Jumat, 28 Maret 2014

TABAH DAN SABAR



SABAR, TABAH DAN MAMPU MENGENDALIKAN DRI  
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (آل عمران: 200)
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS.Ali Imran : 200)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ والْجُوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابرِينَ (البقرة: 155)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah : 155)
Allah akan menguji kaum muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, umat yang mempunyai keyakinan yang kokoh, jiwa yang tabah, dan tahan uji. Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (البقرة : 156)
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucapkan:` Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (QS.Al-Baqarah : 156)
Apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan "innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun", yang artinya "sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali"
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (البقرة :157)
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al-Baqarah : 157)
Kabar gembira itu ialah berita bahwa orang-orang yang sabar itu mendapat berkat, ampunan, rahmat dan pujian dari Allah, dan mereka itu mendapat petunjuk kepada jalan yang benar.
إنَّمَا يُوَفَّى الصَّابرُونَ أجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ. (الزمر: 10)
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Azzumar : 10)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إنَّ ذلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ (الشورى: 43)
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS.Asy-Syuura : 43)
  
اسْتَعِينُوا بالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إنَّ اللهَ مَعَ الصَّابرِينَ (البقرة: 153)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah : 153)  
 وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرينَ (محمد: 31)
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
  orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu. (QS.Muhammad : 31)

Kamis, 27 Maret 2014

SURAT AL-FATIHAH AYAT 7



صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Setelah Allah swt. mengajarkan kepada kita  untuk berdo’a (memohon)  kepada-Nya agar selalu dibimbing menuju “shiraatal mustaqiim”, yaitu jalan yang lurus dan benar, maka pada ayat ini Allah menerangkan apa jalan yang lurus itu. Dalam ayat ini Allah menyebutkan 3 (tiga) golongan manusia, yaitu :
1. GOLONGAN ORANG YANG  DIBERI NIKMAT
 Shiraathal Mustaqiim (Jalan yang lurus), yaitu jalan golongan orang-orang yang telah dianugerahi nikmat oleh Allah swt, mereka adalah para Nabi, Shiddiqiin, Syuhada’, dan Shalihiin. Firman Allah  :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا .(النساء : 69) 
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) dan Shaalihiin (orang-orang saleh). Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisaa : 69)
Pada ayat 69 surat An-Nisaa ini Allah mengajak dan mendorong kita  agar taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya dengan menjanjikan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekadar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah,  yaitu para Nabi, para siddiiqiin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan Shaalihiin (orang-orang yang saleh). Secara garis besar ada 4 (empat) macam golongan manusia yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga yaitu :
(1)  Para Rasul dan Nabi-nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah swt.
(2) Para siddiqiin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
(3)  Para syuhada’ yang pengertiannya dibagi seperti urutan berikut ini :
a. Orang-orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh di dalam peperangan melawan orang-oang kafir. Bagian (a) ini pahalanya lebih tinggi dari syahid lainnya dan dinamakan  “syahid dunia dan akhirat”.   
b. Orang-orang beriman yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta; dan dengan segala macam jalan (cara) yang  dapat dilaksanakannya berdasarkan hukum-hukum Allah. Bagian (b) ini hanya dinamakan “syahid akhirat”.
c. Orang-orang beriman yang mati ditimpa musibah yang mendadak atau teraniaya, seperti mati waktu bersalin, tenggelam di lautan, terbunuh dengan aniaya. Bagian (c) ini juga hanya dinamakan “syahid akhirat”.
d. Orang-orang yang mati berperang melawan orang-orang kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan dalam pembagian syahid yang mendapatkan anugerah Allah seperti yang terdapat dalam ayat 69 surat surat An-Nisaa di atas. Dan disebut namanya dengan “syahid dunia”.   
(4) Para Shaalihiin (orang-orang yang saleh),  yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.
Empat golongan manusia  itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah. Dan orang-orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat 69 surat An-Nisa’, mereka akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan empat golongan manusia, yaitu golongan para Nabi, shiddiiqiin yang membenarkan rasul-rasul dengan jujur dan patuh, syuhada’ yang telah mengorbankan jiwa dan hartanya untuk kemuliaan agama Allah, dan orang-orang saleh yang telah berbuat kebaikan dan menjauhi larangan Allah.
2.   GOLONGAN ORANG YANG DIMURKAI ALLAH
Shiraathal Mustaqiim (Jalan yang lurus) itu bukan jalan mereka yang dimurkai oleh Allah. Orang-orang yang dimurkai Allah itu ialah mereka yang tidak mau menerima seruan Allah yang disampaikan oleh para Rasul, karena berlainan dengan kebiasaan mereka, atau karena tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka.  Dan masuk juga dalam golongan ini (orang-orang yang dimurkai Allah), yaitu mereka yang mulanya telah menerima apa yang disampaikan oleh para Rasul,  tetapi kemudian lantaran sesuatu sebab mereka membelot, dan membelakangi pelajaran-pelajaran yang dibawa oleh para Rasul itu. Renungkan firman Allah :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ - أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS.Al-Mujaadilah : 14-15)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآَخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (QS.Al-Mumtahanah : 13)
  Di dalam sejarah banyak ditemukan orang-orang yang dimurkai Allah,  sejak di dunia ini mereka telah diazab, sebagai balasan yang setimpal bagi keingkaran dan sifat angkara murka mereka. Salah satu contoh adalah kaum `Ad, Tsamud dan Fira’un sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam kitab suci Al-Qur’an :
كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ - فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ - وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ  - سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ - فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ.  
Kaum Tsamud dan Aad telah mendustakan hari kiamat - Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa - Adapun kaum Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat kencang yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk) - Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (QS.Al-Haqqah:4-8)
فَإِنْ أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنْذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ
Jika mereka berpaling maka katakanlah : `Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Aad dan kaum Tsamud. (QS. Fushshilat : 13)
فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآَيَاتِنَا يَجْحَدُونَ - فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي أَيَّامٍ نَحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَخْزَى وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ  
Adapun kaum Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata : `Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami` Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami – Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan. (QS. Fushshilat : 15 - 16)
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Fushshilat : 15-16)
Contoh lain adalah Fira’un dan kaumnya yang telah disiksa oleh Allah dengan siksaan yang sangat keras sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ- فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً  
Dan telah datang Firaun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar – Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (QS.Al-Haqqah :9 – 10)
Mumi Fira’un yaitu bangkainya telah dibalsem sampai sekarang masih ada disimpan dalam museum di Mesir.
3.    GOLONGAN ORANG-ORANG YANG SESAT
Shiraathal Mustaqiim (Jalan yang lurus) itu bukan jalan mereka yang sesat. Adapun orang-orang yang sesat, ialah mereka yang tidak betul kepercayaannya, atau tidak betul pekerjaan dan amal ibadahnya serta rusak akhlaknya. Bila aqidah seseorang sudah tidak betul lagi, atau pekerjaan dan amal ibadahnya salah, serta  akhlaknya telah rusak, maka akan celakalah dia, dan kalau hal ini menimpa suatu bangsa, maka akan hancurlah bangsa itu. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa orang yang sesat adalah orang yang ingkar (kafir), baik ingkar dibidang ‘aqidah, amal ibadah ataupun akhlak.  Firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.  (QS.Ali ‘Imran : 90)
مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ  
Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan. (QS. Al-A’raaf : 186)
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا  
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (QS.Al-Kahfi : 17)
Dan semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan  orang-orang yang diberi nikmat, bukan kedalam golongan orang-orang yang dimurkai dan juga bukan golongan orang-orang yang sesat. Aamiin.
Surat Al-Fatihah adalah contoh do’a yang paling baik, sehingga  apabila Imam shalat membaca GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIIN, maka ma’mum dianjurkan mengucapkan 'Aamiin’. Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخاري : 740 – صحيح البخاري – المكتبة الشاملة – باب جهر المأموم بالتأمين - الجزء: 3 – صفحة : 248)
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah, dari Malik, dari Sumayya mantan budak Abu Bakar, dari Abu Shalih As-Saman, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw,  bersabda: "Jika Imam membaca GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIIN, maka ucapkanlah 'AMIIN'. Karena siapa yang ucapan 'AMIIN' nya bersamaan dengan 'AMIIN' nya Malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR.Bukhari : 740, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Jaharal ma’mum bita’min, juz : 3, hal. 248)

Kamis, 20 Maret 2014

AL-QUR'AN SURAT HUUD AYAT 112




فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Huud : 112)
Pada ayat ini Allah swt. memberikan tuntutan kepada Nabi Muhammad saw. terhadap apa yang semestinya ia perbuat di kala umatnya melancarkan tantangan dan meragukan Alquran yang dibawanya, yaitu supaya Nabi Muhammad saw. tetap pada pendiriannya berjalan di atas jalan yang lurus dan benar menyampaikan syariat yang diamanatkan kepadanya, melaksanakan risalahnya dan jangan sampai terlintas di dalam hatinya akan meninggalkan sebahagian dari apa yang telah diwahyukan kepadanya, karena kekejaman fitnahan umatnya sebagaimana firman Allah swt.:
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12)
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: `Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?` Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu (Q.S. Hud: 12)
Begitu pula orang-orang yang telah sadar dan insaf serta bertobat dari kemusyrikan dan kekafirannya dan telah beriman bersama Muhammad saw. supaya tetap dalam pendiriannya mempertahankan akidah tauhidnya dan jangan sekali-kali bergeser dari jalan yang lurus dan benar yang telah diimani dan diyakininya, karena Allah swt. melihat dan mengetahui semuanya itu. Sejalan dengan ayat ini firman Allah swt.:
فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah istiqamah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu; Allahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita). (QS. Asy Syura: 15)