Selasa, 25 Februari 2014

MEMBERSIHKAN HATI



MEMBERSIHKAN HATI 
Manusia lahir ke dunia dalam keadaan fitrah, suci dan bersih tanpa noda. Namun dalam perjalanan mengarungi samudra kehidupan di alam fana ini tidak dapat terhindar dari pengaruh lingkungan yang mulai kelabu, bahkan mulai tersebar warna-warna hitam. Perjuangan mesti dilakukan untuk mengembalikan kepada kejadian semula. Dalam tubuh kita terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pulalah seluruh anggota tubuh kita. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pulalah seluruh anggota tubuh kita. Segumpal darah yang dimaksud adalah hati.[1]  
Sungguh sangat mahal nilainya ketika hati itu menjadi bersih, karena kondisi yang demikian akan dapat memberikan manfaat yang berlipat ganda.[2]  Dan sebaliknya, sungguh sangat rugilah ketika hati menjadi kotor.  Sementara kita punya waktu yang nilainya sangat tinggi; janganlah dibiarkan berlalu begitu saja. Pantaslah kiranya bila kita gunakan waktu itu untuk membersihkan hati. Dan hati yang bersih akan menggiring kita untuk selalu berpikiran bersih. Dan pikiran bersih akan membuahkan sikap, perbuatan dan tutur kata yang bersih pula. Perlu menjadi renungan yang amat dalam, bahwa "penyesalan hanya datang kemudian". Kini yang amat penting bagi kita adalah melakukan sesuatu yang nyata mendatangkan manfaat, yaitu membersihkan hati dan pikiran dari hal–hal negatif atau sifat-sifat tercela yang dilarang oleh Allah, seperti zalim, riya', malas, bohong, sombong, dengki, kikir, tama', berburuk sangka dan lain sebagainya. Sebelum melangkah, sangat baik terlebih dahulu kita adakan muhasabah (menghitung-hitung) dengan tafakkur tentang baik dan buruk, maslahat dan mafsadat yang sudah kita lakukan, menuju hari esok yang lebih baik.[3]
Hati dan pikiran kita jangan dibiarkan keruh dan semakin keruh karena tidak ada upaya pembersihan, dan pada gilirannya akan menyulitkan diri kita sendiri. Oleh karena itu, upaya pembersihan hati dan pikiran sangat penting kita lakukan. Dan bila keduanya telah bersih, maka sukses yang sesungguhnya dapat kita raih, karena dalam keadaan yang seperti itu kita akan mampu melihat segala sesuatu dengan mata penglihatan positive.
Hati yang suci dan pikiran yang bersih, akan mudah menyerap nilai-nilai positive dan akan mampu memancarkan nur cahaya Rabbani yang berketuhanan bagi setiap mata memandang. Oleh sebab itulah, melatih diri untuk senantiasa hidup suci dan bersih, baik hati, pikiran dan bahkan tindakan adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kesungguhan hati dan tekad bulat yang mesti dimunculkan dari diri kita sendiri. Dalam mengarungi kehidupan, kita harus berusaha agar setiap untaian kata yang dikeluarkan selalu mengandung penuh makna. Hindarkan diri kita dari kata-kata dan tindakan keji dan kotor, karena setiap kali terlontar kata-kata keji dan kotor itu, maka akan ternodalah kesucian hati kita.
Semakin diri kita bersih, maka akan semakin kita peka melihat kekurangan diri kita sendiri. Bahkan kita akan lebih peka terhadap peluang-peluang amal saleh menuju sukses yang berada dalam naungan rido Allah. Sangat wajar, bila kita berusaha membersihkan hati kita, sedikit demi sedikit dengan istiqamah dan terus berjuang menuju ke arah yang lebih baik, maka Allah pasti akan membukakan jalan-Nya menuju sukses.[4]    
Dengan mengucapkan "Bismillaahirrahmaanirrahiim" kita mulai berpikir dengan jernih, merasakan dengan hati yang sangat dalam yang disertai nilai-nilai Rabbani (ketuhanan), lalu meneteskan air segar mengairi permukaan bumi, sehingga tumbuh tunas-tunas baru yang menyejukkan pandangan mata.  Lalu proklamirkan dalam hati dan sikap "SELAMAT DATANG ENERGI POSITIVE"  dan "SELAMAT BERPISAH ENERGI NEGATIVE"


[1]  - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ - وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ - أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ - أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ.(رواه البخاري : 50 – صحيح البخاري– المكتبة الشاملة– بَاب فَضْلِ مَنْ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ-الجزء : 1- صفحة : 90)
Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami, Zakaria telah menceritakan kepada kami, dari 'Amir, ia berkata : Aku telah mendengar An Nu'man bin Basyir berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda : Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhkan diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati. (HR. Bukhari : 50, Shahih Bukhari Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fadhkli Man Istabra-a Liniihii, Juz : 1, hal. 90)  
[2] يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ - إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
 (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.(QS.Asy-Syu'araa : 88-89)
 -[3]   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hasyr : 18)
[4]  - وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS.Al-'Ankabut :69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar