KENAPA MENCIUM HAJAR
ASWAD?
Mengapa seorang muslim mencium hajar Aswad?
Jawabannya sangat simpel yaitu ingin
mengikuti tuntunan Nabi. Karena Nabi menciumnya maka kita menciumnya. Itu saja
alasan sederhananya.
Berdasarkan hadits Nabi : Hajar Aswad adalah turun dari surga dengan warna lebih putih dari susu kemudian
berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ
الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي
آدَمَ. (رواه الترمذي)
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada
kami [Jarir] dari ['Atha` bin As Sa`ib] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu
Abbas] berkata; "Rasulullah saw, bersabda
: 'Hajar Aswad turun dari surga dengan warna lebih putih dari susu kemudian
berubah menjadi hitam karena dosa-dosa anak-anak Adam". (HR.Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain : Hajar aswad itu berasal dari surga,
warnanya lebih putih dari salju hingga (akhirnya) dihitamkan oleh dosa-dosa
para pelaku syirik.
حَدَّثَنَا
عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا عَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ
الْجَنَّةِ وَكَانَ أَشَدَّ بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ حَتَّى سَوَّدَتْهُ خَطَايَا
أَهْلِ الشِّرْكِ. (رواه احمد)
Telah
menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah
mengkabarkan kepada kami ['Atha` bin As Sa`ib] dari [Sa'id bin Jubair] dari
[Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah saw, bersabda:
"Hajar aswad itu berasal dari surga, warnanya lebih putih dari salju
hingga (akhirnya) dihitamkan oleh dosa-dosa para pelaku syirik"
(HR.Ahmad)
Allah akan membangkitkan Hajar Aswad di hari
kiamat sebagaimana dikisahkan dalam hadits :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ عَنْ جَرِيرٍ عَنْ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَجَرِ وَاللَّهِ لَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ يُبْصِرُ بِهِمَا وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ يَشْهَدُ
عَلَى مَنْ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ. (رواه الترمذي)
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Jarir] dari [Ibnu
Khutsaim] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] berkata; "Rasulullah
saw, bersabda mengenai Hajar Aswad : 'Demi Allah, Allah akan membangkitkannya
pada Hari Kiamat, dengan dua mata dan lisan yang dapat berbicara, bersaksi bagi
siapa saja yang menyentuhnya dengan benar'." (HR.Tirmidzi)
Kenapa Kita Mencium Hajar Aswad? Ayo kita perhatikan hadits
berikut :
و
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ
بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ نُمَيْرٍ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ يَحْيَى
أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَابِسِ
بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّي لَأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلَا
أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ
لَمْ أُقَبِّلْكَ. (رواه مسلم)
Dan Telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan
[Zuhair bin Harb] dan [Ibnu Numair] semuanya dari [Abu Mu'awiyah] - [Yahya]
berkata- telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari
[Ibrahim] dari [Abis bin Rabi'ah] ia berkata; Saya pernah melihat [Umar]
mencium Hajar Aswad, dan setelah itu ia berkata : "Aku menciummu, dan
aku tahu bahwa kamu hanyalah batu, sekiranya aku tidak melihat Rasulullah saw, menciummu, niscaya aku tidak akan
menciummu." (HR.Muslim)
Dalam lafazh yang lain disebutkan :
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا حَدَّثَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَرْجِسَ قَالَ رَأَيْتُ الْأُصَيْلِعَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يُقَبِّلُ
الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّي لَأُقَبِّلُكَ وَإِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا
تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ. (رواه ابن ماجه)
Telah
menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ali bin Muhammad]
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]; telah
menceritakan kepada kami ['Ashim bin Al Ahwal] dari [Abdullah bin Sarjis], ia
berkata; "Aku melihat seorang yang gundul ([Umar bin Khaththab ra,])
mencium Hajar Aswad sambil mengucapkan : 'Aku sungguh menciummu, dan
sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak memberi mudlarat dan
juga tidak memberi manfaat. Seandainya tidak karena kulihat Rasulullah saw, menciummu,
tentu aku tidak akan menciummu." (HR.Ibnu Majah)
Cinta Rasulullah saw dengan cara mengikuti tuntunannya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ - قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS.
Ali ‘Imran : 31 -32)
Selain Allah
tidak dapat memberikan manfaat atau madarat.
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا
لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ
الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Yunus : 106)
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Yunus : 106)
Dari hadits dan ayat di
atas, dapat kita pahami, antara lain :
1.
Cinta Rasulullah saw
dengan mengikuti petunjuknya yang telah
beliau contohkan, walaupun beliau tidak pernah menjelaskan hikmah atau
manfaatnya.
2.
Ibadah itu wajib berdasarkan dalil, tidak bisa dibuat-buat atau
direka-reka.
3.
Mencium Hajar Aswad termasuk
tuntunan Rasulullah saw.
4.
Kaum muslimin mencium
Hajar Aswad karena mengikuti sunnah Rasulullah. Seandainya Rasulullah saw tidak
melakukannya, maka tentu kaum muslimin tidak melakukannya.
5.
Hajar aswad hanyalah
batu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Yang mendatangkan manfaat dan mudhorot
hanyalah Allah.
6.
Segala sesuatu
selain Allah tidak dapat memberikan manfaat atau bahaya walau ia adalah sesuatu
yang diagung-agungkan.
Semoga bermanfaat untuk menjaga ‘Aqidah tauhid kita. Wallaahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar