 30 hari"
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا
مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً
فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ
ثَلَاثِينَ. (رواه البخاري : 1774 – صحيح البخاري - المكتبة الشاملة – باب قول النبي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اذا رايتم– الجزء : 6 – صفحة :479)
Telah menceritakan kepada
kami 'Abdullah bin Maslamah, telah menceritakan kepada kami Malik, dari
'Abdullah bin Dinar, dari 'Abdullah bin 'Umar ra, Rasulullah saw, bersabda : "Satu bulan itu berjumlah dua puluh sembilan malam
(hari) maka janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihatnya. Apabila kalian
terhalang oleh awan maka sempurnakanlah jumlahnya menjadi tiga puluh". (HR.Bukhari : 1774, shahih
Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Qaulin Nabiyyi saw, idzaa raiaytum, juz
: 6, hal. 479)
KEUTAMAA
PUASA RAMADHAN
Ampunan
Di Sisi Allah Swt
Orang yang berpuasa dengan dasar iman,
ikhlas karena Allah dan mengetahui
batasan-batasannya serta menjaga diri dari perbuatan maksiat (dosa), maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni
(dihapuskan) oleh Allah. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي
سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.(رواه البخاري : 37 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة – باب صوم رمضان احتسابا من
الإيمان – الجزء : 1– صفحة : 67)
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Fudlail
berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Abu Salamah dari
Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw bersabda
: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu”.(HR.Bukhari : 37, shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Shaumu Ramadhan ihtisaaban minal iiman,, juz :
1, hal. 67)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ مُبَارَكٍ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ قُرَيْطٍ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا
سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُ : سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُودَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا كَانَ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ
يَتَحَفَّظَ فِيهِ كَفَّرَ مَا كَانَ قَبْلَهُ.(رواه احمد : 11098 - مسند احمد - المكتبة الشاملة – باب مسند ابي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ – الجزء : 23– صفحة :
143)
Telah menceritakan kepada kami Ali
bin Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami Abdullah -yaitu Ibnul Mubarak-
berkata, telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayyub, dari Abdullah bin
Quraith bahwa 'Atho` bin Yasar menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu
Sa'id Al Khudri berkata; Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa berpuasa
ramadhan sedang ia mengetahui batasan-batasannya serta menjaga diri dari apa
yang hendaknya ia jaga, maka Allah akan menghapuskan dosanya yang telah
lalu."(HR.Ahmad
: 11098, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Musnad Abu’id
Al-Khudri, juz : 23, hal. 143)
Bulan Yang Penuh Berkah
Bulan
ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, dan pada bulan itu ada satu
malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul
Qadar atau
Malam Al-Qadar. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ
أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ
شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ
الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا
فَقَدْ حُرِمَ. (رواه احمد :
8631 -مسند احمد - المكتبة الشاملة – باب مسند ابي هريرة رضي الله عنه– الجزء : 18– صفحة :
173)
Telah menceritakan kepada kami
'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid berkata; telah
mengabarkan kepada kami Ayub, dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah
saw, memberikan kabar gembira kepada
sahabatnya : "Telah datang kepada kalian bulan ramadhan, bulan yang penuh
berkah, bulan yang mana Allah mewajibkan kepada kalian puasanya. Pada bulan itu
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan
dibelenggu, dan pada bulan itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan, maka barangsiapa terhalang darinya sungguh ia telah terhalang dari
kebaikan." (HR.Ahmad
: 8631, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Musnad Abu Hurairah
ra, juz : 18, hal. 173)
Keberkahan bulan Ramadhan yang lebih luas
dapat kita Renungkan khutbah Rasulullah saw yang diriwayatkan dalam Shahih Ibn
Khuzaimah dan juga oleh Al Imam Al-Baihaqi dan lainnya, meskipun sebagian ahli
hadits mengatakan bahwa hadits ini dha’if, akan tetapi Al-Imam Ibn Khuzaimah
memasukkannya ke dalam kitab Shahihnya. Dan isi khutbah Rasulullah saw merupakan rangkaian atau rangkuman dari
hadits-hadits yang memiliki derajat Shahih yang bisa dipertanggungjawabkan. Adapun
khutbah beliau saw adalah :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السعدي، حَدَّثَنَا
يُوسُفُ بن زِيَادٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ عَلِيِّ
بْنِ زَيْدِ بْنِ جُدْعَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ
سَلْمَانَ الْفَارِسِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ شَهْرٌ فِيهِ
لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ
لَيْلِهِ تَطَوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخُصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِ كَانَ كَمْنَ
أَدَّى فَرِيضَةً فِيما سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ
أدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، والصَّبْرُ
ثَوَابُهُ الجَنَّةُ، وَشَهْرُ المُوَاسَاةِ وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ
الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ، وَعِتْقَ
رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ، قَالُوْا : لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ
الصَّائِمَ، فَقَالَ رسولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يُعْطِي اللهُ
هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِماً عَلَى تَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ
أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ،
وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ
لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ،
خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنَى بِكُمْ
عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ :
فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا
اللَّتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا : فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ
الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِماً
سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.(رواه ابن خزيمة : 1780 -صحيح
ابن خزيمة – المكتبة الشاملة- باب جماع ابواب فضائل شهر رمضان وصيامه – الجزء 7 –
صفحة : 115)
Telah menceritakan kepada kami Ali
bin Hujr Assu’adi, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Ziyad, telah
menceritakan kepada kami Hammam bin Yahya, dari Ali bin Zaid bin Jud’an, dari
Sa’id bin Musayyab, dari Salman Al-Farisi ra, ia berkata : Rasulullah saw telah
menyampaikan khutbah kepada kami : Wahai manusia telah menaungi di
atas
kalian bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan dimana di
dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadr),
dan di bulan itu Allah jadikan puasa di siang harinya menjadi kewajiban (bagi
yang mampu), dan bangun malam/shalat di malam harinya merupakan hal yang
disunnahkan. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan satu kebaikan di bulan ramadhan
maka pahalanya sama dengan pahala melakukan perbuatan yang fardhu (wajib) di
selain bulan ramadhan. Dan barangsiapa melakukaan satu perbuatan wajib di bulan
Ramadhan maka pahalanya sama dengan melakukan 70 perbuatan wajib di selain
bulan Ramadhan. Dan bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan balasan kesabaran
adalah surga, dan bulan itu adalah bulan yang penuh simpati (tolong menolong),
dan bulan ditambahnya rizeki orang mukmin. Barangsiapa yang memberikan buka
puasa untuk orang yang berpuasa di bulan itu maka baginya pengampunan atas
dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka, serta baginya pahala puasa seperti
orang yang berpuasa dan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa. Ketika
mendengar hal itu, para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, tidak semua dari
kami memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa”, maka Rasulullah
saw bersabda : “Pahala ini diberikan
oleh Allah kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berpuasa dengan
sebutir kurma atau seteguk air atau susu”. Dan bulan Ramadhan awalnya adalah
rahmah (kasih sayang) Allah, dan pertengahannya adalah pengampunan Allah, serta
akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Dan barangsiapa yang meringankan
(pekerjaan) budaknya di bulan Ramadhan maka Allah mengampuni dosanya dan
membebaskannya dari api neraka. Dan perbanyaklah dibulan itu (untuk melakukan)
4 hal, 2 hal yang pertama membuat Tuhan kalian (Allah swt) ridha, dan 2 hal
yang lainnya merupakan sesuatu yang kalian butuhkan. Dua hal yang membuat Tuhan
kalian (Allah swt) ridha adalah mengucapkan syahadat (أشهد
ألا إله إلا الله ), dan kalian
meminta ampunan kepada-Nya dengan membaca (أستغفر الله
العظيم ), adapun dua hal yang
kalian butuhkan terhadap keduanya adalah kalian meminta kepada Allah untuk
dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari api neraka. Dan barangsiapa yang
memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah
akan memberinya minum dari telagaku (telaga Rasulullah saw)
dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa haus selama-lamanya
hingga ia masuk ke surga”. (HR.Ibnu Khuzaimah : 1780, Shahih Ibnu
Khuzaimah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab jima’u abwaabi fadhaaili syhrish
shiyaami wa shiyaamihii, juz : 7, hal. 115)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar