Kamis, 17 Januari 2013

HUKUM MENUNAIKAN ZAKAT

Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan termasuk dari pondasi Islam yang agung. Maka hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi persyaratan. Landasannya adalah Al-Qur'an dan hadits Nabi, antara lain :

وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku´ (QS.Al-Baqarah : 43)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Baqarah: 110).

Kata perintah pada ayat di atas yang berbunyi “tunaikanlah zakat” adalah menunjukkan perintah ‘wajib’ yang mesti ditunaikan oleh setiap muslim. Hukum wajib ini diperkuat oleh ayat-ayat lain dan hadits Nabi yang memberikan keterangan adanya hukuman yang amat berat bagi orang-orang yang enggan membayar zakat.

Dan hadits berikut ini, Rasulullah saw menggunakan bahasa yang lebih tegas bahwa zakat adalah wajib.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي
يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رُبَّمَا قَالَ وَكِيعٌ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ مُعَاذًا قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ. (واه مسلم : 27- صحيح مسلم - المكتبة الشاملة –بَاب الدُّعَاءِ إِلَى الشَّهَادَتَيْنِ وَشَرَائِعِ الْإِسْلَامِ - الجزء : 1– صفحة : 111)
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib], dan [Ishaq bin Ibrahim], semuanya dari Waki'. [Abu Bakar] berkata : Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Zakariya bin Ishaq], dia berkata : Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] dari [Mu'adz bin Jabal]. [Abu Bakar] berkata : Barangkali, [Waki'] berkata, dari [Ibnu Abbas], bahwa [Mu'adz] berkata : Rasulullah saw mengutusku. Beliau bersabda : Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu pada setiap siang dan malam. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka kamu jauhilah harta mulia mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzhalimi, karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah. (HR Muslim :27, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babud du’aai ilasy-Syahadain wa syaraai’il islaami, juz : 1, hal. 111)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُسْنَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو رَوْحٍ الْحَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ. (رواه البخاري :24- صحيح البخاري – المكتبة الشاملة –بَاب فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوْا الزَّكَاةَ- الجزء : 1– صفحة : 42)
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Al Musnadi] dia berkata : Telah menceritakan kepada kami [Abu Rauh Al-Harami bin Umarah] ia berkata : Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Waqid bin Muhammad] ia berkata : aku mendengar [bapakku] menceritakan dari [Ibnu Umar], bahwa Rasulullah saw telah bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah. (HR Bukhari : 24, Shahih Bukhari, Al-Maktbah Asy-Syamilah, bab fa in taabuu wa aqqmush shalaata wa aatuz zakaata, juz : 1, hal. 42)

Pada awal masa pemerintahan khalifah Abu Bakar, yaitu tahun 11 H, beliau memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat. Beliau bersumpah : Demi Allah, akan saya perangi orang-orang yang membeda-bedakan antara shalat dan zakat. Umar berkata : Demi Allah, Allah telah membukakan hati Abu Bakar untuk melakukan peperangan terhadap orang-orang yang enggan membayar zakat, dan saya yakin bahwa tindakannya itu adalah benar.

ANCAMAN BAGI YANG ENGGAN BAYAR ZAKAT

Sabtu, 12 Januari 2013

KEISTIMEWAAN RASULULLAH SAW

 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ. (رواه مسلم : 812– صحيح مسلم – المكتبة الشاملة - بَاب كِتَاب الْمَسَاجِدِ وَمَوَاضِعِ الصَّلَاةِ – الجزء : 3 – صفحة : 109)
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id, ‘Ali bin Hujr. Mereka mengatakan, telah menceritakan kepada kami ‘Isma’il – dia adalah Abu Ja’far- dari Al-‘Ala’ dari Ayahnya dari Abu Hurairah. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Aku diberi keutamaan atas seluruh Nabi dengan 6 keutamaan, [1] Aku diberi Jawami’ul Kalim (sedikit lafadz, banyak maknanya), [2] Aku ditolong dengan Ar Ru’b (rasa takut di hati musuh), [3] dihalalkan bagiku harta rampasan perang, [4] permukaan bumi dijadikan suci dan tempat untuk shalat bagiku, [5] aku diutus untuk seluruh manusia, [6] dan aku adalah penutup para Nabi”. ( HR. Muslim : 812, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab kitab masajid wa mawaadhi’ish shalati, juz : 3, hal. 109)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ حَدَّثَنَا سَيَّارٌ هُوَ أَبُو الْحَكَمِ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ الْفَقِيرُ قَالَ حَدَّثَنَا جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنْ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ. (رواه البخاري : 419 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا – الجزء : 2 – صفحة : 218) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan -yaitu Al ‘Awaqi- telah menceritakan kepada kami Husyaim berkata. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Sa’id bin An Nadlr berkata, telah mengabarkan kepada kami Husyaim berkata, telah mengabarkan kepada kami Sayyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid -yaitu Ibnu Shuhaib Al Faqir- berkata, telah mengabarkan kepada kami Jabir bin ‘Abdullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada orang sebelumku, yaitu : (1) aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sejauh satu bulan perjalanan, (2) dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan bersuci. Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, (3) dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, (4) para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, (5) aku diberikan (hak) syafa’at. (HR.Bukhari : 419, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Jumat, 04 Januari 2013

JANGAN MEMINTA JABATAN

Larangan meminta jabatan, dan bahkan lebih baik meninggalkan jabatan  jika tidak mampu memegang amanah atau meninggalkan ambisi terhadap jabatan.

تِلكَ الدَّارُ الآخِرَةُ نَجعَلُهَا لِلَّذِينَ لاَ يُرِيدُونَ عُلُوّاً في الأَرضِ وَلاَ فَسَاداً وَالعَاقِبَةُ لِلمُتَّقِين - القصص: 83

Negeri akhirat [1140] itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) [1141] itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Qashash : 83)

[1140] Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat.
[1141] Maksudnya: syurga

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ بْنِ فَارِسٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسْأَل الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ وَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ. (رواه البخاري : 6227- صحيح البخاري – المكتبة الشاملة - بَاب الْكَفَّارَةِ قَبْلَ الْحِنْثِ وَبَعْدَهُ – الجزء : 20 – صفحة : 440)
 Dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : janganlah engkau meminta kepemimpinan (jabatan), sebab jika engkau diberi (jabatan) tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah). Namun jika engkau diberi jabatan karena meminta niscaya engkau akan ditelantarkan (tidak akan ditolong oleh Allah). Dan jika engkau bersumpah atas suatu sumpah, kemudian engkau melihat suatu yang lebih baik, maka lakukanlah yang lebih baik itu dan bayarlah kaffarat sumpahmu. (HR.Bukhari : 6227, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Kaffarah Qablal hintsi wa ba’dahuu, juz : 20, hal. 440)

 حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي شُعَيْبُ بْنُ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ الْحَارِثِ بْنِ يَزِيدَ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ ابْنِ حُجَيْرَةَ الْأَكْبَرِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا.(رواه مسلم : 3404 - صحيح مسلم – المكتبة الشاملة - بَاب كَرَاهَةِ الْإِمَارَةِ بِغَيْرِ ضَرُورَةٍ – الجزء : 9 – صفحة : 347)
Dari Abu Dzar, ia berkata : Aku bertanya : Wahai Rasulullah, Tidakkah engkau menjadikan aku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata : Kemudian beliau menepuk bahuku dengan tangannya seraya bersabda : Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah sementara kepemimpinan itu adalah amanat. Dan nanti pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut. (HR. Muslim : 3404, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, karahatil imaarati bighairi dharuuratin, juz : 9, hal. 347)

 حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ. (رواه البخاري : 6615 - صحيح البخاري – المكتبة الشاملة -بَاب مَا يُكْرَهُ مِنْ الْحِرْصِ عَلَى الْإِمَارَةِ – الجزء : 22– صفحة : 59)
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda : Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan (jabatan), padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. Ia adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan. (HR. Bukhari : 6615, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab maa yukrahu minal hirshi ‘alal imaarah, juz : 22, hal. 59)

Rabu, 19 Desember 2012

MERAIH RIDHA ALLAH

Perkataan ridha berasal dari bahasa arab, “radhiya” (رَضِيَ) yang artinya : puas, rela, suka dan senang hati. Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya (takdir), baik berupa nikmat maupun berupa musibah. Apabila kita mentaati aturan Allah dengan beriman dan beramal shalih, maka hal itu adalah bukti, bahwa kita ridha terhadap Allah. Lalu Allah memberikan balasan berupa surga, itulah bukti, bahwa Allah-pun ridha terhadap kita. Perhatikan firman Allah :

 إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8) 7.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah (98) : 7 - 8)

.....أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
…….meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun (ridha) merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS.Al-Mujadilah : 22)

 وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الأنْهَارُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS.At-Taubah : 100)

 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) 27.
Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam surga-Ku. (QS.Al-Fajr : 27 – 30)

 Kembali kepada Allah dengan hati yang puas (ridha), lalu Allah ridha dengan memberikan surga di akhirat nanti sebagai balasan terhadap iman dan amal shalih yang dikerjakan sewaktu masih hidup di dunia.

 وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ (8) لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ (9) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (10) 8.
 banyak muka pada hari itu berseri-seri, 9. merasa senang (ridha) karena usahanya, 10. dalam surga yang tinggi, (QS.Al-Ghasyiyah (88) : 7 – 10.

 Ridha Terhadap Taqdir Allah. Ada sebuah kisah : Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahala-Nya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdir-Nya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”. Wallaahu A’lam.

Jumat, 07 Desember 2012

FUNGSI ZAKAT

Fungsi Zakat Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu secara vertikal sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (hablu minallah) dan secara horizontal sebagai kewajiban kepada sesama manusia (hablu minannaas). Zakat sebagai ibadah maliyah (yang berhubungan dengan harta) mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai berikut : 1. Membersihkan atau menyucikan harta dan jiwa muzaki (orang yang menunaikan zakat). Firman Allah : خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.At-Taubah : 103) 2. Membina tali persaudaraan. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ أَتَى رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ذُو مَالٍ كَثِيرٍ وَذُو أَهْلٍ وَوَلَدٍ وَحَاضِرَةٍ فَأَخْبِرْنِي كَيْفَ أُنْفِقُ وَكَيْفَ أَصْنَعُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُخْرِجُ الزَّكَاةَ مِنْ مَالِكَ فَإِنَّهَا طُهْرَةٌ تُطَهِّرُكَ وَتَصِلُ أَقْرِبَاءَكَ وَتَعْرِفُ حَقَّ السَّائِلِ وَالْجَارِ وَالْمِسْكِينِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقْلِلْ لِي قَالَ فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا فَقَالَ حَسْبِي يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا أَدَّيْتُ الزَّكَاةَ إِلَى رَسُولِكَ فَقَدْ بَرِئْتُ مِنْهَا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ إِذَا أَدَّيْتَهَا إِلَى رَسُولِي فَقَدْ بَرِئْتَ مِنْهَا فَلَكَ أَجْرُهَا وَإِثْمُهَا عَلَى مَنْ بَدَّلَهَا. (رواه احمد : 11945 - مسند احمد- المكتبة الشاملة –بَاب مسند انس بن مالك - الجزء : 24- صفحة : 491) Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al-Qasim], telah menceritakan kepada kami [Laits], dari [Khalid bin Yazid], dari [Sa’id bin Abu Hilal], dari [Anas bin Malik], ia berkata : Seorang laki-laki dari Bani Tamim mendatangi Rasulullah saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah! Saya memiliki harta yang banyak, memiliki keluarga, anak dan kota besar (metropolis). Maka kabarkanlah kepadaku bagaimana aku harus berinfaq dan bagaimana aku harus berbuat? Maka Rasulullah saw bersabda : Keluarkan zakat dari hartamu, karena hal itu adalah pencuci yang akan membersihkan kamu, dapat menghubungkan tali persaudaraan dengan keluargamu, dan dapat mengenal hak peminta, tetangga dan orang-orang miskin. Lalu laki-laki itu berkata : Wahai Rasulullah! Sedikitkanlah (kurangilah kewajiban itu) untukku. Beliau bersabda : Maka berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Maka laki-laki itu berkata : Telah cukupkah bagiku wahai Rasulullah, jika aku tunaikan zakat kepada utusanmu (sebagai amil zakat), maka aku telah terlepas diri dari kewajiban itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Lalu Rasulullah saw bersabda : Ya, jika engkau telah berikan zakat itu kepada utusanku (sebagai amil zakat), maka engkau telah terlepas diri dari kewajiban itu. Dan engkau mendapatkan pahalanya, sedang dosanya adalah bagi orang yang menggantinya dengan yang lain. (HR.Ahmad : 11945, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab musnad Anas bin Malik, juz : 24, hal. 491) 3. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan tanggung jawab (kewajiban). Hadits Nabi : حدثنا أبو العباس محمد بن يعقوب حدثنا بحر بن نصر حدثنا ابن وهب عن عمرو بن الحارث عَنْ دَرَّاجٍ أَبِي السَّمْحِ عن ابن حجيرة الأكبر الخولاني عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إِذَا اَدَّيْتَ الزَّكَاةَ فَقَدْ قَضَيْتَ مَا عَلَيْكَ، وَمَنْ جَمَعَ مَالاً حَرَامًا ثُمَّ تَصَدَّقَ بِهِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهِ اَجْرٌ وَكَانَ إِصْرُهُ عَلَيْهِ. (رواه الحاكم : 1391 -المستدرك على الصحيحين للحاكم - المكتبة الشاملة –باب إذا أديت الزكاة فقد قضيت ما عليك– الجزء : 3 – صفحة : 471) Telah menceritakan kepada kami [Abu Al-Abbas, yaitu Muhammad bin Ya’qub], telah menceritakan kepada kami [Bahr bin Nashr], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Amr bin Al-Harits] dari [Darraj Abi AS-Samh], dari [Ibnu Hajirah Al-Akbar Al-Khaulani], dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah saw, bersabda : Apabila kamu telah menunaikan zakat, maka kamu telah menunaikan sesuatu yang diwajibkan atasmu. Dan barangsiapa mengumpulkan harta yang haram kemudian bersedekah dengannya, maka ia tidak mendapat pahala bersedekah, dan bahkan dosanya dibebankan kepadanya. (HR. Hakim : 1391, Al-Mustadrak Lishshahihaini Lil-Hakim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Addaitaz zakata faqad qadlaita, juz : 3, hal. 471) 4. Menjembatani jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar tidak ada kesenjangan sosial di antara keduanya. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ : إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ..... فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ....(صحيح البخاري : 1401– صحيح البخاري–المكتبة الشاملة –باب اخد الصَدَقَة مِنْ الأغْنِيَاء وتُرَدُّ فى الفُقَرَاء–الجزء : 5 –صفحة: 356) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah], telah mengabarkan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma’bad] bekas hamba sahaya [Ibnu Abbas] dari [Ibnu Abbas] ia berkata : Rasulullah saw berkata kepada Mua’adz bin Jabal ketika beliau mengutusnya ke Yaman : Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum ahlul kitab....., maka beritakanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada mereka yang diambil dari kalangan orang-orang kaya diantara mereka dan dibagikan kepada kalangan orang-orang fakir diantara mereka. (HR.Sahih Bukhari : 1401, shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Akhdzush shadaqah minal aghniya’ wa turaddu fil-Fuqaraai, juz : 5, hal. 356) 5. Meredam kemurkaan Allah. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ الْعَمِّيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى الْخَزَّارُ الْبَصْرِيُّ عَنْ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ.(رواه الترمذ : 600 – سنن الترمذي- المكتبة الشاملة -بَاب مَا جَاءَ فِي فَضْلِ الصَّدَقَةِ - الجزء : 3- صفحة : 73) Telah menceritakan kepada kami [Uqbah bin Mukram Al-‘Ammiy Al-Bashriy], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin ‘Isa Al-Khazzar Al-Bashriy], dari [Yunus bin ‘Ubaid], dari [Al-Hasan] dari [Anas bin Malik], ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Seseungguhnya sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan mencegah (menghindarkan) seseorang dari meninggal dalam keadaan yang buruk. (su’ul khatimah). (HR. Tirmidzi : 600, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab maa jaa-a fii fadhlish shadaqati, juz : 3, hal. 73) 6. Dosa akan terampuni. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ مُعَاذٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَأُنَبِّئُكَ بِأَبْوَابٍ مِنْ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَقِيَامُ الْعَبْدِ مِنْ اللَّيْلِ ثُمَّ قَرَأَ : تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَن الْمَضَاجِعِ - إِلَى آخِرِ الْآيَةِ. (رواه احمد : 21116 –مسند احمد- المكتبة الشاملة –بَاب حديث معاذ بن جبل - الجزء : 45- صفحة : 109) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah], telah menceritakan kepadaku ayahku. Telah menceritakan kepada kami [Hammad] yakni [Ibnu Salamah] dari [‘Ashim bin Bahdalah] dari [Syhr bin Hawsyab] dari [Mu’adz], bahwa Nabi saw bersabda : Aku akan memberitahukan kepadamu pintu-pintu kebaikan, yaitu : Puasa adalah perisai (dari api neraka dan maksiat), sedekah memadamkan (menghapuskan) kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api dan seorang hamba yang bangun di malam hari (mengerjakan shalat malam), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya…. sampai akhir ayat. (HR.Ahmad : 21116, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab hadts Mu’adz bin Jabal, juz : 45, hal. 109) 7. Menyelamatkan seseorang dari panasnya hari kiamat. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُبَارَكٍ أَخْبَرَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ عِمْرَانَ أَنَّهُ سَمِعَ يَزِيدَ بْنَ أَبِي حَبِيبٍ يُحَدِّثُ أَنَّ أَبَا الْخَيْرِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ أَوْ قَالَ يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ. (رواه احمد : 16695 - مسند احمد- المكتبة الشاملة –بَاب حديث عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الجهني- الجزء :35- صفحة :295) Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak], telah mengabarkan kepada kami [Harmalah bin Imran], bahwanya ia mendengar [Yazid bin Habib] menceritakan, bahwa [Abul Khair] menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar [Uqbah bin Amir] berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya (nanti pada hari kiamat, dimana matahari sangat dekat dengan kepala) hingga perkara diantara manusia diputuskan, atau segala perkara diantara manusia dihukumi. (HR.Ahmad :16695, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab hadits ‘Uqbah bin Amir Al-Juhany, juz : 35, hal.295) 8. Allah membuka pintu rizki dari harta yang dizakati. Firman Allah : يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS.Al-Baqarah : 276) Hadits Nabi : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ.(صحيح مسلم : 4689-صحيح مسلم –المكتبة الشاملة – بَاب اسْتِحْبَابِ الْعَفْوِ وَالتَّوَاضُعِ –الجزء :12–صفحة: 474) Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub], [Qutaibah] dan [Ibnu Hujr], mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami [Ismail], yaitu [Ibnu Ja’far] dari [Al-‘Ala’] dari ayahnya, dari [Abu Hurairah], dari Rasulullah saw, beliau bersabda : Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya. (HR. Muslim : 4689, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Istihbaabul ‘afwi wat-Tawadlu’i, juz : 12, hal.474). 9. Merupakan sebab turunnya banyak kebaikan. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبُو أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ أَبِي مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ ..... وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ..... .(رواه ابن ماجه : 4009– سنن ابن ماجه - المكتبة الشاملة - بَاب الْعُقُوبَاتِ - الجزء : 12- صفحة : 25) Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid Ad-Damisyqy], telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Abdurrahman Abu Ayyub], dari [Ibnu Abu Malik] dari ayahnya, dari [‘Atha’ bin Abi Rabah] dari [Abdullah bin Umar], ia berkata : Rasulullah saw menghadapkan wajah kepada kami, lalu bersabda : Wahai golongan muhajirin : ..... Tidaklah mereka enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka, melainkan mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan. (HR. Ibnu Majah : 4009, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, babul ‘uqubaat, juz : 12, hal.25)

Rabu, 05 Desember 2012

IMAN BERTAMBAH DAN BERKURANG

عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِنَّ الإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الْخَلِقُ فَاسْأَلُوا اللَّهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ. (رواه الحاكم : 5 – المستدرك على الصحيحين للحاكم – المكتبة الشاملة – باب الإيمان ليخلق في جوف أحدكم – الجزء : 1 – صفحة : 8) Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra, bahwa Nabi SAW, bersabda : Sesungguhnya iman sungguh akan usang (hilang) dari dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya baju. (Oleh karenanya) maka hendaknya kalian memohon kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam hati kalian. (HR. Al-Hakim : 5, Al-Mustadrak Alash Shahihain Lil-Hakim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Al-Imanu Layakhlaqu, juz : 1, hal. 8) حدثنا حماد بن سلمة، عن أبي جعفر الخطمي، عن أبيه، عن جده عمير بن حبيب قال : الإيمان يزيد وينقص - قيل : وما زيادته ونقصانه؟ قال : إذا ذكرنا الله فحمدناه وسبحناه فتلك زيادته، وإذا غفلنا ونسينا فذلك نقصانه. (الإبانة الكبرى لابن بطة : 1125 – المكتبة الشاملة – باب الإيمان يزيد وينقص – الجزء : 3 – صفحة : 153) Umair ibn Habib, ia berkata : Iman itu bertambah dan berkurang. Dikatakan kepadanya : Apa yang menambahnya dan apa pula yang menguranginya? Dia berkata : Jika kita mengingat Allah, memuji-Nya dan bertasbih kepada-Nya, itulah bertambahnya iman. Dan jika kita lalai dan lupa, maka itulah yang mengurangi iman. (Al-Inabah Al-Kubra Libni Bath-Thah : 1125, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Al-Iman yazid wa yanqush, juz : 3, hal. 153) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَاسِعٍ عَنْ شُتَيْرِ بْنِ نَهَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ.....قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا قَالَ أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. (رواه احمد : 8353 – مسند احمد – المكتبة الشاملة – باب مسند ابو هريرة - – الجزء : 17 – صفحة : 395) Rasulullah saw bersabda : Perbaharuilah iman kalian. Maka ditanyakan kepada beliau : Bagaimana caranya kami memperbaharui iman kami wahai Rasulallah? Rasulullah saw menjawab : Perbanyaklah membaca kalimat Laa Ilaaha Illallaah. (HR. Ahmad : 8353, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab musnad Abu Hurairah, juz : 17, hal. 395)