PAWANG HUJAN
MENURUT ISLAM
Pawang
hujan termasuk menentang rububiyah Allah di samping cara-cara yang digunakan
sarat dengan syirik. Karenanya, barangsiapa yang mengklaim mengetahui waktu
turunnya hujan atau mengklaim bisa menurunkan hujan atau mengklaim bisa menahan
turunnya hujan (pawang hujan) maka dia telah terjatuh ke dalam sikap
mengingkari, bahkan menantang ketentuan Allah,
berdasarkan dalil-dalil, antara lain:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34)
“Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ
فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (2)
“Apa
saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada
seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka
tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
وَهُوَ الَّذِي
يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ
الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ (28)
"Dan Dialah yang menurunkan
hujan setelah mereka putus asa, dan Dia tebarkan rahmatNya, dan Dialah Maha
Pemurah lagi Maha Pelindung". (QS.Asysyura:28)
Memohon
Memberhentikan hujan berarti menolak rahmat Allah yang dibutuhkan oleh semua alam seperti: manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan dan bumi dan menghambat permohonan manusia yang sedang
menjalankan Istisqo sesungguhnya hanya Allah yang dapat memberhentikan hujan.
4261 - حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
وَيُنْزِلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ. (رواه البخاري- المكتبة الشاملة)
Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad dari Ibnu Syihab dari Salim
bin 'Abdullah dari Bapaknya bahwa Rasulullah saw, bersabda : "Kunci-kunci
hal yang ghaib itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta'ala:
Sesungguhnya hanya Allah lah yang mengetahui datangnya hari kiamat, dan Dia lah
Dzat yang menurunkan hujan, yang mengetahui janin yang ada dalam kandungan, dan
jiwa manusia tidak mengetahui apa yang akan dapat diperbuatnya esok hari, dan
ia juga tidak tahu di bumi mana dia akan mati, Sesungguhnya Allah adalah Dzat
yang Maha Mengetahui. (HR.Bukhari)
801 - حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ
خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ
كَانَتْ مِنْ اللَّيْلَةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ
هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
قَالَ أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ
بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي
وَمُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ. (رواه البخاري – المكتبة الشاملة)
Telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Shalih bin
Kaisan dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Zaid bin
Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, "Rasulullah saw, memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah
pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan
wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: "Tahukah kalian apa yang sudah
difirmankan oleh Rabb kalian?" Orang-orang menjawab, "Allah dan
rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: '(Allah berfirman): 'Di pagi
ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Orang yang
berkata, 'Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya', maka
dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang
berkata, '(Hujan turun disebabkan) bintang ini atau itu', maka dia telah kafir
kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang'." (HR.Bukhari)
Mendatangi para dukun dan tukang ramal jelas terlarang dalam islam
karena akan menyebabkan rusaknya akidah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits
:
9171 - حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَوْفٍ قَالَ حَدَّثَنَا خِلَاسٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
وَالْحَسَنِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى
كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ
عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (رواه احمد – المكتبة
الشاملة)
Telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Sa'id dari 'Auf berkata; telah menceritakan kepada kami Khilas
dari Abu Hurairah dan Al Hasan dari Nabi saw,
beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi seorang dukun atau peramal
kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu
yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam." (HR.Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar