Sabtu, 18 September 2010

SURAH AL-FATIHAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Kita memulai membaca surat Al-Fatihah dengan menyebut nama Allah. Dan setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : كُلُّ أَمْرٍ ذِى بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِذِكْرِ اللَّهِ أَقْطَعُ .(رواه الدارقطني - سنن الدارقطني)

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Setiap urusan yang penting, yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka terputuslah berkahnya. (HR.Ad-Daruqthni, Sunan Ad-Daruqthni)

Allah ialah nama zat yang Maha Pencipta, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala sesuatu. Firman Allah :

ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ - لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (QS.Al-An’am [6] 101-103)

وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.Ar-Ruum [30] : 27)

Dia mempunyai nama-nama indah (Al-Asmaaul Husna), sebagai penjelasan bagi hamba-Nya agar mengenal akan kemahaan-Nya, dan berdo’a dengan-Nya.

وَ ِللّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan Allah memiliki nama-nama indah (Al-Asmaaul Husna), maka berdo'alah kepada-Nya dengan menyebut Al-Asmaaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS.Al-A’raaf [7] : 180)

Ar-Rahmaan (Maha Pemurah) : salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Dia melimpahkan karunia-Nya kepada semua makhluk-Nya, baik makhluk berakal ataupun tidak, manusia beriman ataupun tidak beriman, semua mendapatkan karunia-Nya, terutama di dunia yang fana ini.

Ar-Rahiim (Maha Penyayang) : salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Dia senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya, terutama kepada hamba-Nya yang beriman di alam yang abadi di akhirat nanti.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)

2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

[2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti : menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (Tuhan) berarti : Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafal rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).

'Alamiin (semesta alam) : semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah-lah pencipta semua alam-alam itu.

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)



4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].

[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan mim, ia berarti : pemilik. Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya : Raja.

[5] Yaumiddin (Hari Pembalasan) : hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)

6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat : memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar/lurus, yaitu jalan yang bersumber kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasul.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

1 komentar: