-->Permusuhan dan saling membenci adalah sesuatu yang sangat tidak disukai oleh Allah, karena merupakan gerakan setan yang selalu menghancurkan ajaran agama. Salah satu contoh adalah diharamkannya minum khamr dan berjudi karena menimbulkan permusuhan dan kebencian dalam masyarakat. Renungkan firman Allah :
Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjan itu). (QS.Al Maidah [5]: 91)
Dari Az-Zubair ia berkata : Nabi saw bersabda : Telah merata kepadamu penyakit ummat terdahulu, yaitu dengki (hasad) dan kebencian, sementara kebencian itulah yang merusak, saya tidak mengatakan merusak rambut tetapi merusak agama. (HR. Tirmidzi : 2434)
Dari Abu Ayyub ra dari Nabi saw beloau bersabda : Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan (tidak tegur sapa) terhadap saudaranya selama tiga hari, yang apabila saling bertemu maka ia berpaling, dan yang terbaik di antara keduanya adalah yang memulai dengan ucapan salam. (HR. Bukhari : 5768)
Suasana saling membenci dan permusuhan adalah keadaan yang sangat tidak menyenangkan pandangan mata. Saat itulah setan sukses menjual barang dagangannya, seperti berburuk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, ghibah, mengadu domba, berkata bohong dan bahkan sampai pada tingkatan saling membunuh di antara manusia. Itulah yang dihawatirkan Rasulullah, sehingga beliau mengingatkan dengan tegas sebagaimana tergambar dalam sabdanya :
Dari Al-Murji’ah ia berkata : Adbullah bercerita kepadaku, bahwa Nabi saw bersabda : Mencaci maki seorang muslim itu suatu kefasikan, dan membunuhnya adalah suatu kekufuran. (HR. Bukhari : 46)
Oleh karena itu, marilah kita ciptakan rasa kasih sayang dan perbaikilah hubungan persaudaraan, karena hal itu merupakan ibadah. Allah swt berfirman:
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (qs. Al hujuraat [49] : 10)
(Oleh sebab itu) bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anfal [8] : 1)
أخبرنا محمد بن صالح بن ذريح حدثنا أبو عاصم أحمد بن جواس الحنفي، حدثنا ابن المبارك، عن الحسن بن ذكوان، عن سليمان الأحول، عن عطاء، عن ابن عمر، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِيْ شِعَارِهِ مَلَكٌ فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْملَكُ : اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٌ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.(رواه ابن حبان : 1057- صحيح ابن حبان – باب فضل الوضوء- الجزء : 5 – صفخة : 98)
Muhammad bin Shalih bin Dzarihmengabrkan kepada kami, Abu Ashim, yaitu Ahmad bin Jawas Al-Hanafi bercerita kepada kami, Ibnu Al-Mubarak bercerita kepada kami, dari Hasan bin Dzakwan, dari Sulaiman Al-Ahwal, dari ‘Atha’, dari Ibnu Umar, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdo’a : Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si Fulan karena tidur dalam keadaan suci.(HR. Ibnu Hibban : 1057, Shahih Ibnu Hibban, bab fadhlil-Wudhu’, juz 5, hal. 98)
Harmalah bin yahya bercerita kepadaku, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku, dan Muhammad bin Salamah Al-Muradi bercerita kepadaku, Abdullah bin Wahab bercerita kepada kami, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Hurmuz, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda : Salah seorang kamu yang duduk menunggu salat, selama ia tidak berhadas, maka para malaikat akan mendo’akannya : Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.(HR. Muslim : 1063, Shahih Muslim, Bab fadhli Shalatil Jama’h wan-tidzarisa shalah, juz 3, hal. 409)
Hannad bin As-Sariyyi dan Abu ‘Ashim bin Jawwas Al-Hanafi bercerita kepada kami, dari Abu Al-Ahwash, dari Manshur, dari Thalhah Al-Yaami, dari Abdurrahman bin ‘Awsajah, dari Al-Barra’ bin ‘Aazib, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdo’a) untuk orang-orang yang berada pada shaf-shaf awal (terdepan).(HR.Abu Daud : 568, Sunan Abu Dawud, bab Taswiyatush-Shufuf, juz 2, hal.307)
Hisyam bin Ammar bercerita kepada kami, Ismai’il bin ‘Ayyasy bercerita kepada kami, Hisyam bin Urwah bercerita kepada kami, dari ayahnya dari Aisyah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat (berdo’a) untuk orang-orang yang menyambung shaf-shaf. Dan barangsiapa yang menutup (merapatkan) shaf-shaf, maka derajatnya pasti akan diangkat oleh Allah.(HR. Ibnu Majah : 985, Sunan Ibnu Majah, Bab Iqamatush-Shufuf, juz 3, hal. 367)
Abdullah bin Maslamah bercerita kepada kami, dari Malik dari Sumiyy bekas budak yang dimerdekakan Abu Bakar, dari Abu Shalih As-Samman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda : Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang lalu. (HR.Bukhari : 740, Shahih Bukhari, Bab Jahril Ma’mum Bit-Ta’min, juz 3, hal.348)
Abu Mu’awiyah bercerita kepada kami, Al-A’masy bercerita kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Salat seseorang yang dilakukan dengan berjama’ah pahalanya bertambah dari salat yang dilakaukan di rumahnya sebanyak dua puluh sekian derajat, dan para malaikat akan bershalawat (mendo’akan) salah seorang diantara mereka selama ia ada di tempat salatnya dimana ia melakukan salat, para malaikat berkata : Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia, ya Allah terimalah tobatnya selama ia belum berhadas.(HR.Ahmad : 7121, Musnad Ahmad, Bab Musnad Abu Hurairah, juz : 9, hal. 449)
Muawiyah bin ‘Amer bercerita kepada kami, ia berkata : Zaaidah bercerita kepada kami, dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw beliau bersabda : Para malaikat siang dan malam berkumpul pada saat salat subuh, dan salat ‘Ashar. Beliau bersabda : Para malaikat yang sudah bertugas malam hari berkumpul di salat fajar. Beliau bersabda : Malaikat yang berjaga malam hari naik ke (ke langit), dan malaikat yang bertugas pada siang hari tetap tinggal. Beliau bersabda : Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu salat ‘ashar. Beliau bersabda : Malaikat yang ditugaskan pada siang hari naik (ke langit), sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal. Beliau bersabda : Allah bertanya kepada mereka : Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku? Beliau bersabda : Mereka menjawab : Kami mendatangi mereka, sedangkan mereka sedang melakukan salat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan salat. Sulaiman berkata : Saya tidak mengetahuinya kecuali ia berkata : Ampunilah mereka pada hari kiamat.(HR. Ahmad, Musnad Amad, Bab musnad Abu Hurairah, juz 18, hal. 329)
Ishaq bin Ibrahim bercerita kepada kami, ‘Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, Abdulmalik bin Abi Suylaiman bercerita kepada kami, dari Zubair bin Shafwan, bahwa sesungguhnya Nabi saw, bersabda : Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah mustajabah (dikabulkan). Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan. (HR.Muslim : 4914, Shahih Muslim, Bab Fadhlid-duaa Lil-Muslim Bidhahril-ghaibi, juz 13, hal.271)
Al-Qasim bin zakaria bercerita kepadaku, Khalid bin Makhlad bercerita kepada kami, Sulaiman, yaitu Ibnu Bilal bercerita kepadaku, Muawiyah bin Abi Muzarrid bercerita kepadaku, dari Said bin Yasar, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata : Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak. Dan lainnya berkata : Ya Allah, berikanlah kehancurann bagi orang yang pelit.(HR. Muslim : 4914, Shahih Muslim, Bab Fil-Munfiq wal-Mumsik, juz 5, hal. 182)
10.Orang Yang Sedang Makan Sahur.
حدثنا محمد بن الربيع حدثنا يوسف بن أبي طيبة حدثنا إدريس بن يحيى الخولاني، حدثني عبد الله بن عياش بن عباس القتباني، عن عبد الله بن سليمان الطويل ، عن نافع ، عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ. (رواه الطبراني : 6621 – المعجم الأوسط للطبراني - باب الميم من اسمه محمد – الجزء : 14 – صفحة : 199)
Muhammad bin Ar-Rabi’ bercerita kepada kami, Yusuf bin Abi Thaibah bercerita kepada kami, Idris bin Yahya Al-Khaulany bercerita kepada kami, Abdullah bin ‘Iyasy bin Abbas Al-Qatbany bercerita kepadaku, dari Abdullah bin Sulaiman Ath-Thawil dari Nafi’ dari Ibnu Umar ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur.(HR.Thabrani : 6621, Asl-Mu’jam Al-Awsath Lith-Thabrany, Babul mim min ismi Muhammad, juz 14, hal.199)
Yazid bercerita kepada kami, Hammad bin Salamah bercerita kepada kami, dari ya’la bin ‘Atha’, dari Abdullah bin Yasar, bahwa Amer bin Huraits menjenguk Hasan bin Ali ra. Ali ra berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Tidaklah seorang mukmin yang menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat (berdoa) kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh.(HR.Ahmad : 715, Musnad Ahmad, bab Musnad Ali bin Abi Thalib, juz 2, hal. 221)
Muhammad bin Al-A’la Ash-Shan’ani bercerita kepada kami, Salamah bin raja’bercerita kepada kami, AlWalid bin Jamil bercerita kepada kami, Al-Qasim, yaiotu Abu Abdirrahman bercerita kepada kami, dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata : Dituturkan kepada Rasulullah saw dua orang laki-laki, salah satunya adalah seorang ahli ibadah, dan yang lain adalah seorang yang alim (berilmu), lalu Rasulullah saw bersabda : Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Kemudian Rasulullah saw bersabda lagi : Sesungguhnya para malaikat, penghuni langit, bumi, semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat (berdo’a) untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.(HR.Tirmidzi : 2609, Sunan Tirmidzi, Bab Maa jaa-a fii fadhlil fiqhi alal-ibaadati, juz 9, hal.299)
Dari Zaid bin Arqam, ia berkata : Saya tidak mengatakan kepada kalian, kecuali seperti apa yang dikatakan Rasulullah. Beliau berdo’a : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, pengecut, kikir, lemah karena sangat tua dan siksa kubur - Ya Allah, berikanlah nilai-nilai ketakwaan dan kesucian buat diriku, Engkau sebaik-baik pemberi kesucian, Engkau pemimpin dan pelindung diriku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari do’a yang tidak dikabulkan. (HR. Muslim : 4899, Shahih Muslim, babut-Ta’awqwudz m,in Syarri maa umila wa min syarri maa lam yu’mal, juz 3, hal. 351)