Rabu, 10 Februari 2010

RENDAH HATI (TAWADHU')


Sikap rendah hati akan memantapkan ketakwaan, akan menyingkirkan kesombongan, akan mendapatkan rido Allah sebagai hamba yang senantiasa mendapatkan kucuran rahmat-Nya. Dan pada akhirnya akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu tergambar dalam rekaman firman Allah berikut ini :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67) (الفرقان : 63-67)

63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

64. dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.

65. dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".

66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.

67. dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS.Al-Furqan : 63-67)

Rendah Hati (Tawadhu') sebenarnya adalah salah satu ciri orang yang bertakwa. Hal ini sejalan dengan sebuah syair dalam kitab “Ta‘lîm al-Muta‘allim :

إِنَّ التَّوَاضُعَ مِنْ خِصَالِ الْمُتَّقِي - وَبِهِ التَّقِيُّ إِلىَ الْمَعَـالِي يَرْتَقِي

Sesungguhnya rendah hati adalah salah satu ciri orang yang bertakwa. Dan dengan rendah hati itu, orang yang bertakwa akan naik mencapai derajat yang tinggi.

Takwa adalah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

اِمْتِثَالُ اَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ

Dalam bahasa Arab kata takwa terdiri dari empat huruf, yaitu :

ت Tawadhu' (تَوَاضُعٌ) artinya adalah rendah hati. Dan juga dapat bermakna tadharru‘ (تَضَرُّعٌ) yang berarti merendahkan diri di hadapan Allah dan sopan santun terhadap sesama.

ق Qana‘ah(قَنَاعَةٌ) artinya menerima dengan rasa syukur semua karunia Allah

و Wara‘ (وَرَعٌ)artinya menjaga diri dari hal-hal syubhat dan tidak bermanfaat.

ي Yaqin (يَقِيْنٌ) artinya yakin sepenuh hati kepada Allah

Rasulull saw telah memerintahkan kita untuk selalu rendah hati. Sabda Nabi :

عَنْ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ ذَاتَ يَوْمٍ وَقَالَ: إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ. (رواه مسلم : 5109 -بَاب الصِّفَاتِ الَّتِي يُعْرَفُ بِهَا فِي الدُّنْيَا أَهْلُ الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ- الجزء 14 – صفحة : 24)

Dari Hisyam, dari Qatadah, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah saw berkhutbah, beliau bersabda : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati (tawadhu‘), sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada menganiaya kepada yang lainnya. (HR Muslim : 5109, Babush-Shifatil-Latiy yu’rafu biohaa fid-Dunya Ahlul-Jannati wa Ahlul-Naar, juz 14, hal.24)

Rasulullah saw memberikan informasi kepada kita, bahwa orang yang rendah hati akan diangkat derajatnya oleh Allah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. (رواه مسلم : 4689- بَاب اسْتِحْبَابِ الْعَفْوِ وَالتَّوَاضُعِ - الجزء 12 – صفحة : 474)

Dari Abu Hurairah, diterima dari Rasulullah saw, beliau bersabda : sedekah itu tidaklah mengurangi harta, Allah tidak menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba bersikap tawadhu‘ kecuali Allah pasti mengangkat (derajatnya). (HR Muslim : 4689, Bab Istihbab Li’afwin Wat-Tawadhu’i, juz 12, hal.474)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ تَوَاضَعَ ِللهِ دَرَجَةً رَفَعَهُ اللهُ دَرَجَةً حَتَّى يَجْعَلَهُ فِي عِلِّيِّينَ وَمَنْ تَكَبَّرَ عَلَى اللهِ دَرَجَةً وَضَعَهُ اللهُ دَرَجَةً حَتَّى يَجْعَلَهُ فِي أَسْفَلِ السَّافِلِينَ.(رواه احمد : 11299-باب مسند أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ – الجزء : 23- صفحة : 344)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang rendah hati karena Allah satu derajat, maka Allah mengangkatnya satu derajat pula hingga ia ditempatkan pada tempat yang setinggi-tingginya. Dan barangsiapa yang sombong kepada Allah satu derajat, maka Allah menjatuhkannya satu derajat pula, hingga ia ditempatkan pada tempat yang serendah rendahnya. (HR.Ahmad : 11299, Bab Musnad Abu Sa’id Al-Khudry, juz 23, hal.344)

عَنْ أَوْسِ بْنِ خَوْلِيٍّ أنه دخل على رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا أوس : مَنْ تَوَاضَعَ ِللهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ. (رواه ابو نعيم : 914 - باب من اسمه أوس- الجزء : 3- صفحة : 160)

Dari Aus bin Khawly, bahwasanya ia datang kepada Rasulullah saw, lalu beliau bersabda : WahaiAus! : Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat)-nya; da barangsiapa yang sombong, maka Allah akan menjatuhkan (derajat)nya. (HR Abu Nu‘aim : 914, Bab Man ismuh Aus, juz 3, hal.16)

Jumat, 05 Februari 2010

MOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH

-->
Sesungguhnya kita tidak suka mengidap penyakit hati berupa sifat-sifat tercela, antara lain adalah “KIKIR’, karena sifat ini akan mendatangkan kerugian. Sedikitnya ada empat kerugian yang akan dialami manusia yang terjangkit penyakit tersebut, yaitu : (1) Akan jauh dari Allah, yang berarti tidak akan mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. (2) Akan jauh dari surga, yang berarti tidak akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagianaan yang haikiki. (3) Akan jauh dari manusia, sebab tidak seorang pun yang suka bergaul dengan manusia kikir. (4) Akan dekat dengan neraka yang penuh dengan penderitaan.
Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ النَّارِ- وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ بَعِيدٌ مِنْ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنْ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنْ النَّارِ - وَلَجَاهِلٌ سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ عَالِمٍ بَخِيلٍ.(رواه الترمذي : 1884- سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ فِي السَّخَاءِ- الجزء 7 – صفحة : 222)
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda : Orang yang pemurah dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari nerka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan nerka. Dan seorang bodoh yang pemurah lebih dicintai Allah daripada seorang berilmu yang kikir. (HR.Timmidzi : 1884, Sunan Tirmidzi, Bab Maa jaa-a fissakhaai, juz 7, hal.222)
Banyak jenis sedekah yang bisa kita lakukan, antara lain adalah seperti yang tegaskan oleh Rasulullah saw berikut ini :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ الْبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالْعَظْمَ عَنْ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ.(رواه الترمذي : 1879- سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ فِي صَنَائِعِ الْمَعْرُوفِ- الجزء 7 – صفحة : 213)
Dari Abu Dzar ia berkata : Rasululah saw bersabda : Senyummu ke wajah saudaramu buatmu adalah sedekah, suruhanmu berbuat baik dan laranganmu berbuat jahat adalah sedekah, petunjukmu kepada orang yang nyasar (tersesat), buatmu adalah sedekah, bimbinganmu terhadap orang yang (buta), buatmu adalah sedekah, menghilangkan batu, duri dan tulang di jalanan, buatmu adalah sedekah, menuangkan air dari timbamu ke timba saudaramu, buatmu adalah sedekah. (HR.Timmidzi : 1879, Sunan Tirmidzi, Bab Maa jaa-a fii Shannai’il Ma’ruf, juz 7, hal.213)
Rasulullah Berdo’a Memohon Perlindungan Kepada Allah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو : أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَالْكَسَلِ وَأَرْذَلِ الْعُمُرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ (رواه البخاري : 4338 – صحيح البخاري - بَاب قَوْلِهِ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ - الجزء 14 – صفحة :310)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra, ia berkata : Rasulullah saw biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, malas, pikun, siksa kubur, fitnah dajjal dan dari fitnah kehidupan serta kematian. (HR.Bukhari :4338, Shahih Bukhari, Bab Qawlihi Wa minkum Man Yuraddu Ilaa Ardzlil Umur, juz 14, hal. 310)
Allah memerintahkan untuk bertakwa dan jauh dari sifat kikir agar kita menjadi hamba yang sukses dalam naungan rido Allah.
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS.At-Taghabun [ 64] :16)

Rabu, 03 Februari 2010

BERSIAUL DAN BERTEPUK TANGAN

-->
Berbagai macam cara orang menggangu orang yang sedang beribadah, antara lain adalah seperti yang dilakukan Kaum musyrikin Quraisy terhadap Nabi saw yang sedang melakukan tawaf, mereka mengganggu beliau dengan cara mengejeknya seraya BERSIUL dan BERTEPUK TANGAN. Berkenaan dengan peristiwa tersebut, maka turunlah firman Allah surat Al-Anfal berikut ini :
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (QS.Al-Anfal : 35)
Allah mengancam perbuatan mereka dengan azab karena mengganggu orang yang sedang beribadah.
(Asbabunnuzul, oleh Imam As-Suyuthy, Dar Al-Fajr Lit-Turats, Kaero, tahun 2002, hal.199)