Al-Baqarah
Ayat 30
Dua ayat berturut-turut telah berlalu, yaitu ayat 28 dan
29, yang menyadarkan kita sebagai hamba Allah. Pertama, bagaimana kita akan
kufur kepada Allah, padahal dari mati kita dihidupkan oleh-Nya. Kemudian Dia
matikan kembali, setelah itu akan dihidupkan-Nya kembali untuk mempertanggung
jawabkan amal yang telah dikerjakan pada kehidupan yang pertama di dunia yang
fana ini. Kedua, bagaimana kita akan kufur kepada-Nya, padahal seluruh isi bumi
telah disediakan untuk kita. Untuk
menerima kedatangan kita di muka bumi ini, terlebih dahulu telah Allah siapkan persediaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Kemudian datanglah ayat tentang berita khalifah
(penguasa) di muka bumi :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."
Pada ayat ini Allah mengabarkan karunia-Nya
kepada anak Adam (manusia) sebelum mereka diciptakan, yaitu berupa penghormatan
kepada mereka dengan membicarakan mereka dihadapan makhluk yang tinggi (para
malaikat), dengan firman-Nya :
Awal ayat 30 : وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." Maksudnya
adalah wahai Muhammad, ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
dan ceritakan pula hal itu kepada kaummu, bahwa sesungguhnya Allah
hendak menjadikan seorang khalifah (penguasa) di muka bumi, yaitu suatu kaum
yang akan menggantikan kaum lainnya, abad demi abad, dan generasi demi generasi.
Khalifah yang dimaksudkan dalam ayat ini bukanlah hanya Nabi Adam saja,[1]
sebagaimana pengartian dalam ayat 165 surat Al-An’am :
وَهُوَ الَّذِي
جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ
لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan Dia
lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (penguasa-penguasa) di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat
cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khalifah
dalam ayat 30 surat Al-Baqarah ini, menurut Ibnu Jarir, arti firman Allah : Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi dari-Ku yang menjadi pengganti-ku dalam memutuskan perkara secara
adil diantara semua makhluk-Ku. Khalifat tersebut adalah Adam dan orang-orang
yang menempati posisinya dalam ketaatan kepada Allah dan pengambilan keputusan
secara adil di tengah-tengah umat manusia. Adapun orang-orang yang suka
mengadakan pengrusakan dan pertumpahan darah tidaklah termasuk khalifah-khalifah
Allah di muka bumi ini.
Adapun tugas
manusia sebagai khalifah di muka bumi secara umum banyak kita jumpai dalam
Al-Qur’an, antara lain :
Untuk Memakmurkan Bumi
(QS.Huud
: 61)
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا
قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ
الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ
إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (هود :61)
Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh.
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(doa hamba-Nya)."
Untuk Amar Ma’ruf Nahi Munkar
(QS.Al-Hajj
: 41)
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ
أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا
عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ. (الحج :41)
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.
Setelah nampak dengan jelas di awal ayat, bahwa Allah telah berfirman kepada malaikat
dengan menyatakan maksud hendak mengangkat khalifah di muka bumi ini, maka
kemudian malaikat merespon dengan kalimat pertanyaan ingin mengetahui hikmahnya,
seperti pertengahan ayat berikut :
Tengah ayat 30 : قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ - Mereka berkata : "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Pertengahan ayat ini dilontarkan malaikat setelah
Allah menyatakan maksud-Nya, yaitu akan mengangkat khalifah di muka bumi, maka
malaikat-pun memohon penjelasan, bukan dimaksudkan untuk menentang dan memperotes
Allah, dan juga bukan karena dengki atau iri kepada manusia, tetapi merupakan kalimat
pertanyaan meminta informasi dan pengetahuan tentang hikmah yang terkandung
dalam penciptaan khalifah ini. Para malaikat mengatakan : Wahai Tuhan kami, apakah
hikmah yang terkandung dalam penciptaan mereka, padahal diantara mereka ada orang-orang
yang suka membuat kerusakan di muka bumi dan pertumpahan darah? Jikalau yang
dimaksudkan agar Engkau disembah, maka kami selalu bertasbih, memuji dan menyucikan
Engkau, yakni kami selalu beribadah kepada-Mu.[2]
Menurut imam Ath-Thabary, pertanyaan malaikat
: “"Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah,”
sebenarnya malaikat tidak mempunyai pengetahuan yang dapat mengetahui hal-hal
gaib, namun mereka hanya sekedar menduga-duga, tidak berdasarkan ilmu yang
penuh keyakinan[3].
Malaikat sebagai makhluk, tentu saja
pengetahuannya tidak seluas pengetahuan Allah, namun malaikat bersama Iblis pernah
di utus oleh Allah untuk menumpas kejahatan yang dilakukan golongan Jin sebagai
makhluk yang pertama kali menjadi penghuni bumi dan membuat kerusakan serta
pertumpahan darah di dalamnya, sebagiamana
dikisahkan oleh Ibnu Jarir, yang berasal dari Ibnu Abbas, ia berkata : Sesungguhnya
yang pertama kali menghuni bumi adalah makhluk Jin, lalu mereka membuat
kerusakan, mengadakan pertumpahan darah dan bunuh membunuh satu sama lainnya. Ibnu
Abbas meneruskan perkataannya, setelah itu Allah mengutus Iblis untuk menumpas
mereka. Akhirnya Iblis bersama para malaikat berhasil menumpas mereka, dan
kengejar hingga ke pulau-pulau yang ada diberbagai laut dan bahkan sampai ke
puncak-puncak gunung. Setelah itu baru Allah
menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi. Untuk itulah Allah berfirman : "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [4]
Dari peristiwa
yang dialami, malaikat-malaikat rupanya ada sedikit pengetahuan, bahwasanya
yang akan diangkat menjadi khalifah itu adalah satu jenis makhluk yang apabila telah ramai, seperti kisah golongan Jin di
atas, akan berebut kepentingan. Akhirnya
satu orang dengan orang lainnya atau
satu golongan dengan golongan lainnya saling berebut kepentingan, maka kemudian
muncullah pertentangan, dan dengan demikian timbullah kerusakan bahkan akan
timbul juga pertumpahan darah. Itulah sebabnya, malaikat bertanya untuk
mendapatkan penjelasan dari Allah. Para Malaikat tidak mungkin menentang atau memprotes Allah,
karena mereka dinyatakan Allah sebagai makhluk yang tidak pernah
membangkang perintah-Nya dan bahkan senantiasa taat melaksanakan apa pun
yang diperintahkan-Nya, sebagaiman dalam Al-Qur’an ayat 6 surat At-Tahrim :
......عَلَيْهَا
مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Lalu Allah menjawab : "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Akhir ayat 30 : قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ Tuhan
berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."- Allah bermaksud menyadarkan para malaikat-Nya bahwa
sesungguhnya Dia mengetahui kemaslahatan dan hikmah sesuatu yang tidak mereka
ketahui. Termasuk dalam penciptaan seorang khalifah, tentu ada suatu hikmah
yang boleh jadi tidak mereka ketahui. Kalimat pertanyaan para Malaikat dijawab
oleh Allah, bahwa
semua itu sudah diperhitungkan secara matang atas dasar Kemahatahuan-Nya yang
melampaui pengetahuan semua makhluk-Nya, termasuk para malaikat. Semua yang
akan Allah lakukan atas makhluk-Nya sudah dirancang dengan
penuh detil yang tidak ada cacatnya. Jawaban
Allah terhadap pertanyaan malaikat, tidaklah terdapat bantahan, hanya saja Allah
menjelaskan bahwasanya pendapat dan ilmu mereka (para malaikat) tidaklah seluas
dan sejauh pengetahuan Allah. Allah-pun tidak memungkiri bahwa kerusakan-pun
akan timbul dan darah-pun akan tertumpah. Dalam jawaban Allah yang demikian, malaikat-pun
menerimalah dengan penuh khusyu dan taat.